Pilihan Hukum Choice of Law

b. Pilihan forum choice of forum, yakni para pihak menentukan sendiri dalam kontrak tentang pengadilan atau forum mana yang berlaku jika terjadi sengketa di antara para pihak dalam kontrak tersebut. c. Pilihan domisili choice of domicile, dalam hal ini masing-masing pihak melakukan penunjukan di manakah domisili hukum dari para pihak tersebut. 236 Dalam hukum Indonesia tidak dipungkiri bahwa sampai saat ini penyelesaian sengketa masih berkisar pada perdamaian atau musyawarah untuk mufakat amicable. Bila hal ini tidak dapat diselesaikan maka penyelesaian selanjutnya diserahkan kepada lembaga peradilan. 237 Terdapat dua jenis penyelesaian sengketa yaitu di pengadilan dan di luar pengadilan. Salah satu bentuk penyelesaian di luar pengadilan Alternative Dispute Resolution ADR contohnya adanya Arbitrase. Atas cara yang digunakan sebagai sarana penyelesaian dalam kontrak-kontrak di PT. Sinbat Precast Teknindo disebutkan secara jelas dalam klausula kontrak tersebut.

A. Pilihan Hukum Choice of Law

Pilihan hukum diadakan untuk menghindarkan ketentuan-ketentuan dari suatu negara yang dianggap kurang menguntungkan mereka. 238 Masalah pilihan hukum adalah masalah yang tidak mudah. 239 Sudargo Gautama menyatakan bahwa masalah pilihan hukum adalah masalah yang hingga sekarang masih kontroversial. 240 Selanjutnya Beliau mengatakan masalah pilihan hukum 236 Munir Fuady, op.cit., hlm. 137 237 Hasanudin Rahman, op.cit., hlm. 212 238 Sudargo Gautama, Aneka Masalah Hukum Perdata Internasional, Alumni, Bandung, 1985, hlm. 1 239 Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak, op.cit., hlm. 19 240 Kontroversial: sifatnya masih menimbulkan perdebatan. Lihat: http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php , diakses tanggal 7 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara terdapat perbedaan-perbedaan pendapat yang tak memungkinkan terwujudnya kepastian hukum yang bulat 241 Pilihan hukum berbeda dengan pilihan forum. Karena memang pendirian umum demikian yang berlaku, tetapi juga dalam praktek sendiri para pihak umumnya dalam kontrak Internasional dengan tegas membedakan arti pilihan hukum dan pilihan forum. 242 Klausula pilihan hukum adalah klausula dalam kontrak di mana para pihak menyatakan pilihan suatu sistim hukum yang mengatur kontrak tersebut. 243 Black Law Dictionary memberi batasan sebagai berikut: ”In conflicts of law, the question presented in determining what law should govern...” dalam hukum perselisihan, pertanyaannya adalah hukum mana yang akan digunakan untuk mengatur...”. Dari batasan ini tampak bahwa pilihan hukum hanya 1 dibidang hukum kontrak, dan 2 pilihan hukum adalah hukum yang akan mengatur kontrak tersebut. 244 Sudargo Gautama berpendapat selanjutnya bahwa pilihan hukum dalam hukum perjanjian adalah kebebasan yang diberikan kepada para pihak untuk menentukan sendiri hukum yang hendak digunakan untuk perjanjian mereka. 245 Pendapat lain atas definisi pilihan hukum adalah: 241 Sudargo Gautama, Kontrak Dagang Interasional: Himpunan Ceramah dan Prasaran: Alumni 1975, hlm.1; Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, Gama Media, Yogyakarta, 1999, hlm. 108-120 242 Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional, 2002, op.cit., hlm. 2 243 Huala Adolf, op.cit., hlm. 138 244 Ibid. 245 Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional, Jilid III, Bagian IV, Buku Ke-5, Alumni, Bandung, 1992, hlm. 5, Lihat juga referensi dari: Subekti, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1987, hlm. 11 Universitas Sumatera Utara “A provision in a contract in