39
2. Landasan Syari’ah Al-Mudharabah
a Al-Qur’an
.... .
:
Artinya:“..... Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah....” Q.S. Al-Muzammil73: 20
:
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah” Q.S. Al-Jumuah62: 10
b Al-Hadits
:
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthallib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah
ia mensyaratkan
agar dananya
tidak dibawa
mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau
40
membeli ternak dalam keadaan hidup. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana
tersebut. Kemudian disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah dan Rasulullah pun membolehkannya” HR. Thabrani
: :
, }
{
Artinya: Nabi saw. bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, buka untuk
dijual.
c Ijma’
:
.
Artinya : Diriwayatkan bahwa sejumlah sahabat telah berkonsensus terhadap
legitimasi pengelolaan harta yatim secara mudharabah dan tidak ada yang mengingkari atau membantah mereka.
26
3. Rukun dan Syarat
Mudharabah; a Rukun
mudharabah:
1 Pemilik modal 2 Pemilik usaha
26
Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Beirut-Libanon, Daar El Fikr, 1989, Jil. 4, h. 838
41
3 Proyekusaha 4 Modal
5 Ijab qabul 6 Nisbah bagi hasil.
27
b Syarat mudharabah:
1 Baik pemilik modal maupun pengelola keduanya harus mukallaf. 2 Modal harus tunai, dalam jumlah yang dapat dihitungterukur.
3 Porsinisbah bagi hasil disepakati bersama.
28
Adapun syarat utama bagi pemodal dan mudharib adalah keduanya harus memiliki kemampuan untuk diwakili dan mewakilkan. Sedangkan
persyaratan yang berkaitan dengan modal yang disetor antara lain: a Modal harus berupa mata uang yang berlaku di pasaran
b Modal disetor harus diketahui ukurannya dan harus berbentuk uang yang dihadirkan ketika usaha mudharabah dilaksanakan.
c Modal disetor harus diserahkan kepada sang mudharib.
29
Pada sisi pembiayaan mudharabah diterapkan untuk pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa serta diterapkan untuk
investasi khusus atau disebut juga mudharabah muqayadah, di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syaarat yang telah
ditetapkan olah shahibul maal.
27
Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa-Nihayah al-Muqtasid, Terjemah: MA Abdurrahman dan H. Aris Abdullah, Semarang, As-syifa, 1990, Jil. II, h. 234
28
Ibid.
29
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indonesia, Op.Cit., h.70
42
4. Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah