Validitas Konstruk ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

Gambar 5.4 Diagram Jalur Hubungan antara butir dan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis disajikan pada gambar berikut. Gambar 5.5 Hubungan butir dan indikator

D. Pembahasan

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata- rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebesar 50,27 atau tergolong rendah. Kemampuan tersebut dapat dilihat menurut sekolah, yaitu SMPN 1 sebesar 52,03, SMPN 2 sebesar 46,43, SMPN 8 sebesar 50,77, SMPN 9 sebesar 65,16, SMPN 11 sebesar 45,03, dan SMP IT sebesar 42,20. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMPN 9 relatif lebih baik dibandingkan SMP lainnya, walaupun masih tergolong rendah. Temuan penelitian ini, sejalan dengan penelitian Dini Kinanti Fardah 2012 yang tentang Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended, yang menemukan bahwa pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20 dari seluruh siswa, pola berpikir kreatif kategori sedang sebanyak 33,33 dari seluruh siswa, dan pola berpikir kreatif siswa kategori rendah sebanyak 46,67 dari seluruh jumlah siswa. Temuan Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis menurut indikator mengungkapkan bahwa pada indikator fluency sebesar 68,52, elaboration sebesar 34,00, flexibility sebesar 68,75, dan originality sebesar 32,41. Hal ini berati bahwa kemampuan flexibility merupakan indikator yang tergolong cukup baik dibandingkan fluency, elaboration, dan originality. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ternyata, kemampuan berpikir kreatif matematis jenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Temuan penelitian juga mengungkapkan bahwa kemampuan siswa pada indikator fluency berpengaruh positif langsung terhadap kemampuan siswa pada indikator elaroration . Hal ini berarti kemampuan siswa pada indikator fluency ternyata turut mempengaruhi kemampuan siswa pada indikator elaboration. Dengan kata lain makin tinggi kemampuan siswa pada indikator fluency maka makin tinggi pula kemampuan siswa pada kemampuan elaboration. Kemampuan siswa pada indikator elaboration berpengaruh positif langsung terhadap kemampuan siswa pada indikator flexibility. Hal ini berarti kemampuan siswa pada indikator elaboration ternyata turut mempengaruhi kemampuan siswa pada indikator flexibility. Dengan kata lain makin tinggi kemampuan siswa pada indikator elaboration maka makin tinggi pula kemampuan siswa pada kemampuan flexibility. Kemampuan siswa pada indikator flexibility berpengaruh positif langsung terhadap kemampuan siswa pada indikator originality. Hal ini berarti kemampuan siswa pada indikator flexibility ternyata turut mempengaruhi kemampuan siswa pada indikator originality. Dengan kata lain makin tinggi kemampuan siswa pada indikator flexibility maka makin tinggi pula kemampuan siswa pada kemampuan originality. Temuan penelitian ini, sejalan dengan penelitian Fatimatuzahro dan Mega Teguh Budiarto 2014, tentang Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Open-Ended Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika, yang menemukan bahwa siswa kemampuan matematika tinggi menunjukkan dengan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency, dan elaboration, kemudian siswa dengan kemampuan matematika sedang menunjukkan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency, dan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak menunjukkan berkemampuan berpikir. Indikator fluency merupakan indikator yang tergolong dalam level ter-tinggi dalam kemampuan berpikir kreatif matematis, yang dalam penelitian ini ternyata dipengaruhi oleh kemampuan siswa pada indikator elaboration. Hal ini berarti kemampuan siswa dalam mencetuskan banyak gagasan atau penyelesaian masalah dalam melakukan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik. Indikator elaboration merupakan indikator yang tergolong dalam level ter-tinggi dalam kemampuan berpikir kreatif matematis, yang dalam penelitian ini ternyata dipengaruhi oleh kemampuan siswa pada indikator flexibility. Hal ini berarti kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu gagasan berpengaruh terhadap kemampuan siswa yang menghasilkan gagasan atau jawaban yang bervariasi. Indikator flexibility merupakan indikator yang tergolong dalam level ter-tinggi dalam kemampuan berpikir kreatif matematis, yang dalam penelitian ini ternyata dipengaruhi oleh kemampuan siswa pada indikator originality. Hal ini berarti kemampuan siswa dalam menghasilkan gagasan, jawaban yang bervariasi berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengungkapkan hal yang baru dan unik. Temuan penelitian ini, sejalan dengan penelitian Anton David Prasetiyo dan Lailatul Mubarokah 2014, tentang Berpikir Kreatif Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Matematika, yang menemukan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran berdasar masalah berpengaruh dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan dan masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol serta tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini pun mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahsan Bangun Datar Segiempat saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. 2. Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal. 3. Ketersediaan waktu yang diberikan dari pihak sekolah cukup ketat harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari kepala sekolah sehingga tidak banyak sekolah yang didapat untuk penelitian hanya mendapatkan enam sekolah dari beberapa banyak sekolah yang berada di kabupaten Bekasi dan waktu yang diberikan cukup sedikit yaitu 90 menit.