which the parties stipulate that any dispute between them arising from the contract shall be determined in accordance with the law of a particular jurisdiction. If the dispute is litigated, the choice is not binding, but is normally honored, by the court hearing the lawsuit. The choice is binding if the dispute is arbitrated Sebuah ketentuan dalam kontrak di mana para pihak menerangkan bahwa jika terjadi persengketaan yang timbul dari kontrak ini akan ditentukan menurut hukum dari yurisdiksi tertentu. Jika persengketaan tersebut dilakukan dengan jalan pengadilan litigasi maka pilihan hukum tersebut tidak mengikat, akan tetapi biasanya tetap dihormati oleh pengadilan dimana kasus tersebut disidangkan. Pilihan hukum akan mengikat jika persengketaan diselesaikan dengan jalan penyelesaian sengketa diluar pengadilan-Arbitrase” 246 Sedangkan Pilihan Forum Choice of Forum adalah: a. A provision in a contract in which the parties stipulate that any lawsuit between them arising from the contract shall be litigated before a particular court or in a particular jurisdiction sebuah ketentuan dalam kontrak di mana para pihak menerangkan bahwa sengketa diantara para pihak yang timbul dari kontrak tersebut akan diselesaikan melalui pengadilan atau yurisdiksi tertentu 247 b. A provision in a contract in which the parties stipulate that any arbitration or conciliation between them arising from the contract shall be held before a particular arbitrator or conciliator or group of arbitrators or conciliators or at a particular place sebuah ketentuan dalam kontrak di mana para pihak menerangkan bahwa setiap penyelesian sengketa atau bentuk penyelesaian sengketa lainnya diantara para pihak yang timbul dari kontrak ini akan dilaksanakan oleh sebuah badan arbitrase tertentu, atau badan penyelesaian sengketa lainnya atau sekelompok arbitrator atau konsiliator atau pada suatu tempat tertentu 248 Demikian maka pilihan hukum adalah pilihan atas hukum mana yang akan digunakan untuk kontrak-kontrak mereka, sedangkan pilihan forum adalah forum 246 Choice Of Law http:www.yourdictionary.comlawchoice-of-law-clause , diakses tanggal 30 Agustus 2010 247 Choice of Forum http:www.yourdictionary.comlawchoice-of-forum-clause diakses tanggal 30 Agustus 2010 248 Choice of Forum http:www.yourdictionary.comlawchoice-of-forum-clause diakses tanggal 30 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara yang bagaimana yang akan digunakan apabila terdapat perlisihan diantara para pihak. Pilihan hukum juga akan berlaku tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa apabila tidak disebutkan forum apakah yang akan digunakan dalam persengketaan mereka. 1. Macam-macam Pilihan Hukum Choice of Law di Indonesia Dari bentuknya terdapat beberapa pilihan: 249 a. Secara tegas dinyatakan oleh para pihak dalam kontrak b. Secara diam-diam atau tersirat c. Kesepakatan para pihak untuk menyerahkan pilihan hukum kepada pengadilan d. Ketetapan para pihak untuk tidak memilih pilihan hukum. Mengenai hukum apa yang berlaku terhadap kontrak bergantung sepenuhnya kepada kesepakatan para pihak. Ada berbagai jenis hukum yang akan dipilih: 250 a. Hukum Nasional. Contohnya: Hukum Indonesia, seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Dalam Bab III Pasal 4 disebutkan bahwa: ”Ayat 1 Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dengan memperhatikan hukum Indonesia., Ayat 2 Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditulis dalam bahasa asing, perjanjian tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia” 251 249 Huala Adolf, op.cit., hlm. 145 250 Ibid., hlm. 148 251 