Populasi Validitas Konstruk Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara beragam tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan 4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara beragam, proses perhitungan dari hasilnya benar. Originality Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban yang salah. 1 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami. 2 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai. 3 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan. 4 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan dan hasilnya benar. Elaboration Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 1 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi tanpa disertai perincian 2 Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi dan disertai perincian yang kurang detil 3 Memperluassituasidenganbenardanmemerincinyak urangdetil 4 Memperluassituasidenganbenardanmemerincinyad engandetil Untuk mengetahui instrumen kemampuan berpikir kreatif yang akan digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kalayakan persyaratan atau belum, maka instrumen tersebut harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Selain itu, instrumen juga perlu diuji taraf kesukaran dan daya pembeda. Secara empiris, uji validitas dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi, namun sebelum itu, instrumen dilakukan validitas content atau isi materi instrument oleh dosen pembimbing. Setelah semua persyaratan terpenuhi instrumen penelitian dapat dikatakan baik dan layak untuk digunakan. Berikut disajikan ketentuan dan langkah perhitungannya: 1. Uji Validitas Butir Validitas butir ditentukan berdasarkan pengujian loading factor dengan Confirmatory Factor Analysis CFA menggunakan Lisrel 88.00 dan AMOS versi 20. 2. Reliabilitas Secara empiris dengan CFA suatu indikator dikatakan valid mengukur konstruk jika hasil estimasi loading factor  0,5 atau memiliki nilai statistik uji-t dengan p-value 0,05. Suatu indikator dikatakan dominan sebagai pembentuk kontruk jika memiliki  2 ≥ 0,70 Hair, et al., 2006. Perhitungan Construct Reliability CR dan Variance Extracted VE ditentukan dengan menggunakan rumus: 4 k VE CR k i i i k i i k i i k i i i 2 1 1 2 1 2 1 = dan =                                      , dimana: i  = loading faktor indikator ke – I, i  = error varians indikator ke – i k = banyaknya indikator dalam model Penentuan Composite Reliability didasarkan pada komposit konsistensi internal indikator-indikator pengukur konstruk. Secara general suatu konstruk, unidimensional, tepat, dan konsisten dapat diukur oleh indikatoritem, jika: a Model fit dengan data, b Loading faktor  signifikan di atas 1,96 atau  0,50, dan c Estimasi koefisien CR ≥ 0,70 dan VE ≥ 0,50. 4 Kadir, Statistika Terapan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015, h. 144.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis Deskripstif meliputi: rata-rata, median, modus, standar deviasi, kemiringan dan ketajaman, sedangkan analisis inferensial menggunakan Program Amos dan lisrel.

G. Hipotesis Statistika

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: 1. H : λ i H 1 : λ i 2. H : H 1 : 3. H : H 1 : 4. H : H 1 : 5. H : H 1 : 6. H : H 1 : 7. H : H 1 : Keterangan: λ = loading factor = pengaruh eksogen terhadap endogen = Pengaruh endogen terhadap endogen 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil tes kemampuan dalam penelitian ini yakni data hasil tes berdasarkan aspekindikator berpikir kreatif yang diukur serta data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematika siswa secara keseluruhan dibahas sebagai berikut.

1. Validitas Konstruk Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Teknik analisis CFA bertujuan untuk meng-estimasi ketepatan butir-butir yang mengukur faktor yang telah disusun berdasarkan konstruk teoretis.Teknik analisis CFA yang digunakan adalah Struktural Equation Modeling SEM model pengukuran Measurement Model. Melalui analisis CFA, faktor yang akan di-estimasi adalah: 1 Fluency, 2 Elaboration, 3 flexibility, dan 4 Originaly. Diagram jalur butir terhadap faktor disajikan pada gambar berikut. Gambar 4.1 Diagram Jalur Loading Faktor Selanjutnya hasil pengujian loading faktor butir instrumen dengan statistik uji-t disajikan pada diagram jalur berikut. Gambar 4.2 Diagram Jalur Loading Faktor dengan Uji-t Berdasarkan hasil analisis sebagaimana disajikan pada gambar 4.1, kecuali butir-8, semua butir instrumen 1,96. Dengan demikan terdapat 10 butir soal yang valid mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Secara Keseluruhan

Hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP secara keseluruhan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Statistik deskriptif kemampuan berpikir kreatif matematis N Valid 180 Missing Mean 50.27 Median 48.00 Mode 48 Std. Deviation 10.272 Variance 105.524 Skewness .525 Std. Error of Skewness .181 Kurtosis .206 Std. Error of Kurtosis .360 Range 48 Minimum 30 Maximum 78 Dari tabel 4.1 terlihat statistika kemampuan berpikir kreatif secara keseluruhan. Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel pada data sebanyak 180 siswa, dimana terdapat nilai tertinggi adalah 78 dan terendah adalah 30. Nilai rata-rata yang diperoleh pada data total adalah 50,27. Begitu pula dengan median Md adalah 48,00, Modus Mo adalah 48, Varians adalah 105,524 dan Simpangan Baku adalah 10,272. Tabel 4.2 Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Data Total Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 30 6 3.3 3.3 3.3 33 1 .6 .6 3.9 35 7 3.9 3.9 7.8 38 4 2.2 2.2 10.0 40 13 7.2 7.2 17.2 43 16 8.9 8.9 26.1 45 18 10.0 10.0 36.1 48 28 15.6 15.6 51.7 50 20 11.1 11.1 62.8 53 15 8.3 8.3 71.1 55 11 6.1 6.1 77.2 58 7 3.9 3.9 81.1 60 6 3.3 3.3 84.4 63 8 4.4 4.4 88.9 65 6 3.3 3.3 92.2 68 4 2.2 2.2 94.4 70 1 .6 .6 95.0 73 4 2.2 2.2 97.2 75 3 1.7 1.7 98.9 78 2 1.1 1.1 100.0 Total 180 100.0 100.0 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 34,30 siswa pada SMP mendapat nilai dibawah rata-rata empiris 50,27 yaitu 67 siswa sedangkan yang mendapat nilai lebih tinggi atau sama dengan rata-rata empiris 65,70, yaitu 113 siswa. Lampiran 5 Hal 69. Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada seluruh sekolah dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Data Total

3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Per Sekolah

Hasil kemampuan berpikir kreatif matematis diantara siswa SMP di Bekasi disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir KreatifMatematisPer Sekolah SMPN 1 SMPN 2 SMPN 8 SMPN 9 SMPN 11 SMP IT N Valid 30 30 30 30 30 30 Missing Mean 52.03 46.43 50,77 65.16 45.03 42.20 Median 50.00 46.50 50.00 65.00 45.00 43.00 Mode 50 48 55 63 a 48 43 Std. Deviation 7.388 4.398 6.415 8.573 8.124 7.199 Variance 54.576 19.344 41.154 73.499 66.006 51.821 Skewness .285 -.058 .113 -.591 .052 -.385 Std. Error of Skewness .427 .427 .427 .427 .427 .427 Kurtosis -.140 -.909 -.754 .242 .166 -.986 Std. Error of Kurtosis .833 .833 .833 .833 .833 .833 Range 30 15 23 35 35 23 Minimum 38 38 40 43 30 30 Maximum 68 53 63 78 65 53 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Hasil analisis pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diantara 6 SMP dan keseluruhan masih tergolong rendah. Nilai rata-rata tertinggi kemampuan berpikir kreatif persekolah adalah SMPN 9 yaitu sebesar 65,13 dan nilai rata-rata terendah kemampuan berpikir kreatif persekolah adalah SMP IT yaitu sebesar 42,20. 5 10 15 20 25 30 30 33 35 38 40 43 45 48 50 53 55 58 60 63 65 68 70 73 75 78 F re k u en si Nilai Frekuensi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMPN 1 lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 4.4 Frekuensi Kemampuan Berpikir KreatifSMPN 1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 38 1 3.3 3.3 3.3 40 2 6.7 6.7 10.0 43 1 3.3 3.3 13.3 45 1 3.3 3.3 16.7 48 5 16.7 16.7 33.3 50 7 23.3 23.3 56.7 53 3 10.0 10.0 66.7 55 3 10.0 10.0 76.7 58 1 3.3 3.3 80.0 60 2 6.7 6.7 86.7 63 2 6.7 6.7 93.3 65 1 3.3 3.3 96.7 68 1 3.3 3.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 43,30 siswa pada sekolah SMPN 1 mendapat nilai dibawah rata-rata empiris 51,90, yaitu 13 siswa sedangkan yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan nilai rata-rata kelas 56,70, yaitu 17 siswa. Lampiran 6 hal 70. Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada sekolah SMPN 1 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Hasil Tes SMPN 1 1 2 3 4 5 6 7 8 38 40 43 45 48 50 53 55 58 60 63 65 68 F re k u en si Nilai