Berdasarkan uraian pada konsumsi dapat memberikan implikasi bagi kebijakan perberasan: a Penurunan harga beras terutama menguntungkan
konsumen berpendapatan rendah di perkotaan maupun di pedesaan; b harga beras memiliki pengaruh yang besar bagi diversifikasi konsumsi pangan, di mana
efek pendapatan yang besar memberikan dampak buruk bagi konsumsi pangan lainnya jika harga beras naik; c peningkatan pendapatan konsumen akan disertai
dengan peningkatan harga dari beras yang dibelinya, yang mengindikasikan pentingnya perbaikan kualitas atupun atribut komoditas beras yang dijual
Suryana dan Mardianto, 2001.
2.8. Kerangka Pemikiran
Beras sebagai makan pokok mendominasi pola makan orang Indonesia dan memiliki peranan penting dalam menyokong ketahanan pangan secara
nasional maupun regional. Pentingnya peranan beras baik dari segi ketersediaan, kontrol harga dan distribusi bahkan produksi komoditi beras memerlukan campur
tangan pemerintah. Sebagai salah satu wilayahkabupaten sentra produksi padi di Sumatera
Utara, maka Kabupaten Mandailing Natal juga menghadapi permasalahan yang menjadi kendala dalam pemenuhan ketersediaan beras pada daerah tersebut. Dari
persoalan tersebut maka dalam penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketersediaan beras di Kabupaten Mandailing Natal dengan
indikator luas panen, produktivitas, harga beras, dan jumlah konsumsi beras. Variabel yang berhubungan dengan ketersediaan beras adalah produksi
beras daerah itu sendiri melalui luas panen tanaman padi. Lahan sawah sebagai
Universitas Sumatera Utara
salah satu faktor produksi yang merupakan “pabriknya” produk pertanian berupa padi yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap ketersediaan beras.
Besar kecilnya produksi padi antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Sehingga semakin besar pula luas panen tanaman padi maka
diharapkan menunjang ketersediaan beras. Namun demikian ada peluang lain yang menyebabkan tidak demikian, mengingat adanya alih fungsi lahan ke non
pertanian, perubahan iklim yang dapat menyebabkan kekeringan tidak tersedianya air dan banjir, serta prasarana pengairan irigasi yang kurang baik
sehingga akhirnya mengakibatkan penurunan produktivitas. Variabel jumlah konsumsi beras merupakan variabel selanjutnya yang
berhubungan ketersediaan beras. Semakin besar jumlah penduduk maka ketersediaan kebutuhan beras semakin besar. Namun demikian, konsumsi per
kapita yang semakin menurun dapat berlaku jika konsumsi ke non beras semakin besar dengan adanya diversifikasi makanan pokok.
Variabel lain yang juga berhubungan ketersediaan beras adalah harga beras. Pergerakan barang dari suatu daerah ke daerah lain adalah adanya
perbedaan harga yang merupakan mekanisme dinamis pasar, terjadinya perbedaan harga beras sehingga mendorong beras untuk dipindahkan ke daerah lain karena
adanya perbedaan jumlah ketersediaan beras, sehingga beras dikirim dari daerah surplus ke daerah yang membutuhkandefisit beras.
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3: Skema Kerangka Pemikiran
2.9. Hipotesis