4.14. Kawasan Permukiman
Sistem permukiman perkotaan yang disebut juga dengan sistem-sistem
kota pada dasarnya merupakan paktor pembentukan perkembangan wilayah atau sebagai pusat pengembangan sistem kota-kota lebih ditekankan pada pungsi dan
peranan yang akan diemban serta hirarki kota-kota tersebut. Hirarki kota terbentuk karena terdapatnya dua aspek utama, yaitu
1 Kemapuan pelayanan suatu kota, yang diperlihatkan oleh ukuran besarnya
kota Masa kota. 2
Kemudahan pelayanan yang diperlihatkan oleh tingkat aksesbilitas terhadap kota-kota yang ada. Atas dasar itu, maka dalam pengarahan
sistem hirarki kota-kota di wilayah kabupaten gayo lues ada beberapa pertimbangan seperti :
- Kebijakan yang telah ditetapkan oleh struktur tata ruang Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. -
Kota sebagai pusat permukiman pusat pelayanan simpul harus berorientasi pasar atau mempunyai kelengkapan fasilitas sosial
ekonomi dalam jumlah yang banyak dan jumlah penduduk yang memadai.
Berdasarkan hal tersebut maka hirarki kota-kota dikabupaten gayo lues. Sesuai analisis pemanfaatana ruang sampai akhir 2013 adalah
a. Peringkatorde I : Kota Blangkejeren sebagai pusat ibukota kabupaten.
b. Peringkat II : Kota Panjang dan Rikit Gaib.
c. Peringkat III : Kota Pinding dan Terangon.
Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008
4.15. Analisis Peruntukan Lahan Hutan Produksi
Sesuai dengan UU no.41 thn 1999 tentang kehutanan, maka hutan dibagi dalam 3 jenis yaitu hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi, dalam
analisis apasial ini dibahas hanya hutan produksi yaitu hutan produksi terbatas HPT dan hutan tanaman industri HTI.
4.15.1. Hutan Produksi Terbatas Pengembangan hutan produksi terbatas adalah penjabaran lebih lanjut tentang
kawasan penyangga seperti yang termuat dalam kepper no 32 thn 1990 bentuk komoditas yang dikembangkan adalah jenis tanaman tahunan, hal ini perlu
dilakukan agar fungsi penyangga yang ada dalam kepper tsb dapat terwujud. Luas keseluruhan adalah 94.459 ha atau 16.51 dari luas wilayah kab.gayo lues. Hal
penting yang dapat dilakukan adalah 1. Pengusahaan hutan produksi melalui pemberian ijin HPH dengan menerapkan
pola tebang pilih 2. Pengembangan zona penyanggah pada kawasan hutan produksi yang
berbatasan dengan hutan lindug. 3. Pemantauan dan pengendalian pengrusakan hutan dan ladang berpindah.
4.15.2. Hutan Tanaman Industri Berdasarkan pengenalan karakteristik wilayah terdapat kawasan yang
secara fungsional masih dapat dibudidayakan, akan tetapi secara teknis pemanfaatannya terhadap kerusakan lingkungan. Atas dasar itu kawasan tersebut
diarahkan peruntukannya bagi pengembangan hutan tanaman industri HTI. Adapun rencana pengembangan kawasan hutan tanaman industri HTI
terdapat di semua kecamatan kecuali Kecamatan Rikit Gaib. Luas keseluruhan
Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008
adalah sekitar 10.129 Ha atau 1,77 dari luas wilayah Kab Gayo Lues. Kecamatan Trangon merupakan yang paling dominan arahan pemanfaatan lahan
untuk HTI yaitu 5.023 ha atau 49,59 dari luas HTI yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues sampai Tahun 2013. Untuk lebih jelas luas dan penyebaran
kawasan HTI dapat dilihat di Tabel dibawah ini. Tabel 4. 22 : Pemanfaatan Lahan Untuk Hutan Tanaman Industri
No Kecamatan Luas
lahan ha
1 2
3 4
5 Blangkejeren
Pindieng Kuta panjang
Rikit Gaib Trangon
847 132
4.127 5.023
8,36 1,30
40,74 0,00
49,59 Kab. Gayo lues
10.129 100,0
Sumber : Bappeda Kab. Gayo Lues, 2003.
4.16. Kawasan Budidaya Non Pertanian