maka pilihan hukum yang digunakan adalah pilihan hukum Indonesia.
258
Hal ini menjadikan bahwa kebijakan atas pilihan hukum ini adalah berbeda-beda dalam
setiap kontrak perjanjian mereka. Dengan adanya perbedaan atas pilihan hukum tersebut tidak menjadikan suatu kontrak itu batal atau dapat dibatalkan karena hal ini
bukan merupakan suatu syarat sahnya suatu kontrak.
B. Pilihan Forum Choice Of Forum
Klausula ini sebenarnya tidak merupakan suatu klausula yang harus ada dalam kontrak sehingga dengan tidak disebutkannya pilihan forum ini dalam kontrak
tidak menjadikan suatu kontrak itu batal atau dapat dibatalkan.
259
Namun klausula ini dipandang penting karena ia akan memberikan kepastian kepada para pihak dan
kepada forum penyelesaian sengketa dan mengarahkan pada para pihak forum apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Untuk menentukan forum yang mana yang akan mengadili sengketa kontrak adalah tidak lepas dengan adanya kesepakatan para pihak. Kesepakatan ini yang
melahirkan kewenangan atau yurisdiksi kepada forum yang dipilih dan yang akan menangani sengketa para pihak.
260
258
Dalam hal pilihan hukum digunakan hukum Indonesia, maka salah satu ketentuan yang mengatur dalam hukum kontrak apabila dibuat dihadapan pejabat tertentu dalam hal ini notaris maka
harus tetap tunduk terhadap Undang-undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, akan tetapi hal ini juga tidak dapat dipaksakan kepada para pihak hukum mana yang akan berlaku. Dalam hal ini
lebih mengacu pada kepastian akan kontrak tersebut dilihat dari sudut kenotariatan seperti kewenangan penandatangan, keabsahan dokumen-dokumen lain sebagai penunjang kontrak dan kuatnya
pembebanan bukti dalam hal terjadi persengketaan.
259
Huala Adolf, op.cit., hlm. 163
260
Ibid., hlm.164
Universitas Sumatera Utara
Sudargo Gautama berpendapat bahwa dalam Pasal 24 KUH Perdata yang mengatur kebebasan untuk memilih tempat tinggal domisili dapat digunakan
sebagai aturan mengenai pilihan forum ini.
261
Forum dalam hal ini adalah pilhan hukum yang sekaligus sebagai forum penyelesaian sengketa dimana pilihan forum
sendiri tidak disebutkan dalam kontrak. Dalam teori Lex Loci Contractus yaitu suatu kontrak ditentukan oleh hukum di mana kontrak tersebut dibuat, di mana ia
diciptakan, dilahirkan. Dalam hal ini menyangkut domisili. Akan tetapi hal ini berlaku apabila pilihan ini tidak disebutkan dengan jelas dalam kontrak.
262
Dalam teori Lex loci Solutions menerangkan bahwa pilihan hukum ditentukan dari tempat di
mana kontrak tersebut dilaksanakan. Hal ini juga menyangkut domisili. Teori ini digunakan untuk menentukan akibat hukum suatu kontrak.
263
Seperti halnya dalam teori lex loci contractus, teori ini hanya digunakan apabila pilihan forum tidak
disebutkan dalam klausula kontrak. Maka ketentuan dari Pasal 24 KUH Perdata dan kedua teori diatas dapat diabaikan dalam keadaan-keadaan tertentu. Selanjutnya
dalam pasal 24 KUH Perdata ini mengandung 3 syarat dalam pilihan forum: a.
Para pihak harus menyatakan pilihannya dengan tegas bahwa domisili tersebutlah yang akan dijadikan sebagai aturan dalam pilihan forumnya.
b. Pilihan forum harus dinyatakan sebelum sengketa lahir.
261
Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Alumni Bandung 2002, hlm. 235
262
Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasioal, Jilid III, Bagian 2, Buku Ke -8, Alumni, Bandung, 2002, hlm. 104
263
Ibid., hlm. 32
Universitas Sumatera Utara
c. Para pihak tidak dapat menentukan pilihan forum apabila perkara telah
terjadi. Dalam hukum perjanjian di Indonesia terdapat bermacam-macam pilihan
forum penyelesaian sengketa. 1.
Macam-macam pilihan forum. Dalam praktek umumnya forum yang dipilih terbagi dalam 2 bagian yaitu forum
yang sifatnya damai dan forum yang sifatnya tidak damai. Pilihan forum yang sifatnya damai yaitu negosiasi, mediasi dan arbitrase. Pilihan forum yang
sifatnya tidak damai yaitu pengadilan litigasi. Pilihan domisili dapat dijadikan ukuran karena domisili merupakan tempat atau daerah hukum yang akan
dijadikan sebagai sarana penyelesaian sengketa. Misalnya disebutkan klausula: ”Para pihak dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap yaitu
di Pengadilan Negeri...”. berdasarkan atas klausula ini maka telah ditentukan bahwa pilihan forum adalah melalui jalan pengadilan yaitu Pengadilan di tempat
di mana ditunjuk dalam klausula tersebut. Jenis forum tersebut adalah sebagai berikut:
a. Negosiasi
b. Mediasi
c. Arbitrase
d. Pengadilan
2. Pilihan Forum Choice Of Forum pada PT. Sinbat Precast Teknindo.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Manajemen PT. Sinbat Precast Teknindo, pilihan forum tetap disebutkan dalam klausula kontrak-kontrak
mereka. Forum yang selalu digunakan dalam kontrak-kontrak di perusahaan ini adalah sarana non litigasi di luar pengadilan yaitu sarana arbitrase yaitu
Arbitrase Singapura. Berikut ini hasil wawancara beberapa alasan digunakan Arbitrase Singapura:
a. PT. Sinbat Precast Teknindo merupakan perusahaan asing PMA yang
mana para pemegang saham sebagian para pemegang saham bertindak sebagai Manajemen perusahaan itu sendiri adalah sebagian besar
berkewarganegaraan Singapura sehingga merupakan suatu kepercayaan bagi mereka atas kompetensi Arbitrase Singapura dan hal ini merupakan
salah satu pilihan yang digunakan untuk menentukan forum Arbitrase Singapura;
Hal ini disebabkan bawah menurut direktur yang menetukan jalannya
perusahaan lebih cenderung memilih dan percaya akan kompetensi Arbitrase Singapura. Dan hal ini tidak terdapat keberatan dari para
pemegang yang ada pada perusahaan tersebut. b.
Untuk mendapatkan kepastian hukum; c.
Adanya pertimbangan Singapura sebagai negara anggota 1958 New York Convention maka hasil keputusan Arbitrase Singapura bisa
diberlakukan di 140 atau lebih negara.
Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa hasil keputusan Arbitrase satu negara anggota dalam New York Convention tersebut adalah sah dan
hasil keputusannya dapat dieksekusi di negara-negara lain yang merupakan anggota konvensi tersebut. Mengacu hal ini maka hasil
keputusan Arbitrase Singapura adalah sah dan dapat dieksekusi di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dengan proses-proses sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang salah satu isinya adalah dengan mendaftarkan hasil
keputusan tersebut di Pengadilan Negeri Pusat. Dalam hal ini Indonesia dalam Undang-undang Arbitrase No. 30 Tahun 1999 juga merupakan
anggota Convention New York Tahun 1958. Hal ini berhubungan dengan ketentuan adanya eksekusi Arbitrase Asing. Apabila alasan ini
memang digunakan atas dipakainya Arbitrase Singapura, maka seharusnya Arbitrase Indonesia bisa digunakan karena hasil eksekusi
Arbitrase Indonesia bisa dilakukan di negara-negara anggota konvensi New York yang salah satunya adalah Singapura. Akan tetapi hal ini
kembali kepada kesepakatan masing-masing pihak yang melakukan perjanjian ini, sehingga pilihan atas arbitrase mana yang digunakan tidak
bisa dipaksakan kepada pihak-pihak tersebut. Timbul suatu pertanyaan apakah adanya ketidaktahuan para pihak. Terlepas atas pertanyaan ini,
kesepakatan para pihaklah yang menggaris bawahi sarana arbitrase mana yang akan digunakan dalam penyelesaian sengketa.
