22
3. Macam-macam Pembiayaan
a. Pembiayaan menurut tujuannya, dibagi menjadi : pembiayaan jangka pendek, investasi dan konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktunya, yaitu : pembiayaaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Aktiva produktif dialokasikan dalam bentuk
pembiayaan seperti bagi hasil, mudahrabah, ijarah, surat berharga, penyertaan modal sementara, dan Sertfikat Wadiah Bank Indonesia SWBI. Sedangkan
Aktiva tidak produktif termasuk dalam bentuk pembiayaan qardh, artinya penyediaan dana yang mewajibkan peminjam hanya membayar pokoknya saja,
baik dengan cicilan maupun sekaligus dalam jangka waktu tertentu.
4. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
a. Tujuan Pembiayaan antara lain yaitu memperoleh bagi hasil dari modal yang disimpannya,
memperoleh kesejahteraan
dari bank
yang dikelolanya;
membantu mengembangkan usaha; memperoleh barang yang dibutuhkan; mengurangi pengangguran; membiayai pembangunan negara dari penghasilan
pajak; dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga makin banyak masyarakat yang dapat
dilayani.
23
b. Fungsi pembiayaan antara lain meningkatkan daya guna uang dan barang; meningkatkan pendapatan nasional; penghubung ekonomi Internasional;
menimmbulkan kegairahan berusaha dan memperlancar produksi serta konsumsi. Sehingga tingkat hidup masyarakat meningkat.
5. Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan, pemberi dana shahibul maalpemilik dana dalam hal ini pihak BMT harus memperhatikan
beberapa prinsip utama yang yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon peminjam mudharib. Prinsip ini dikenal dengan Prinsip 5C dan 7 P, dan
dalam ekonomi syariat Islam ada penambahan prinsip, sehingga menjadi prinsip 5C + S yaitu:
1. Caracter
Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam dengan tujuannuntuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat
memenuhi kewajibannya.
2. Capacity
Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan peminjam untuk melakukan pembayaran.
Kemampuan diukur dengan catatan prestasi peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas
sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, serta metode kegiatannya.
24
3. Capital
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon peminjam, yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang
ditunjukan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada posisi modalnya
4. Colateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran
tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. Jaminan ini dapat berupa garansi perorangan, usahanya, dan
jaminan tambahan untuk pembiayaan 2 juta ke atas.
5 . Conditions
Yaitu pihak BMT harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha
yang dilakukan oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon peminjam.
6. Personality : menilai mitra dari segi kepribadiannya atau tingkah laku sehari-