Proses Konseling Tahapan Konseling

informed consent yaitu surat persetujuan setelah mendapat penjelasan yang lengkap dan benarKPAI,2007

2.6.1. Proses Konseling

Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien yang membuahkan kematangan kepribadian pada konselor dan memberikan dukungan mental-emosional kepada klien. proses konseling mencakup upaya-upaya yang realistik dan terjangkau serta dapat dilaksanakan. Proses konseling hendaknya mampu : 1. Memastikan klien mendapatkan informasi yang sesuai fakta. 2. Menyediakan dukungan saat kritis. 3. Mendorong perubahan yang dibutuhkan untuk mencegah atau membatasi penyebaran infeksi. 4. Membantu klien memusatkan perhatian dan mengenali kebutuahan jangka pendek serta jangka panjang dirinya sendiri. 5. Mengajukan tindakan nyata yang sesuai untuk dapat diadaptasikan klien dalam kondisi yang berubah. 6. Membantu klien memahami informasi peraturan perundang-undangan tentang kesehatan dan kesejahteraan. 7. Membantu klien untuk menerima informasi yang tepat, dan menghargai serta menerima tujuan tes HIV baik secara teknik, sosial, etika dan implikasi hukum. Selama proses konseling konselor bertindak sebagai pantulan cermin bagi pikiran, perasaan dan perilaku klien, dan konselor memandu klien menemukan jalan Universitas Sumatera Utara keluar yang diyakininya. konseling sering kali diperlukan, tergantung dari masalah dan kebutuhan klien.

2.6.2. Tahapan Konseling

a. Konseling pra tes Tahapan ini adalah permulaan pengenalan konseling dengan klien, hal – hal apa saja yang akan dilakukan selama proses konseling dimulai dari tahap ini. tahapan ini adalah awal dari VCT. Dimulai dari pengenalan karakteristik klien, sampai ke pemahaman klien terhadap HIVAIDS. Dalam tahap ini konselor harus dapat memahamkan klien tentang : 1. Implikasi mengenai status serologi 2. Cara beradaptasi dengan informasi baru 3. Membuat persetujuan tes informed consent 4. Dilakukan sebelum menjalani test, berisi : - Pemahaman HIVAIDS dan tes - Pemahaman profil risiko klien - Diskusi seksualitas, relasi, perilaku seksual - Perilaku berkaitan dengan penggunaan Napza - Cara Prevensi b. Konseling pasca test Tahapan ini dilakukan setelah klien selesai melakukan tes darah di laboratorium. Konseling pada tahapan ini sangat penting karena pada tahap ini emosional klien akan sangat terungkap pada konseling, konseling ini seharusnya : 1. Konseling pasca tes selalu harus ditawarkan pada klien Universitas Sumatera Utara 2. Tujuan utama adalah memahami hasil tes dan mulai beradaptasi dengan status serelogiknya. Bila hasil Positif + 1. Hasil segera disampaikan kepada klien dengan jelas dan nada suara datar, lakukan dukungan emosional pada klien dan diskusikan tentang cara menghadapinya 2. Pastikan klien mempunyai dukungan emosional cukup dan segera dari orang dekatnya 3. Diskusi hubungan seks aman 4. Konseling memberikan dukungan akan perlunya terapi perawatan diri – gaya hidup sehat 5. Bagi keluarga yang membutuhkan konseling agar dapat mendukung klien dan diri sendiri Bila hasil Negatif - 1. Diskusikan perubahan perilaku kearah hidup sehat 2. Motivasi klien untuk mengubah perilaku dengan memberikan akses rujukan pelayanan 3. Hasil negatif bukan berarti tak terinfeksi, ulangi tes 1 – 3 bulan lagi.

2.6.3. Pentingnya VCT

Dokumen yang terkait

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Karakteristik Anak Buah Kapal ( ABK ) Yang Mengikuti Skrining HIV Di Klinik VCT Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Medan

3 34 90

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

standard operasional prosedur klinik ims dan vct mobile

0 1 29

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18