Defenisi Operasional METODE PENELITIAN

Tabel 3.2. Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Rank Spearman Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono, 2007

3.5. Defenisi Operasional

Definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, spesifikasi kegiatan, atau memberi suatu operasional yang dibutuhkan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun defenisi operasional dari variabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1. Ketersediaan beras adalah jumlah produksi beras yang dihasilkan dari gabah kering giling menjadi produksi beras bagi Mandailing Natal yang tersedia untuk kebutuhan konsumsi beras. Satuan dalam variabel ini adalah ton. 2. Luas panen adalah luas areal sawah yang dapat memproduksi beras setiap tahunnya. Satuan dalam variabel ini adalah hektar. 3. Produktivitas lahan adalah produksi padi yang diperoleh untuk setiap hektar luas lahan sawah per tahunnya. Satuan dalam variabel ini adalah kuintalhektar. Universitas Sumatera Utara 4. Harga beras adalah harga komoditi beras yang sudah ditambah dengan biaya transportasi dalam pendistribusiannya harga pasar. Satuan dalam variabel ini adalah rupiahkilogram. 5. Jumlah konsumsi beras adalah jumlah beras yang dikonsumsi seluruh penduduk suatu wilayahdaerah dalam jangka waktu satu tahun. Satuan dalam variabel ini adalah ton. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1. Sejarah Ringkas Kabupaten Mandailing Natal Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mandailing Natal terletak di Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 pada tanggal 23 November 1998 tentang Pembentukan Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri. Kabupaten Mandailing Natal merupakan pemecahan dari Kabupaten Tapanuli Selatan dengan wilayah administrasi terdiri dari atas 8 kecamatan. Pada tanggal 29 Juli 2003 Kabupaten Mandailing Natal mengeluarkan Perda No. 7 dan 8 mengenai pemekaran kecamatan dan desa. Dengan dikeluarkannya Perda tersebut maka Kabupaten Mandailing Natal memiliki 17 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 322 desa dan kelurahan sebanyak 7 kelurahan. Pada tanggal 15 Februari 2007 pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mengeluarkan Perda No. 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, yaitu Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Huta Bargot, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kecamatan Pakantan, dan Kecamatan Sinunukan. Pada tanggal 7 Desember 2007 pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mengeluarkan Perda No. 45 Tahun 2007 dan No. 46 Tahun 2007 tentang Pemecahan Desa dan Pembentukan Kecamatan Naga Juang Universitas Sumatera Utara