objek. Atas dasar tindakan ini maka situasi yang semula kurang seimbang menjadi seimbang kembali . keseimbangan ini berarti bahwa objek yang dilihat sesuai dengan
penghayatan dimana unsur nilai dan norma dirinya dapat menerima secara rasional dan emosional. Jika situasi ini tercapai maka individu menolak dan reaksi yang
timbul adalah sikap apatis dan acuh tak acuh. Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi dapat diubah melalui komponen kognisi Jalaluddin, 2005.
2.1.2 Reaksi Persepsi Terhadap Stimulus
Menurut Sudjana 1995, reaksi persepsi terhadap suatu stimulus ransangan dapat terjadi dalam bentuk :
1. Reciving attending, yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dari luar
dalam bentuk masalah, situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau ransangan
luar. 2.
Responding Jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar, hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
keputusan dalam menjawab stimulus dari luar dirinya. 3.
Valuing Penilaian, yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengalaman untuk menerima nilai kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4. Organisasi, yaitu pengembangan dan nilai ke dalam suatu sistem organisasi,
termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain,pemantapan dan prioritas
Universitas Sumatera Utara
nilai yang dimilikinya termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.
5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua system
yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya Apulina, 2008.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh dua faktor yaitu : 1.
Faktor Fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan lain-lain
yang termasuk dengan apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli itu. Faktor-faktor fungsional
yang mempengaruhi persepsi ini lazim disebut sebagai kerangka rujukan, sedang didalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang
memberikan makna pada pesan yang diterimanya. Misalnya seorang ahli komunikasi tidak akan memberikan pengertian apa-apa apabila ahli kedokteran berbicara tentang
Flour albud, adnesti, dan lain-lain, karena ahli komunikasi tidak memiliki kerangka rujukan untuk memahami istilah-istilah kedokteran.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang di timbulkannya pada system saraf individu. Bila kita mempersepsikan
sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan, bukan melihat bagian- bagiannya lalu menghimpunnya. Misalnya untuk dapat memahami seseorang maka
Universitas Sumatera Utara
kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dan dalam masalah yang dihadapinya Jalaluddin, 2005.
Dengan melihat kedua faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut, maka Krech dan Cruchfield 1977, Notoatmodjo 2003 membuat empat dalil tentang
persepsi yaitu : 1.
Persepsi bersifat selektif secara fungsional 2.
Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan lebih di beri arti. 3.
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur pada umumnya ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan.
4. Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau
menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi bagian dari struktur yang sama.
Menurut Skiner dalam Notoatmodjo 2005 ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang
melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
a Faktor eksternal
1. Kontras : cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras
baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan. 2.
Perubahan intensitas : suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
3. Pengulangan repetition : iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian
seseorang, walaupun sering kali kita merasa jengkel dibuatnya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian kita, maka akhirnya akan mendapat perhatian kita.
4. Sesuatu yang baru novelty : suatu stimulus yang baru akan lebih menarik
perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui. 5.
Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak : suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian kita.
b Faktor internal
Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus
yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda. Contoh faktor internal adalah : 1.
Pengalaman pengetahuan Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan
terjadinya perbedaan interpretasi. 1.
Harapan atau expectation Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.
2. Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara
berbeda. Misalnya seseorang yang mendapatkan undian sebesar 25 juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor, tetapi ia akan
merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli rumah . 3.
Motivasi
Universitas Sumatera Utara
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Seseorang yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan rokok sebagai sesuatu
yang negatif. 4.
Emosi Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada. Misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan mempersepsikan semuanya serba indah.
5. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan
mempersepsikan orang-orang diluar kelompoknya sebagai sama saja.
2.1.4. Obyek Persepsi