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba Universitas Sumatera Utara b. Hukum Kebiasaan. Hukum ini dipilih karena memang hukum yang mengatur obyek transaksi telah jelas menjadi suatu hukum kebiasaan internasional yang dikenal umum. Contoh: International Chamber of Commerce ICC yang mengatur tentang Letter of Credit LC yang disebut dengan UPC 500. c. Perjanjian Internasional. Perjanjian Internasional ini dipilih dengan suatu kondisi apakah para pihak menjadi anggota atas Perjanjian Internasional tersebut. Contohnya: GAFTA Grain And Feed Trade Association yang para anggotanya akan menggunakan perjanjian ini sebagai pilihan hukum. d. Hukum Internasional. Contoh: sengketa antara Texaco v. Libya Texaco Overseas Petroleum Co. And California Oil Co. V. Libya 1977 yaitu sengketa antara perusahaan minyak Amerika Serikat Texaco melawan pemerintah Libya. 252 Hukum Internasional ini sejak semula memang tidak dirancang untuk mengatur hubungan-hubungan bisnis atau komersial antara para pedagang atau pengusaha yang sifatnya lintas batas. e. Kombinasi beberapa hukum tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengatur sutau kontrak biasanya ditempuh karena obyek dalam 252 Huala Adolf, op.cit., hlm. 150 dan lihat juga Texaco Overseas Petroleum Co., And California Oil Co., V. Libya 1977: http:www.trans-lex.orgoutput.php?docid=261700 , diakses 20 September 2010 Universitas Sumatera Utara kontrak memang tidak dapat atau tidak mungkin diatur secara keseluruhan oleh satu sistim hukum. Contoh kontrak tersebut tunduk pada hukum Indonesia akan tetapi pembayaran dengan sistim Letter of Credit LC tunduk pada peraturan International Chamber of Commerce ICC UPC 500. 253 Dalam hukum kontrak Indonesia, sifat klausula pilihan hukum tidak merupakan prasyarat untuk berlakunya atau sahnya suatu kontrak. Artinya adalah kesepakatan, kehendak, dan kebebasan para pihak yang membuat suatu kontrak untuk menentukan ada atau tidaknya klausula ini. Ketiadaan klausula ini tidak berpengaruh terhadap keabsahan suatu kontrak. 254 Meskipun sifatnya tidak penting para sarjana menganjurkan agar klausula ini tetap ada dalam kontrak. 255 Uraian ini menyiratkan bahwa pilihan hukum tidaklah suatu keharusan dalam kontrak, namun demikian ketiadaan pilihan hukum ini sedikit banyak akan melahirkan ketidakpastian mengenai hukum yang akan diterapkan pengadilan manakala sengketa timbul yang untuk selanjutnya tidak akan sesuai dengan tujuan umum hukum yaitu adanya kepastian, keadilan dan kemanfaatan. 2. Pilihan Hukum pada PT. Sinbat Precast Teknindo Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Manajemen PT. Sinbat Precast Teknindo Indonesia, klausula pilihan hukum ini selalu disebutkan dalam setiap kontrak yang dibuat. Mereka mengungkapkan beberapa alasan antara lain: 253 Huala Adolf, op.cit., hlm. 139 254 Ibid., hlm. 139 255 Sudargo Gautama, op.cit., hlm. 1 Universitas Sumatera Utara a. Merupakan peraturan perusahaan yang mengharuskan bahwa dicantumkannya pilihan hukum terlepas apakah kontrak tersebut nilainya besar atau kecil, dilakukan dengan badan hukum lain ataupun pribadi baik yang berkewarganegaraan Indonesia atau bukan. Jadi berdasarkan atas hal tersebut, pilihan hukum tetapi dicantumkan pada setiap kontrak yang dibuat terlepas dari jenis kontraknya. Contoh nilai kontrak, dengan pihak mana mereka melakukan kontrak dan jenis kontrak misal jual beli atau kontrak pekerjaan dan sebagainya. b. Untuk menghindari ketidakpastian hukum yang berlaku terhadap kontrak selama pelaksanaan kewajiban-kewajiban para pihak. Berdasarkan hal ini maka klausua pilihan hukum tetap