1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam memiliki beberapa sumber hukum yang dapat dijadikan sebagai sandaran atau pedoman bagi umatnya, yaitu kitab suci Al-Quran, Hadis
Rasulullah saw dan ijtihad. Ketiga sumber tersebut sangat penting untuk diimani dan dijalankan oleh setiap muslim.
1
Hadis ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw atau sahabat atau tabi’in, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir maupun sifat dan
keadaannya.
2
Selain sebagai salah satu sumber syari’at Islam, hadis juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah-sekolah Islam di
Indonesia, baik disekolah-sekolah negeri maupun swasta, mulai pada madrasah tingkat pertama, dua madrasah tingkat teratas bahkan sampai tingkat perguruan
tinggi dengan dikelola oleh Departemen Agama.
3
Adapun tujuan dari mata pelajaran hadis ialah agar orang mengerti akan ajaran Islam yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibicarakan pada hadis
tersebut yaitu tentang teks yang berasal dari ucapan nabi atau para sahabat dan
1
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h.103
2
Aminudin, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, Cet. 1, h. 55
3
Qym, http:karya2ilmiah.blogspot.com200912penerapan-metode-menghafal-dan.html
, 28 Februari 2010
para tabi’in tentang nabi, sehingga dapat menjadi salah satu acuan atau patokan untuk kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pada realitanya permasalahan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran hadis yaitu kurangnya pemahaman dan penguasaan guru dalam
memilih dan menggunakan variasi metode pembelajaran yang tepat, sehingga hal tersebut berdampak kepada terciptanya situasi dan kondisi pembelajaran yang
kurang kondusif serta mengakibatkan kurangnya minat atau gairah siswa untuk mengikuti proses pembelajaran hadis.
Untuk mengatasi
permasalahan di atas, maka seharusnya dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan seorang guru perlu menerapkan atau
menggunakan berbagai macamvariasi metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi ajar, karakteristik peserta didik, situasi dan
kondisi yang ada serta yang tak kalah penting yaitu disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki guru guna meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektiftidak membosankan dan siswa mampu menangkap, memahami serta mengaplikasikan
makna yang terkandung dalam materi hadis tersebut dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa metode memiliki nilai
strategis dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karena metode merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan dan merupakan alat atau fasilitas untuk
mengantarkan bahan pelajaran kepada anak didik dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
4
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan
pengajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan sebuah istilah yang mengatakan bahwa al-
ţarîqat ahamm min al-maddah metode jauh lebih penting dibanding materi.
5
4
Pupuh Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep Islam, Bandung: PT Refika Aditama, 2007, cet.1, h. 59
5
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 39.
Metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran hadis adalah metode kisahcerita, bandongan, hafalan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam memilih
dan menggunakan sebuah metode pembelajaran seorang guru harus mampu mempertimbangkan aspek efektivitas dan relevansinya antara metode dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi yang disampaikan, serta kemampuan dan kebutuhan peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan
meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran hadis. Minat adalah suatu perhatian khusus atau dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya serta merupakan keadaan psikologis yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa. Apabila seseorang memiliki minat yang besar maka ia akan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar pula terhadap
subjek tersebut, sehingga pada akhirnya ia akan mendapatkan hasil yang maksimal, karena hal tersebut di dasari dengan rasa suka atau ketertarikan. Namun
sebaliknya, jika minatnya kurang maka akan mengakibatkan kurangnya intensitas kegiatan dalam hal ini siswa tidak akan mau belajar, dan dari kurangnya intensitas
kegiatan atau belajar tersebut maka akan menimbulkan hasil yang kurang memuaskan pula.
Sedangkan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengadakan perubahan dalam dirinya baik dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Keberhasilan belajar bukan hanya tergantung pada kecemerlangan otak, tetapi sikap dan minat juga mempunyai andil yang cukup besar dalam
menentukan keberhasilan siswa. Karena ketika seseorang melakukan suatu kegiatan yang didasari dengan adanya minat, maka ia akan menjalankannya
dengan penuh semangat sehingga pada akhir kegiatan dia dapat merasakan manfaat akan apa yang sudah dilakukannya. Selain itu, minat sangat diperlukan
untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar yang baik khususnya pada mata pelajaran hadis.
Namun, setelah dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran hadis yang diperoleh dari daftar nilai siswa SMP Riyadlul Jannah kelas VII, VIII dan IX
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tersebut masih berada dibawah standar yang ditetapkan oleh pihak SMP Riyadlul Jannah. Selain itu, ternyata tidak semua
siswa SMP Riyadlul Jannah ikut serta aktif dalam mengikuti mata pelajaran hadis. Ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang kurang serius dalam mengikuti mata
pelajaran hadis, salah satu contohnya yaitu tidak mengerjakan tugas yang telah berikan oleh guru, bahkan ada diantaranya dengan berbagai alasan berusaha
untuk tidak mengikuti mata pelajaran hadis. Oleh karenanya, berdasarkan kecendurungan tersebut, kemungkinan penyebab ketidak aktifan dan rendahnya
hasil belajar sebagian besar siswa dikarenakan masih rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran hadis. Adapun salah satu indikasi yang
dapat mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa yaitu kurangnya variasi dalam menggunakan metode pembelajaran hadis yang dilaksanakan di SMP
Riyadlul Jannah. Berdasarkan uraian diatas dan belum pernah adanya penelitian mengenai hal
tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
mengenai Metode Pembelajaran Hadis dan Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Riyadlul Jannah.
B. Permasalahan Penelitian 1.