Pengertian Hadis Metode Pembelajaran Hadis

dibangkitkan sikap positif sikap menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran. Karena itu guru harus bisa membangkitkan minat siswa. Sehingga bagi siswa yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Pada dasarnya ada dua macam cara untuk membangkitkan minat pada anak, diantaranya yaitu dengan memberikan rangsangan serta memberi pujian dan dorongan atau motivasi. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.

C. Metode Pembelajaran Hadis

1. Pengertian Hadis

Secara Etimologis hadis berasal dari akar kata ﺔﺛاﺪ و ﺎﺛْوﺪ ثﺪْ ثﺪ yang memiliki beberapa makna, diantaranya yaitu: a. ﺪْﺪ ا : baru b. م ﻜ ا : perkataan, omongan c. ﺮﺒﺨ ا : kabar, berita d. ﺔ ﺎﻜ ا : hikayat, cerita 36 36 Tim Kashiko, Kamus Lengkap Arab-Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2000, h. 111 Sedangkan secara terminologis, banyak para ahli hadis memberikan definisi tentang hadis. Salah satunya yaitu Mahmud Ath-Thahan yang mendefinisikan hadis sebagai berikut: اﺮْﺮْﺗ ْوأ ْ ﻓ ْوأ ْﻮ نﺎآ ءاﻮﺳ ﱠﺳو ﻪْ ﷲا ﱠﻰ ﺻ ﱠ ﺒﱠﻨ ا ﻦ ءﺎ ﺎ Sesuatu yang datang dari Nabi saw baik berupa perkataan atau perbuatan dan atau persetujuan. 37 Definisi di atas memberikan kesimpulan bahwa hadis mempunyai tiga komponen yakni: 38 Sedangkan menurut Abu Al-Baqa ”hadis adalah kata benda isim dari kata at-tahdits yang diartikan al-ikhbar = pemberitaan, kemudian menjadi termin nama suatu perkataan, perbuatan dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.” 39 Pendapat serupa dikemukakan pula oleh ulama hadits yang mendefinisikan bahwa hadis ialah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi saw baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ikhwal nabi. 40 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hadis ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi saw baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun sikap atau kepribadiannya. 37 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Jakarta: Amzah, 2009, Ed. 1, Cet. 3, h. 2 38 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis...,h. 4 39 Abdul Majid Khon, Ulumul Hads...,h. 2 40 Endang Soetani, Ilmu Hadis, Bandung: Amal Bakti Press, 1997, Cet. 2, h. 1-2 KOMPONEN HADIS Perkataan Nabi Qawli Perbuatan Nabi Fi’li Persetujuan Nabi Taqriri Dalam kenyataan yang kita lihat sekarang, hadis merupakan teks ucapan Nabi, atau ucapan sahabat tentang apa yang dilihat atau didengarnya dari Nabi. Teks itu diriwayatkan oleh para sahabat, diriwayatkan lagi oleh para tabi’in, sampai kepada rawi terakhir yang mendapat ijazah untuk meriwayatkan hadis, seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah, dan lailn-lain. Namun, sebagai sumber hukum Islam sesudah Al- Qur’an dan sebagai nama suatu mata pelajaran, hadis ditulis dalam ejaan Indonesia tanpa “t” sebelum “s” hadis. 41 Ruang lingkup pengajaran hadis ini sebenarnya bergantung pada tujuan pengajarannya pada suatu tingkatan perguruan yang dimuat dalam kurikulum yang dilengkapi dengan GBPP-nya. Yang jelas semuanya adalah pelajaran tentang teks dan pengertiannya, baik teks itu berasal dari ucapan nabi, atau ucapan para sahabat tentang Nabi Muhammad saw. Pada perguruan tingkat rendah, tentu sekedar terjemah atau alih bahasa saja berulang kali. Semakin tinggi tingkatan perguruan, semakin luas dalam uraian dan penjelasannya. Dan masalah yang dibicarakannya pun berbeda pada masing-masing tingkatan.

2. Pengertian Metode Pembelajaran Hadis

Dokumen yang terkait

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY

0 10 55

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS LSQ TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP

3 29 297

PENGARUH KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Belajar Dan Penggunaan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Akun

0 3 18

PENGARUH KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Belajar Dan Penggunaan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Aku

0 3 8

PENGARUH MINAT DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN Pengaruh Minat Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Ekonomi Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Ta

1 3 18

PENGARUH MINAT DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN Pengaruh Minat Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Ekonomi Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Ta

0 1 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN MINAT SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMP NEGERI 29 MEDAN.

0 1 27

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

0 0 10

1 PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP FISIKA DI SMA

0 0 69