Imunisasi BCG Imunisasi dasar pada bayi

beberapa jam setelah penyuntikan dengan lokasi penyuntikan terasa sakit Meadow Simon, 2005.

e. Imunisasi campak

Imunisasi campak diberikan agar dapat melindungi anak terhadap penyakit campak secara efektif. Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak, yang dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya seperti infeksi paru, kejang, dan kerusakan otak. Ulangan imunisasi campak saat ini otomatis dilakukan saat imunisasi MMR measles= campak, mumps = gondongan, rubella = campak jerman Williams 2003. Dan menurut Hidayat 2008, imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Hipersensitivitas berat terhadap antibiotika merupakan kontraindikasi terhadap campak neomisin atau kanamisin. Anafilaksis sebelumnya terhadap telur merupakan kontraindikasi terhadap MMR Meadow Simon, 2005. Berikut tabel dosis dan cara pemberian imunisasi Vaksin Dosis Cara pemberian BCG 0,05 cc Intra cutan di daerah muskulusdeltoideus DPT 0,5 cc Intra muscular Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular Polio 2 tetes Mulut Campak 0,5 cc Subkutan daerah lengan kiri atas Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008 Berikut tabel jumlah, interval waktu pemberian imunisasi Vaksin Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian BCG 1 kali 0-11 bulan DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan Hepatitis B 3 kali 4 minggu 0-11 bulan Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan Campak 1 kali 9-11 bulan Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008

5. Pengembangan program imunisasi di Indonesia

Di Indonesia terdapat program imunisasi yang disusun oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan Program Pengembangan Imunisai PPI-Depkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI yang menyusun satgas Imunisasi PP IDAI. Adapun Kelompok vaksin yang diwajibkan ini disubsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, baik dari segi harga maupun ketersediaanya, vaksin-vaksin tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat luas melalui puskesmas dan posyandu. Sedangkan, kelompok yang kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI. Jenis vaksin dalam kelompok ini,

Dokumen yang terkait

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

2 36 136

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007

0 5 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007

0 3 13

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Buruk Pada Balita di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur

2 7 136

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO TAHUN 2013.

0 5 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan.

2 4 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan.

0 1 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2014.

0 0 11

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

0 0 19

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

0 1 3