digunakan sebagai proses adanya kepastian hukum yang akan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kontrak. c. Pilihan hukum berbeda-beda tergantung dari pihak mana mereka melakukan kontrak tersebut. Misalnya dengan perusahaan yang berkedudukan di Singapura maka pilihan hukum adalah tunduk kepada Hukum Singapura dan Pengadilan Singapura, apabila kontrak dilakukan dengan pribadi atau perusahaan yang berkedudukan di Indonesia maka pilihan hukum adalah Hukum Indonesia dan Pengadilan Negeri Indonesia. Berdasarkan hal ini maka pilihan hukum yang digunakan berbeda-beda tergantung dari pihak mana mereke membuat kontrak. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan pihak mana mereka melakukan kontrak tersebut, sehingga juga merupakan peraturan perusahaan bahwa sifat mereka terhadap pilihan hukum ini adalah fleksibel dan tidak kaku. Tentu saja hal ini juga memerlukan kesepakatan diantara para pihak. Universitas Sumatera Utara Demikian maka pilihan hukum secara jelas disebutkan dalam kontrak-kontrak sesuai dengan pernyataan di atas. Hal ini bisa dilihat dalam klausula sebagai berikut: ”ARTICLE XVI-INTERPRETATION: 1 Governing Law and Jurisdiction: All dispute howsoever arising in connection with this contract shall be subject to arbitration in accordance with Article XIII thereof and shall be constructed in accordance with the Law of the Republic of Singapore ........ jurisdiction of the Courts of Singapore” Pasal XVI-Interpretasi: 1 Pilihan Hukum dan Yurisdiksi: seluruh perselisihan yang timbul dalam hubungannya dengan kontrak ini akan tunduk pada peraturan Arbitrase sesuai dengan Pasal XIII dan akan tunduk pada Hukum Negara Singapura........yurisdiksi negara Singapura” 256 ”ARTICLE XVI-INTERPRETATION APPLICABLE LAWS: The validity of this Contract and of each Article and part thereof shall be governed by the laws of Indonesia. All legal action under this Contract shall be taken in the Indonesian Courts of Law. Pasal XVI-Interpretasi Pilihan Hukum: atas sahnya dan interpretasi kontrak ini dan setiap pasalnya tunduk pada hukum Indonesia. Seluruh tindakan hukum yang menyangkut kontrak ini tunduk pada Pengadilan Negeri Indonesia.” 257 Dengan melihat klausula di atas maka pilihan hukum tetap disebutkan dalam kontrak-kontrak di PT. Sinbat Precast Teknindo. Selanjutnya berdasarkan atas penelitian terhadap isi kontrak-kontrak tersebut, ditemukan bahwa pilihan hukum yang digunakan adalah berbeda-beda tergantung dari pihak manakah mereka melakukan kontrak. Apabila dilakukan dengan perusahaan yang terdaftar di Singapura maka pilihan hukum yang digunakan adalah pilihan hukum Singapura. Apabila kontrak dilakukan dengan perusahaan yang terdaftar di Republik Indonesia; 256 Contract Agreement For 01 Unit 12 Metre OPL Patrol Launch And Seven Units 15-Metre OPL Patrol Launch, Dated 30 th June 2006, between PT Sinbat Precast Teknindo And Eng Hup Shipping Pte Ltd., Page 21of 21 257 Shipbuilding Contract For The Completion of 01 Unit 64M RoPax Catamaran Ferry HULL NOS 009 Dated This 10 th of April 2007 between PT Sinbat Precast Teknindo, Indonesia – Builder- And Islands Transport Holdings Pty Ltd, Australia –Buyer-., Page 6 of 17 Universitas Sumatera Utara maka pilihan hukum yang digunakan adalah pilihan hukum Indonesia. 258 Hal ini menjadikan bahwa kebijakan atas pilihan hukum ini adalah berbeda-beda dalam setiap kontrak perjanjian mereka. Dengan adanya perbedaan atas pilihan hukum tersebut tidak menjadikan suatu kontrak itu batal atau dapat dibatalkan karena hal ini bukan merupakan suatu syarat sahnya suatu kontrak.

B. Pilihan Forum Choice Of Forum