d. Dikarenakan para pemegang saham dan dewan direksi PT. Sinbat
Precast Teknindo terdiri dari beberapa orang yang berkewarganegaraan lain dan mereka mempunyai kebebasan untuk melakukan konsultasi
mengenai proses
Arbitrase di
Singapura terlepas
atas kewarganegaraannya;
e. Adanya pertimbangan bahwa walaupun bukan berkewarganegaraan
Singapura tidak diperlukannya ijin kerja untuk melakukan Arbitrase di Singapura;
Untuk berperkara di Badan Arbitrase Singapura tidak hanya untuk badan
hukum atau pribadi yang berkewarganegaraan Singapura. Sehingga atas
Universitas Sumatera Utara
perusahaan-perusahaan yang berkewarganegaraan Indonesia bisa menggunakan sarana ini sebagai sarana forum persengketaan mereka.
f. Adanya pertimbangan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk proses ini
lebih kecil dibandingkan dengan pusat-pusat Arbitrase yang besar lainnya;
g. Adanya pertimbangan merupakan Negara yang berada di peringkat 3
atas kategori negara yang bebas dari korupsi.
264
h. Adanya pertimbangan bahwa penyelesaian persengketaan dengan sarana
ini lebih cepat dibandingkan dengan jalur pengadilan litigasi. Dalam wawancara selanjutnya diajukan pertanyaan adanya kerugian atau
kendala dengan adanya kebijakan pengambilan keputusan pilihan forum Arbitrase Singapura. Di bawah ini adalah kutipan jawaban dari pihak
Manajemen: ”Sejak tahun 2006 pada saat perusahaan yang bergerak dalam bidang
galangan kapal ini berdiri tidak pernah terjadi perselisihan sehingga dalam prakteknya tetap digunakan sarana pilihan forum ini. Kalaupun ada hanyalah
masalah minor yang cukup diselesaikan antara para pihak sendiri dan hal inipun sudah tercakup dalam kontrak. Akan tetapi, seperti dikatakan
sebelumnya sarana forum ini akan tetap digunakan dalam melakukan negosiasi dalam setiap kontrak yang akan dibuat dan tentunya juga tergantung
dari kesepakatan” Hal ini ditindaklanjuti dengan memberikan beberapa informasi atau acuan kepada klien perusahaan dalam melakukan tahap
negosiasi salah satunya informasi mengenai Singapore Arbitration Act Chapter 10
265266
Pilihan forum yang tersebut dalam kontrak-kontrak di PT. Sinbat Precast
Teknindo dapat dilihat dalam klausula-klausula sebagai berikut ini:
264
Dalam tahap negosiasi kepada pihak klien PT Sinbat Precast Teknindo diberikan website dari Tranparency Internationl – Corruption Perception Index-
http:www.transparency.orgpolicy_researchsurveys_indicescpi2009cpi_2009_table , hal ini
digunakan sebagai salah satu pegangan dalam melakukan negosiasi untuk menentukan pilihan forum yang akan digunakan dalam kontrak.
265
Hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahan PT Sinbat Precast Teknindo pada bulan Juli 2010
266
Mediation In Singapore http:library.smu.edu.sgsubjectsmediation_legislation.pdf
Universitas Sumatera Utara
”ARTICLE XII-DISPUTE AND ARBITRATION: In the event of any dispute or differences between the parties hereto as to any other matter arising out of
relating to this Contract..., such dispute shall be determined and resolved by arbitration held in Singapore in accordance with the provisions of Singapore
Arbitration Act, Chapter 10. In this connection, each party...” ”Pasal XII- Persengketaan Dan Arbitrase: Dalam keadaan terjadi persengketaan atau
perbedaan di atara para pihak ini atau hal-hal lain yang timbul yang berhubungan dengan kontrak ini...persengketaan tersebut akan ditentukan dan
diselesaikan dengan sarana Arbitrase yang akan diadakan di Singapura menurut ketentuan Singapore Arbitration Act, Chapter 10. Dalam
hubungannya dengan ini setiap pihak...”
267
Dengan melihat analisa di atas maka kontrak di PT. Sinbat Precast Teknindo tetap menggunakan pilihan forum dalam setiap kontraknya dan pilihan forum tersebut
adalah sarana Arbitrase di Singapura menurut ketentuan Singapore Arbitration Act Chapter 10. Dan hal tersebut tidak lepas dengan kesepakatan dari pihak lain.
Menurut hukum Indonesia, dengan dipilihnya forum arbitrase Singapura tidak menjadikan kontrak-kontrak tersebut tidak sah, batal atau dapat dibatalkan, karena
pilihan forum Arbitrase bukan merupakan salah satu syarat sahnya suatu kontrak.
C. Putusan Arbitrase Asing