”ARTICLE XII-DISPUTE AND ARBITRATION: In the event of any dispute or differences between the parties hereto as to any other matter arising out of
relating to this Contract..., such dispute shall be determined and resolved by arbitration held in Singapore in accordance with the provisions of Singapore
Arbitration Act, Chapter 10. In this connection, each party...” ”Pasal XII- Persengketaan Dan Arbitrase: Dalam keadaan terjadi persengketaan atau
perbedaan di atara para pihak ini atau hal-hal lain yang timbul yang berhubungan dengan kontrak ini...persengketaan tersebut akan ditentukan dan
diselesaikan dengan sarana Arbitrase yang akan diadakan di Singapura menurut ketentuan Singapore Arbitration Act, Chapter 10. Dalam
hubungannya dengan ini setiap pihak...”
267
Dengan melihat analisa di atas maka kontrak di PT. Sinbat Precast Teknindo tetap menggunakan pilihan forum dalam setiap kontraknya dan pilihan forum tersebut
adalah sarana Arbitrase di Singapura menurut ketentuan Singapore Arbitration Act Chapter 10. Dan hal tersebut tidak lepas dengan kesepakatan dari pihak lain.
Menurut hukum Indonesia, dengan dipilihnya forum arbitrase Singapura tidak menjadikan kontrak-kontrak tersebut tidak sah, batal atau dapat dibatalkan, karena
pilihan forum Arbitrase bukan merupakan salah satu syarat sahnya suatu kontrak.
C. Putusan Arbitrase Asing
Menurut Munir Fuady yang dimaksud arbitrase internasional oleh Undang- undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, sebenarnya adalah arbitrase asing.
268
Hal ini sejalan dengan ketentuan
267
Contract Agreement for One Unit 12 metre OPL Patrol Launch And Seven Units 15Metre OPL Patrol Launch, Dated 30
th
June 2006, Between PT. Sinbat Precast Teknindo, Indonesia And Eng Hup Shipping Pte Ltd., Page 19 of 21
268
Munir Fuady, op.cit., hlm. 183-184
Universitas Sumatera Utara
dalam New York Convention Konvensi new York tanggal 10 Juni 1958 tentang Eksekusi Arbitrase Asing.
UNCITRAL
269
Model Law dalam pasal 1 secara gamblang menegaskan bahwa arbitrase adalah internasional apabila:
a. Para pihak dalam perjanjian arbitrase pada saat membuat perjanjian
yang bersangkutan, mempunyai kedudukan bisnis di negara yang berbeda;
b. Tempat berarbitrase, tempat pelaksanaan kontrak atau tempat objek
yang dipersengketakan terletak di negara yang berbeda dari tempat kedudukan bisnis para pihak yang bersengketa atau apabila para pihak
secara tegas bersepakat bahwa hal yang terkait dengan perjanjian arbitrase yang bersangkutan menyangkut lebih dari suatu negara.
270
Di Indonesia eksekusi arbitase asing ini dikenal dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1981 tanggal 5 Agustus 1981 yang mengesahkan
berlakunya New York Convention maupun dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing
United Nations on The Recognition And Enforcement Of Arbitration Awards. Hal tersebut diikuti dengan pernyataan ikut serta yang didaftarkan pada Sekretariat
Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 7 Oktober 1981.
269
UNCITRAL adalah singkatan dari United Nations Commission on Internastional Trade Law Komisi PBB Bidang Perdagangan Internasional, lihat juga www.uncitral.org
270
Hasanuddin Rahman, op.cit., hlm. 357
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya ketentuan–ketentuan tentang pelaksanaan eksekusi putusan Arbitrase Asing Internasional di Indonesia terdapat dalam Undang–Undang No. 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Aturannya terdapat dalam Bab VI pasal 65 sampai dengan pasal 69. Ketentuan–ketentuan
tersebut pada dasarnya sejalan dengan ketentuan tentang pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing Internasional seperti yang diatur dalam Konvensi New York
1958.
271
Pasal 65 UU No. 30 Tahun 1999 menetapkan bahwa yang berwenang menangani masalah pengakuan dari pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional
adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selanjutnya pasal 66 mengatur hal–hal sebagai berikut: Putusan arbitrase internasional hanya diakui serta dapat dilaksanakan
di wilayah hukum Republik Indonesia, apabila memenuhi syarat–syarat sebagai berikut:
272
a. Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis
arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara bilateral maupun multilateral, mengenai
pengakuan dan pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional. b.
Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a terbatas pada putusan yang menurut ketentuan hukum perdagangan.
271
Putusan Komersial Arbitras e Asing Indonesia http:dionbarus.computusan-komersial-
arbitrase-asing-di-indonesia , diakses tanggal 5 September 2010
272
Putusan Komersial Arbitrase Asing Indonesia http:dionbarus.computusan-komersial-
arbitrase-asing-di-indonesia , diakses tanggal 5 September 2010
Universitas Sumatera Utara
c. Putusan arbitrase internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a
hanya dapat dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
d. Putusan arbitrase internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan e.
Selanjutnya pasal 67 menetapkan bahwa permohonan pelaksanaan putusan arbitrase internasional dilakukan setelah putusan tersebut
diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Seperti diketahui Undang-undang No. 30 Tahun 1999 hanya mengatur tentang pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase Internasional di Indonesia,
tetapi tidak mengatur sama sekali tentang penyelenggaraan arbitrase Internasional di Indonesia. Dalam prakteknya arbitrase di Indonesia antara lain di Badan Arbitrase
Nasional IndonesiaBANI diselenggarakan arbitrase yang menyangkut unsur–unsur asing para pihak berbeda kebangsaannegara, di mana persidangan putusan
arbitrase yang bersangkutan dijatuhkan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku bagi penyelenggaraan arbitrase di Indonesia pasal 59 dan pasal 4 dan pasal 5 UU
No. 30 Tahun 1999. Namun apabila dilihat dari kacamata Konvensi New York, putusan tersebut dapat dianggap sebagai putusan arbitrase internasional, sehingga
dapat dilaksanakan eksekusinya di negara-negara lain yang merupakan anngota
Universitas Sumatera Utara
Konvensi New York.
273
Apabila para pihak telah sepakat untuk memilih forum Arbitrase Indonesia sebagai forum penyelesaian sengketa mereka maka hal ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia yaitu Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 dan hukum acara arbitrase yang berlaku secara nasional.
Dalam hal pilihan forum yang digunakan dalam PT. Sinbat Precast Teknindo adalah arbitrase Singapura maka hasil putusan akan termasuk dalam hasil putusan
arbitrase asing. Hasil putusan arbitrase asing karena putusan dihasilkan dari badan arbitrase asing yaitu Badan Arbitrase Singapura. Tahap-tahap yang harus dilakukan
agar hasil keputusan arbitrase asing bisa dieksekusi di Indonesia adalah sebagai berikut:
274
a. Tahap Pendaftaran. Putusan arbitrase tersebut harus didaftarkan ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pasal 65 UU Arbitrase. Berdasarkan pasal 67 UU Arbitrase, pendaftaran putusan arbitrase asing dilakukan
dengan penyerahan putusan arbitrase ke Panitera Pengadilan Jakarta Pusat oleh arbiter atau kuasanya.
b. Setelah pendaftaran ini, diajukan permohonan eksekuatur kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pasal 67 UU Arbitrase. Terhadap permohonan ini, Ketua Pengadilan Negeri akan mengeluarkan perintah
273
Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh: M. Husseyn Umar Wakil Ketua BANI Arbitration Center dan Partner Ali Budiardjo, Nugroho,
Reksodiputro ABNR, Jakarta, April 2010, hlm.2
274
Tahap-tahap Eksekusi Arbitrase Asing di Indonesia http.:hukumonline.com-klinik, http:202.153.129.35klinikdetailcl3897
, diakses tanggal 30 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
yang mengakui dan memerintahkan pelaksanaan putusan arbitrase asing ini.
c. Setelah perintah Ketua Pengadilan Negeri diterima, pelaksanaan
selanjutnya dilimpahkan kepada ketua Pengadilan Negeri yang memiliki kompetensi relatif untuk melaksanakannya Pasal 69 ayat 1 UU
Arbitrase. Tatacara pelaksanaan eksekusi sendiri dilakukan sesuai ketentuan Hukum Acara Perdata.
