luwes Flexibility, berpikir orisinal Originality dan memperinci Elaboration.
Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban beragam dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika
jawaban tampak berlainan dan mengikuti pola tertentu. Produktivitas siswa untuk menghasilkan jawaban yang beragam dan benar serta
kesulitan untuk menyelesaikan masalah juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah hasil deskripsi tingkat kemampuan berpikir kreatif
siswa. Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan
berbagai macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Siswa diharapkan mampu menjelaskan setiap
cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Produktivitas siswa dalam mengubah sudut pandang penyelesaian dan tingkat kesulitan siswa
dalam menyelesaikan soal juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah deskripsi hasil tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.
Originality mengacu pada kemampuan siswa memberikan jawaban yang tidak lazim, berbeda dengan yang lain dan bernilai benar. Siswa
diharapkan menyelesaikan soal dengan pemikirannya sendiri. Orisinalitas jawaban siswa akan dinilai dan dieksplor lebih jauh untuk mengukut
tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa. Elaboration mengacu pada kemampuan siswa mengembangkan,
menambah, dan memperkaya suatu gagasan. Diharapkan siswa dapat menambahkan informasi atau keterangan lebih lanjut untuk memperjelas
jawaban siswa. Produktivitas dalam memberikan informasi tambahan akan dinilai dan dieksplor lebih lanjut untuk mengukur tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam penelitian ini, aspek-aspek berpikir kreatif yang diukur
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Indikator Aspek Berpikir Kreatif
Aspek Indikator
Berpikir Lancar fluency
1. Mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Berpikir Luwes flexibility
1. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
2. Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
3. Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda.
Berpikir Originality
1. Mampu menguungkapkan hal yang baru dan unik.
2. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
3. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur.
Berpikir Elaboration
1. Mampu mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan atau produk.
2. Menambahkan atau memperinci detil dari suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga menjadi
lebih menarik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Dini Kinanti Fardah, 2012 dengan judul “ Analisis Proses dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open- Ended
”.
19
Jurnal KREANO diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20 dari seluruh siswa, pola berpikir kreatif kategori sedang sebanyak
19
Dini kinanti fardah, “ Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended
”.Jurnal KREANO diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012.
33,33 dari seluruh siswa, dan pola berpikir kreatif siswa kategori rendah sebanyak 46,67 daro seluruh jumlah siswa.
2. Fatimatuzahro dan Mega Teguh Budiarto, 2014 dengan judul “
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Open-Ended Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan
Matematika”.
20
Jurnal MATHE dunesa diterbitkan oleh Jurusan Matematika UNESA Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014. Hasil penelitian
ini bahwa siswa kemampuan matematika tinggi menunjukkan dengan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency, dan
elaboration, kemudian siswa dengan kemampuan matematika sedang menunjukkan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency,
dan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak menunjukkan berkemampuan berpikir.
3. Penelitian yang dilakukan oleh
Anton David Prasetiyo, dan dkk, dalam jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Volume 2 tahun 2014
dengan judul Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika.
21
Disimpulkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran berdasar masalah berpengaruh dalam kemampuan
berpikir kreatif siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum 2004
mata pelajaran
matematika mengisyaratkan
pentingnya kreativitas
siswa, berpikir
kreatif, maupun
aktivitas kreatif.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengisyaratkan agar tiap
pembelajaran matematika di sekolah dimulai dengan memberikan soal-soal konstektual dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal. Tapi pada
umumnya, guru hanya memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup
20
Fatimatuzahro da n Mega Teguh Budiarto, “ Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Open-Ended Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika”. Jurnal MATHEdunesa diterbitkan oleh Jurusan Matematika UNESA, Vol. 3 No. 2
Tahun 2014, h. 85-89
21
Anton David Prasetiyo, dan dkk, “Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika”. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI
Sidoarjo, Volume 2 tahun 2014.
memiliki jawaban atau cara penyelesaian tunggal dan kebanyakan siswa mengerjakan tugas atau latihan soal yang tidak jauh berbeda dengan cara
yang diajarkan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memiliki kesempatan untuk mengekplorasi kreativitas dan produktivitas berpikirnya.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari lahirnya ilmu-ilmu lain dan berperan penting dalam perkembangan teknologi masa kini.Oleh karena
itu, penguasaan terhadap matematika dirasakan sangat perlu karena matematika diajarkan di semua jenjang pendidikan.Hal ini sebagai bekal
peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar, berpikir logis, kritis, sistematis dan kreatif.
Kemampuan berpikir
kreatif matematis
adalah kemampuan
menyelesaikan permasalahan matematika dengan penyelesaian yang berbeda namun tetap diterima keabsahannya. Kemampuan berpikir kreatif meliputi
kemampuan memunculkan banyak gagasan, jawaban maupun pertanyaan, mampu melihat permasalahan serta menghasilkan jawaban dari perspektif
yang berbeda, menyusun sesuatu yang baru dan mampu mengembangkan ide lain dari suatu ide dan mampu memperinci suatu permasalah.
Kemampuan berpikir kreatif matematis perlu dikembangkan karena dapat memebrikan manfaat yang sangat luas terhadap kehidupan siswa.
contohnya adalah dalam memahami dan mengaplikasikan materi matematika pada kehidupan sehari-hari, siswa yang kreatif cenderung dapat
menyelesaikan masalah dengan baik dan senantiasa mamiliki pemikiran yang lebih mendalam terhadap suatu situasi dan masalah yang mereka temukan.
Secara grafis kemampuan berpikir kreatif siswa disignifikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian: 1. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
elaboration. 2. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
flexibility. 3. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
originality. 4. Kemampuan elaboration pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
flexibility. 5. Kemampuan elaboration pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
originality. 6. Kemampuan flexibility pengaruh langsung positif terhadap kemampuan
originality. Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Fluency
Elaboration
Flexibility
Originality