Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Independen BOPO Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. x 100 Rasio Dependen CAR Rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yan dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko x100 Rasio

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program SPSS. Peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Menurut Ghozali 2005 : 123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a berdistribusi normal, b non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna, c non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi, d homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama. Universitas Sumatera Utara 1. Pengujian asumsi klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal Erlina, 2007:103. Menurut Ghozali 2005:110 cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan: 1. analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogramnya yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya 2. analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-Skewness. Uji satitik lain yang dapat dilakuka n untuk menguji normalitas resida adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho : data residual berdistribusi normal nilai Sig. 0,05 Ha : data residual tidak berdistribusi normal nilai Sig. 0,05. Universitas Sumatera Utara Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal dengan beberapa cara sebagai berikut: 1. Transformasi data Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural ln, log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan logaritma akan menghilangkannyasehingga jumlah sampel n akan berkurang. 2. Trimming Trimming adalah memangkas membuang observasi yang bersifat outlier, yaitu yang nilainya lebih kecil dari µ- 2σ atau lebih besar dari µ+2σ. Metode ini juga mengecilkan jumlah sampelnya. 3. Winzorising Winzorising mengubah nilai – nilai outliers menjadi nilai – nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusi menjadi normal. Nilai – nilia observasi yang lebih kecil dari µ-2 σ akan diubah nilainya menjadi µ- 2σ dan nilai – nilai yang lebih besar dari µ+2σ akan diubah nilainya menjadi µ+2σ . b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut Universitas Sumatera Utara variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: a. koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Menurut Ghozali 2005:91, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1.nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen, 2.menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen, 3.multikolinearitas dapat juga dilhat dari a nilai tolerance dan lawannya bvariance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Universitas Sumatera Utara Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas : 1 mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi, 2 menggabungkan data cross section dan time series pooling data 3 menambah data penelitian. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Erlina, 2007:108. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Uji ini biasa dilakukan pada penelitian yang menggunakan data cross section. Caranya adalah dengan melihat grafik scatterplot antara variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis: a. jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka diindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, b. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heterokedastisitas adalah: 1 transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut, 2 transformasi logaritma. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menurut Ghozali 2005:95 bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaian satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena ”gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Erlina, 2007:109. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin- Watson DW. Pedoman untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005:96 adalah sebagai berikut: 1. bila nilai Durbin-Watson DW berada di antara 0 dan batas bawah Lower Bound DL, berarti ada autokorelasi positif, Universitas Sumatera Utara 2. bila nilai DW berada di antara DL dan batas atas Upper Bound DU, tidak dapat diputuskan ada korelasi positif atau tidak, 3. bila nilai DW berada di antara 4-DL dan 4 berarti ada autokrelasi negatif, 4. bila nilai DW berada di antara 4-DU dan 4-DL, tidak dapat diputuskan ada autokorelasi negatif atau tidak, 5. bila nilai DW berada di antara DU dan 4-DU, berarti tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. Tabel 3.4 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tdk ditolak du d 4 – du Jika terjadi autokorelasi, maka dapat diatasi dengan cara: 1 melakukan transformasi data, 2 mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum generalized difference equation, 3 memasukkan variabel Lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1, 4 menambah data observasi. Universitas Sumatera Utara 2. Pengujian Hipotesis Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan: a. koefisien determinasi R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi persentase sumbangan variabel independen bebas yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R 2 ≤ 1 . Nilai R 2 = nol menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R 2 semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. b. uji statistik ”F” Uji statistik ”F” atau uji signifikan simultan; untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2005 : 84. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu LDR, NPL, ROA, dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu CAR secara simultan bersama – sama. Universitas Sumatera Utara Ho : ß 1 = ß 2 = ß 3 = ß 4 = 0, artinya LDR, NPL, ROA, dan BOPO secara simultan tidak berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Ha : ß 1 ≠ ß 2 ≠ ß 3 ≠ ß 4 ≠ 0, artinya LDR, NPL, ROA, dan BOPO secara simultan berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Kriteria pengambilan keputusan adalah: • apabila nilai Sig 5, maka Ha diterima dan atau Ho ditolak. • apabila nilai Sig 5, maka Ho diterima dan atau Ha ditolak. c. uji statistik ”t” Uji statistik ”t” atau uji signifikan parameter individual atau uji parsial yaitu untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005 : 84. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu LDR, NPL, ROA, dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu CAR secara parsial. Ho : ß 1, ß 2 , ß 3, ß 4 = 0, artinya LDR, NPL, ROA, dan BOPO secara parsial tidak berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Ha : ß 1, ß 2 , ß 3, ß 4 ≠ 0, artinya LDR, NPL, ROA, dan BOPO secara parsial berpengaruh terhadap kecukupan modal CAR. Kriteria pengambilan keputusan adalah: • apabila nilai Sig 5, maka Ha diterima dan atau Ho ditolak. • apabila nilai Sig 5, maka Ho diterima dan atau Ha ditolak. Universitas Sumatera Utara Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: Y = a + ß 1 X 1 + ß 2 X 2 + ß 3 X 3 + ß 4 X 4 + e, Dimana: Y = Capital Adequacy Ratio CAR, dalam satuan a = konstanta ß 1, ß 2 , ß 3, ß 4 = koefisien regresi variabel X 1 = Loan to Deposit Ratio LDR, dalam satuan X 2 = Non Performing Loan NPL, dalam satuan X 3 = Return On Assets ROA, dalam satuan X 4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, dalam satuan e = tingkat kesalahan pengganggu Universitas Sumatera Utara

G. Jadwal Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh LDR(Loan To Deposit Ratio),NPL(Non Perfoming Loan), ROE (Retrn On Eqity),IML(Instert Margin On Loan) Dan BOPO (Biaya Operasional Terhdap Pendapatan Operasinal ) Terhadap Kecupan Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 35 119

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96