Dalam hal pelaskanaan putusan arbitrase asing bisa dilakukan upaya hukum. Upaya Hukum ini bisa dilakukan terhadap Putusan Ketua Pengadilan Domestik
terhadap putusan ketua Pengadilan Negeri Domestik, in casu dalam perkara ini, dalam hal ini ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengenai pelaksanaan putusan
arbitrase internasional. Dalam hal ini upaya hukum tersebut adalah sebagai berikut:
275
a. Terhadap Putusan Ketua Pengadilan Negeri Menerima Eksekusi. Putusan
ketua Pengadilan Negeri yang menerima dan memerintahkan eksekusi putusan arbitrase bersifat final sehingga terhadapnya tidak dapat diajukan
banding atau kasasi. b.
Terhadap Putusan Ketua Pengadilan Negeri menolak Eksekusi. Terhadap putusan ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menolak untuk mengakui
dan melaksanakan eksekusi putusan arbitrase internasional masih tersedia
275
Putusan Komersial Arbitrase Asing Di Indonesia http:dionbarus.computusan-
komersial-arbitrase-asing-di-indonesia , diakses tanggal 25 September 2010
Universitas Sumatera Utara
upaya hukum berupa kasasi ke Mahkamah Agung. Mahkamah Agung harus sudah memutuskan permohonan kasasi ini dalam jangka waktu 90 hari sejak
diterimanya permohonan kasasi oleh Mahkamah Agung pasal 68 ayat 3. Putusan Mahkamah Agung ini sudah bersifat final tanpa ada upaya hukum
apapun termasuk upaya Peninjauan Kembali PK.
D. Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak Perjanjian Pekerjaan Perbaikan Kapal di PT. Sinbat Precast Teknindo
Kontrak perjanjian pekerjaan perbaikan kapal di PT.Sinbat Precast Teknindo Indonesia di pulau Batam sebagian besar konsumennya adalah perusahaan asing atau
berasal dari luar negara Republik Indonesia yang menyebabkan terjadinya kontrak perjanjian internasional. Akan tetapi terdapat beberapa kontrak yang dilakukan
dengan subyek hukum dalam negeri. Untuk kontrak-kontrak ini penyelesaian sengketa tetap dipilih sarana Arbitrase Singapura begitu juga untuk kontrak-kontrak
yang sifatnya internasional penyelesaian sengketa dipilih forumnya adalah sarana Arbitrase Singapura.
Hasil keputusan dari badan arbitrase Singapura ini menjadi keputusan arbitrase internasional. Pelaksanaan hasil keputusan yang dilaksanakan di Indonesia mengacu
pada peraturan tentang pelaksanaan Arbitrase Internasional di Indonesia yaitu dibawah Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999, terutama pada Bab IV Bagian
Kedua, Pasal 65 sampai dengan Pasal 69. Demikian dalam hal di perusahaan ini melalui permohonan pelaksanaan hasil keputusan Arbitrase Singapura kepada
Universitas Sumatera Utara
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang kemudian Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan memberikan perinta eksekusi yang pelaksanaan selanjutnya dilimpahkan
kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat dalam hal ini Pengadilan Negeri Batam. Cara penyelesaian sengketa dalam kontrak perjanjian pekerjaan perbaikan kapal
di PT. Sinbat Precast Teknindo jelas disebut dalam klausula kontrak-kontrak tersebut. Hal ini bisa dilihat salah satunya:
”ARTICLE XII-DISPUTE ARBITRATION: In the event of any dispute or difference between parties hereto as to any matter arising of or relating to this
Contract....such dispute shalll be determined and resolved by arbitration held in Singapore in accordance with the provisions of the Singapore Arbitration
Act, Chapter 10...” ”PASAL XII-PERSENGKETAAN ARBITRASE: dalam keadaan terjadi persengketaan atau perbedaan diantara para pihak atau
hal-hal lain yang berhubungan dengan kontrak ini... persengketaan ini akan ditentukan dan diselesaikan dengan sarana arbitrase yang akan diadakan di
Singpura menurut ketentuan Singapore Arbitration Act, Chapter 10...”
276
Berdasarkan analisa kontrak-kontrak di PT. Sinbat Precast Teknindo penyelesaian sengketa selalu digunakan sarana non litigasi yaitu sarana Arbitrase
Singapura. Hal ini terlepas apakah kontrak-kontrak tersebut dibuat dengan pihak asing atau pihak dalam negeri.
276
Shipbuilding Contract For The Completion of 01 Unit of 64M RoPax Catamaran Ferry HULL NOS 009 Dated This 10
th
day of April 200 between PT Sinbat Precast Teknindo, Indonesia – Builder- And Islands Transport Holdings Pty Ltd, Australia –Buyer-, Page. 14 of 17
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN