Pertanyaan Penelitian Manfaat Penelitian

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi bagi peserta didik dan referensi untuk acuan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan datang mengenai status imunisasi dasar lengkap serta faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun. 2. Bagi Puskesmas Situ Gintung Diharapkan penelitian ini dijadikan masukan bagi Puskesmas Situ Gintung dalam membuat kebijakan selanjutnya untuk meningkatkan persentase kelengkapan imunisasi dasar dengan mengetahui faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. Sehingga bisa menjadi acuan buat Puskesmas melalui intervensi lebih lanjut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan serta dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai aspek lain yang dapat dikembangkan dalam penelitian imunisasi dasar lengkap.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung, dengan judul penelitian mengenai “Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat Tahun 2013”.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Definisi imunisasi

Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun toxin disebut antigen. Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman yang disebut dengan antibodi Riyadi Sukarmin, 2009. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu Hidayat, 2009. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri virus tersebut telah dimodifikasi Williams, 2003. Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah di lemahkan 14 atau dimatikan, atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau kelompok orang, yang bertujuan merangsang timbulnya zat anti penyakit tertentu pada orang-orang tersebut. Sebagai akibatnya, maka orang yang diberi vaksin akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Achmadi, 2006 Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio Hidayat,2008.

2. Manfaat imunisasi

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi terhadap penyakit- penyakit menular, yang bahkan bisa membahayakan jiwa Williams, 2003. Imunisasi juga merupakan upaya untuk pemusanahan penyakit secara sistematis Achmadi dkk, 2006. Sedangkan menurut Yusrianto 2010, imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu Hidayat, 2008.

3. Macam-macam imunisasi

Macam – macam imunisasi itu ada dua macam, diantanya adalah : a. Imunusisasi aktif : Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat zat antibodi yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif Riyadi Sukarmin, 2009. Menurut Yusrianto 2010, imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk meragsang tubuh memproduksi antiibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon Hidayat, 2008. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain: 1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan. 2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan 3. Preservative, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. 4. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunisasi antigen. b. Imunisasi pasif : Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan Riyadi Sukarmin, 2009. Sedangkan menurut Yusrianto 2010, imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS Anti Tetanus Serum pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang

Dokumen yang terkait

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

2 36 136

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007

0 5 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007

0 3 13

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Buruk Pada Balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur

2 7 136

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO TAHUN 2013.

0 5 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan.

2 4 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan.

0 1 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2014.

0 0 11

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

0 0 19

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

0 1 3