Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

navigator angkasa luar, pembuat mesin, dan akuntan. 7 Dengan belajar matematika, seseorang terlatih dalam menggunakan akal pikirannya. Pembelajaran matematika merupakan bagian penting pembelajaran sekolah. Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang selalu diikut sertakan dalam ujian nasional. Di dalam kehidupan sehari-haripun kita tidak terlepas dari aktivitas matematika. Sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Kelulusan pada mata pelajaran matematika untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, telah dipaparkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. 8 Berdasarkan tujuan tersebut terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu poin penting dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Berpikir kreatif termasuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi. Guilford mengungkapkan bahwa berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. 9 Semakin banyak dan beragam kemungkinan penyelesaian masalah yang diberikan seseorang maka semakin kreatiflah orang tersebut, namun tentu saja kemungkinan penyelesaian tersebut haruslah tepat dan benar sesuai permasalahan. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang, dengan berpikir kreatif seseorang dapat mewujudkan dirinya melalui berbagai karya, baik berupa gagasan, ide maupun suatu produk. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan menjadi pribadi yang unggul di kehidupannya, tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam bermasyarakat. Kemampuan berpikir kreatif inilah sebagai alat yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya terutama dalam era pembangunan seperti sekarang ini, 7 M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2014, h. 48. 8 Tatag Yuli Eko Siswono,op.cit., h. 2. 9 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Gramedia, 1999, h. 45. kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika yang kemudian dikenal kemampuan berpikir keatif matematis merupakan kemampuan yang perlu ada pada diri siswa untuk menganalisis permasalahan matematika dari berbagai sudut pandang kemudian menyelesaikannya dengan kemampuan banyak solusi dan serta melahirkan ide-ide kreatif dan banyak gagasan. Kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan oleh peserta didik karena memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu berpikir kreatif dapat mewujudkan dirinya, karena perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok dalam hidup manusia. 10 Selain itu kemampuan berpikir kreatif juga memungkinkan peserta didik melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah dalam matematika. Di sekolah, guru melatih siswa pengembangkan pengetahuan, ingatan, dan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir disini diantaranya merupakan kemampuan menemukan jawaban yang paling tepat, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan yang merupakan indikator kelancaran dan keluwesan. Namun pada kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif matematis yang merupakan salah satu tujuan pendidikan tersebut belum tercapai dengan maksimal. Salah satu penelitian Fardah yang menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tingkat sekolah dasar dan menengah masih dalam kategori rendah, yaitu sebesar 46,67. 11 Penelitian ini mengukur kemampuan berpikir kreatif menggunakan tes open-ended yang dirancang sehingga dapat menggambarkan proses berpikir kreatif dengan lebih jelas. Contohnya dalam mengerjakan soal ditekankan pada banyaknya jawaban benar dan banyaknya strategi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah, kemampuan ini merupakan bagian dari indikator keluwesan. Namun 10 Ibid 11 Dini Kinati Fardah, Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Open-Ended, Jurnal KREANO FMIPA UNNES, vol. 3, No. 2, 2012. mayoritas siswa hanya menjawab dengan satu strategi saja. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keluwesan berpikir kreatif siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan guru tidak berusaha menggali dan mendorong siswa tentang berpikir kreatif. Anak-anak biasanya tidak didorong mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban- jawaban terhadap masalah-masalah non rutin atau menunjukkan banyak inisiatif. 12 Berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui perancangan suatu pembelajaran yang menekankan pengeksplorasian kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas harus menjadi kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran siswa harus menggunakan pengetahuan awal mereka untuk memperluas suatu ide baru. Proses menggunakan apa yang sudah diketahui untuk memperluas informasi baru disebut elaborasi. 13 Berdasarkan Uraian diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka timbul pernyataan yang mendasari penelitian ini antara lain: 1. Soal-soal yang diberikan kepada siswa tidak menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. 3. Masih kurangnya data tentang profile kemampuan berpikir kreatif siswa di jenjang SMP. 4. Belum ada informasi yang cukup akurat tentang faktor dominan apa yang mendukung kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 12 Ibid., h. 52. 13 Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Jakarta: Erlangga, 2008, h. 293. 5. Masih sedikit informasi tentang validitas dan reliabilitas soal berpikir kreatif jenjang SMP pada materibangundatarsegiempat.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut: 1. Indikator berpikir kreatif matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator menurut Munandar tahun 1992 : a. Kelancaran fluency yaitu kemampuan memberikan banyak jawaban atau ide-ide. b. Keluwesan Flexibility yaitu kemampuan untuk menghasilkan jawaban dengan cara penyelesaian dan jawaban yang bervariasi. c. Orisinal Originality yaitu kemampuan untuk menghasilkan jawaban dengan cara yang tidak lazim dan kemampuan menghasilkan jawaban yang unik. d. Elaborasi elaboration yaitu kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang tidak terpikirkan oleh orang lain. 2. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII SMP di daerah Bekasi. 3. Materi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah bangun datar segi empat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana validitas dan reliabilitas konstruk instrumen kemampuan berpikir kreatif matematis? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis? 3. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan gender? 4. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan elaboration? 5. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan flexibility? 6. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan originality? 7. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan elaboration terhadap kemampuan flexibility? 8. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan elaboration terhadap kemampuan originality? 9. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan flexibility terhadap kemampuan originality?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui valid dan reliabilitas kemampuan berpikir kreatif matematis.

2. Mengetahui Kemampuan Berpikir Kreatif .

3. Mengetahui Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis berdasarkan gender. 4. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan fluency terhadap kemampuan elaboration. 5. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan fluency terhadap kemampuan flexibility. 6. Menganalisis pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan originality. 7. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan elaboration terhadap kemampuan flexibility. 8. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan elaboration terhadap kemampuan originality. 9. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan flexibility terhadap kemampuan originality.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pembelajaran matematika utamanya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah. b. Bagi Guru Bagi guru dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. c. Bagi Siswa Bagi siswa diharapkan dapat menjadi acuan untuk menemukan metode belajar yang tepat bagi mereka.

G. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefinisikan, meliputi berikut ini.

1. Analisis

Dalam kamus bahasa indonesia, analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa karangan, perbuatan dan sebagainya untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaraanya, dan sebagainya. Selanjutnya yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII SMP.