Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR

dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut.

b. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR

Menurut Ali 2004:450 ”perhitungan besaran ATMR dilakukan dengan menghitung jumlah nilai aktiva tertimbang dimana sebagai faktor penimbang digunakan perkiraan besarnya resiko yang melekat pada masing – masing unsur aktiva bank tersebut.” Menurut Siamat 2005:253, ATMR terdiri atas: 1 aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar resiko kredit yang melekat pada setiap pos aktiva, 2 beberapa pos dalam daftar kewajiban komitmen dan kontijensi off balance sheet account yang diberikan bobot dan sesuai dengan kadar resiko kredit yang melekat pada setiap pos, setelah terlebih dahulu diperhitungkan dengan bobot faktor konversi. Aktiva tertimbang menurut resiko adalah ukuran jumlah dari aset bank, disesuaikan dengan risiko. Aktiva tertimbang menurut resiko mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih Universitas Sumatera Utara bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga Abdullah, 2005 : 60. Sifat dari bisnis bank biasanya hampir semua aset bank akan terdiri dari kredit kepada nasabah. Membandingkan jumlah modal bank dengan jumlah aset memberikan ukuran bagaimana bank dapat menyerap kerugian. Jika modal adalah 10 dari aset, maka bisa kehilangan 10 dari aktivanya tanpa menjadi bangkrut. Menyesuaikan jumlah perkiraan resiko pada setiap pinjaman dapat mengubah persentase ini menjadi ukuran kasar stabilitas keuangan bank. Ini bukan ukuran yang akurat, terutama karena kesulitan dalam memperkirakan risiko ini. Beberapa aset, yakni surat hutang, yang memiliki risiko yang lebih tinggi daripada yang lain, seperti uang tunai atau pemerintah efek obligasi. Dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31146KEPDIR tanggal 12 November 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2620KEPDIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, terdapat perubahan pengaturan mengenai komponen modal pelengkap yang bersumber dari Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP. Perubahan dalam ketentuan tersebut menyatakan bahwa komponen modal pelengkap yang berasal dari PPAP hanya cadangan umum PPAP. Sedangkan cadangan khusus PPAP dikeluarkan dari komponen modal pelengkap. Selain itu, berdasarkan standar internasional sebagaimana ditetapkan oleh Bank for International Settlements BIS , cadangan khusus PPAP yang dikeluarkan dari komponen modal pelengkap akan diperhitungkan sebagai faktor Universitas Sumatera Utara pengurang pada nilai aktiva produktif yang bersangkutan dalam penghitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Dalam perhitungan kecukupan permodalan bank, bobot kategori risiko ATMR berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yg harus dimiliki oleh bank Capital Adequacy Ratio yaitu sebesar 8 dari total ATMR. Perhitungan ATMR berdasarkan Surat Edaran Nomor 212DPNP: 1. aktiva produktif dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet dalam penghitungan ATMR dinilai sebesar nilai buku. Nilai buku adalah nilai Aktiva Produktif setelah dikurangi dengan cadangan khusus PPAP yang dibentuk. Khusus terhadap kredit yang direstrukturisasi, penghitungan nilai buku tersebut dilakukan setelah memperhitungkan cadangan restrukturisasi kredit, 2. ketentuan mengenai Aktiva Produktif dan PPAP didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31147KEPDIR tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31148KEPDIR tanggal 12 November 1998 tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, 3. dalam penghitungan ATMR, bobot risiko Aktiva Produktif bank yang memperoleh jaminan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN disetarakan dengan bobot risiko Aktiva Produktif yang dijamin oleh Pemerintah Pusat, yaitu dengan bobot risiko sebesar 0 nol perseratus sebesar bagian yang dijamin oleh BPPN, 4. agar dapat disetarakan dengan jaminan dari Pemerintah Pusat maka jaminan dari BPPN sebagaimana dimaksud dalam butir 3, wajib memenuhi persyaratan : a. bersifat irrevocable yaitu jaminan dengan kondisi tidak dapat diubah dan atau ditarik kembali atau dibatalkan tanpa persetujuan Bank dan BPPN; b. harus dapat dicairkan selambat-lambatnya 7 tujuh hari sejak diajukannya klaim; dan c. jangka waktu jaminan sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu aktiva produktif. Universitas Sumatera Utara

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh LDR(Loan To Deposit Ratio),NPL(Non Perfoming Loan), ROE (Retrn On Eqity),IML(Instert Margin On Loan) Dan BOPO (Biaya Operasional Terhdap Pendapatan Operasinal ) Terhadap Kecupan Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 35 119

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96