gempa, banjir dan sebab-sebab lain yang belum disebutkan sebelumnya yang dianggap berada di luar kendali Builder...”
120
Dalam klausula ini jelas disebutkan adanya keterangan mengenai force majeure dan akibatnya apabila hal ini terjadi.
D. Kontrak Internasional
Dari sifat dan ruang lingkup hukum yang mengikatnya, kontrak dapat berupa kontrak nasional dan internasional. Kontrak nasional adalah kontrak yang dibuat oleh
dua subyek hukum dalam satu wilayah negara dan tidak ada unsur asingnya. Sedangkan kontrak internasional adalah suatu kontrak yang didalamnya ada atau
terdapat unsur asing.
121
Kapan suatu kontrak terdapat unsur asingnya, belum ada pendapat yang sama. Secara teoritis, unsur asing yang dapat menjadi indikator suatu kontrak adalah
kontrak nasional yang ada unsur asingnya yaitu:
122
1. Kebangsaan yang berbeda
2. Para pihak memiliki domisili hukum di negara yang berbeda
3. Hukum yang dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-
prinsip kontrak internasional terhadap kontrak tersebut 4.
Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri 5.
Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing 6.
Digunakannya mata uang asing di dalam kontrak tersebut.
120
Shipbuilding Contract For The Completion Of 01 Unit Of 64M RoPax Catamaran Ferry Hull Nos. 009 Dated This 10
th
Day Of April 2007 Between PT. Sinbat Precast Teknindo, Indonesia – Builder- And Islands Transport Holdings Pty. Ltd., Australia –Buyer-, Page 10 of 17
121
Sudargo Gautama, Kontrak Dagang Internasional, Alumni, Bandung, 1976, hlm. 7
122
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional, op.cit., hlm. 4
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional mendifinisikan Perjanjian Internasional yaitu:
123
”Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta
menimbulkan hak dan kewajiban dibidang hukum publik.”
Batasan dalam ketentuan di atas dengan jelas dinyatakan bahwa Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang tunduk pada hukum internasional publik.
124
Namun terdapat gambaran yang agak membingungkan yang dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Tidak Sehat, dalam pasal 16 undang-undang ini menyebutkan: ”Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri
yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.”
125
Sempat timbul polemik apa interpretasi kata perjanjian di pasal tersebut, apakah perjanjian dibidang publik atau perdata. Polemik ini berakhir dengan
tercapainya kesamaan persepsi bahwa maksud kata perjanjian di sini adalah bersifat privat kontrak yang dilakukan dengan pengusaha asing di wilayah Indonesia.
126
E. Pilihan Hukum Dalam Kontrak Internasional