operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan
biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Menurut Riyadi 2004:141, besarnya
rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI.
6. Capital Adequacy Ratio CAR
a. Modal Bank
Salah satu aspek terpenting dalam melihat kesehatan perbankan nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri.
Hal ini salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan rasio CAR Capital Adequacy Ratio atau kecukupan modal minimum. Modal
adalah faktor utama pada sebuah perusahaan, karena melalui modal inilah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kegiatan
bisnisnya. Menurut Muljono 2002:236, secara populer modal dapat didefenisikan sebagai : sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu
perusahaan oleh para pemilikinya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian
ataupun berkembang karena keuntungan – keuntungan yang diperolehnya.
Sedangkan fungsi modal menurut Muljono 2002:236 adalah: a. sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
Universitas Sumatera Utara
b. sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas – batas tertentu, karena sumber –
sumber dana dapat juga berasal dari utang penjualan aset yang tidak dipakai, dll,
c. sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yan dimiliki oleh para pemegang saham,
d. dengan modal yang mencukupi, memungkinkan bagi manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi
yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
Modal terbagi atas: 1
modal inti : modal disetor, cadangan, laba ditahan, agio saham, dll, 2
modal pelengkap : berasal dari cadangan revaluasi aktiva tetap selisih penilaian kembali aktiva tetap dengan persetujuan dirjen
pajak, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan cadangan yang dibentuk dengan cara membebani lap. RL tahun
berjalan, modal kuasi capital instrument warkat yang memiliki sifat seperti modal, pinjaman subordinasi pinjaman antar bank
dengan persetujuan BI dengan jangka waktu min. 5 tahun dan bila pelunasan sebelum jatuh tempo harus persetujuan BI.
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI nomor 1015PBI2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bank meliputi antara lain:
I. kewajiban penyediaan modal minimum. 1.Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Kewajiban tersebut berlaku bagi Bank secara individu maupun Bank
secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak.
2.Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk
menyediakan modal minimum lebih besar dari 8. 3.Komponen modal bagi Bank yang berkantor pusat di
Indonesia terdiri dari modal inti dan modal pelengkap, serta modal pelengkap tambahan yang dialokasikan hanya untuk
Universitas Sumatera Utara
menghitung risiko pasar setelah memperhitungkan faktor- faktor tertentu yang menjadi pengurang modal.
II. Modal Inti tier 1 1.Bank wajib menyediakan tier 1 paling kurang 5 persen dari
ATMR baik bagi Bank secara individu maupun bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak.
2.Tier 1 selain mencakup modal disetor dan cadangan tambahan modal antara lain cadangan modal, laba tahun lalu
dan tahun berjalan juga termasuk modal inovatif. 3.Modal inovatif adalah instrumen utang yang memiliki
karakteristik modal instrumen hybrid. Contoh modal inovatif: perpetual non cummulative subordinated debt dan
instrumen hybrid lainnya yang bersifat perpetual dan non cumulative.
4.Modal inovatif harus ≤ 10 dari tier 1.
III. Modal Pelengkap tier 2 1.Tier 2 terdiri dari modal pelengkap level atas upper tier 2
dan modal pelengkap level bawah lower tier 2. 2.Tier 2
≤100 tier 1, dan lower tier 2 ≤50 dari tier 1. 3.Upper tier 2 mencakup instrumen modal dalam bentuk saham
atau instrumen modal lainnya yang memenuhi persyaratan tertentu, revaluasi aset tetap, cadangan umum aset produktif,
dan pendapatan komprehensif lainnya.
4.Persyaratan tertentu upper tier 2 yang berbentuk saham atau instrumen modal lainnya antara lain dapat bersifat
cummulative dan dapat berupa instrumen dengan call option yang hanya dapat dieksekusi paling kurang 10 tahun setelah
instrumen diterbitkan dan setelah mendapat persetujuan BI. Untuk instrumen yang mempunyai fitur step-up diatur
persyaratan lain seperti besarnya fitur step-up yang dibatasi maksimal 100 basis point bp atau 50 dari marjin credit
spread awal.
5.Lower tier 2 mencakup saham preferen yang dapat ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu redeemable
preference shares danatau pinjaman atau obligasi subordinasi yang memenuhi persyaratan tertentu.
6.Persyaratan tertentu lower tier 2 antara lain instrumen berjangka waktu minimal 5 tahun termasuk untuk instrumen
yang mempunyai fitur call option yang hanya dapat dieksekusi paling kurang 5 tahun setelah instrumen
diterbitkan dengan mendapat persetujuan BI. Untuk instrumen yang mempunyai fitur step-up persyaratannya
sama dengan fitur step up untuk instrumen upper tier 2.
IV. Modal Pelengkap Tambahan Tier 3 1.Tier 3 hanya dapat digunakan untuk menghitung Risiko
Pasar.
Universitas Sumatera Utara
2.Limit tier 3 ≤ 250 dari bagian tier 1 yang dialokasikan
untuk menghitung Risiko Pasar dan tier 2 + tier 3 ≤ tier 1.
3.Komponen tier 3 mencakup pinjaman subordinasi jangka pendek, bagian dari pinjaman subordinasi dalam tier 2 yang
melebihi batas maksimum 50 dari tier 2, dan tier 2 yang tidak digunakan dengan memenuhi persyaratan tertentu.
4.Persyaratan tertentu pinjaman subordinasi jangka pendek yang menjadi komponen tier 3 antara lain minimal berjangka
waktu 2 tahun. V. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR ATMR
diperhitungkan sebagai berikut: 1.bagi semua bank mencakup ATMR untuk Risiko Kredit dan
ATMR untuk Risiko Operasional 2.bagi bank yang memenuhi kriteria tertentu ditambah ATMR
untuk Risiko Pasar.
Besar kecilnya kecukupan modal suatu bank menurut Abdullah 2005 : 67 dipengaruhi oleh:
a. tingkat kualitas manajemen bank, b. tingkat likuiditas yang dimilikinya,
c. tingkat kualitas dari aset, d. struktur deposito,
e. tingkat kualitas dari sistem dan prosedurnya, f. tingkat kualitas dan karakter para pemilik saham,
g. kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang, h. riwayat pemupukan modal dan peraturan pembagian laba yang
diperolehnya.
CAR merupakan salah satu indikator kesehatan permodalan bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko misalnya kredit yang diberikan. Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap
kecukupan modal bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko dimasa mendatang. CAR menunjukkan
seberapa besar modal bank telah memadai kebutuhannya dan sebagai
Universitas Sumatera Utara
dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan.
Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang
timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR
menunjukkan semakin sehat bank tersebut.
b. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR