Kawasan Budidaya Non Pertanian

adalah sekitar 10.129 Ha atau 1,77 dari luas wilayah Kab Gayo Lues. Kecamatan Trangon merupakan yang paling dominan arahan pemanfaatan lahan untuk HTI yaitu 5.023 ha atau 49,59 dari luas HTI yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues sampai Tahun 2013. Untuk lebih jelas luas dan penyebaran kawasan HTI dapat dilihat di Tabel dibawah ini. Tabel 4. 22 : Pemanfaatan Lahan Untuk Hutan Tanaman Industri No Kecamatan Luas lahan ha 1 2 3 4 5 Blangkejeren Pindieng Kuta panjang Rikit Gaib Trangon 847 132 4.127 5.023 8,36 1,30 40,74 0,00 49,59 Kab. Gayo lues 10.129 100,0 Sumber : Bappeda Kab. Gayo Lues, 2003.

4.16. Kawasan Budidaya Non Pertanian

Pengambangan kawasan Budidaya non pertanian diarahkan pada kawasan budidaya yang memiliki potensi potensi sumberdaya untuk dikembangkan di luar kegiatan pertanian dan kehutanan. Kawasan ini dialokasikan untuk pengembangan kawasan industri dan pertambangan penggalian, kawasan permukiman, kawasan transmigrasi, serta kawasan pariwisata. 4.16.1. Kawasan Industri dan Pertambangan Penggalian. Kawasan pertambangan dan penggalian dikembangkan pada lokasi sumber bahan baku tau bahan galian yang layak untun diekploitasi tanpa merubah fungsi lindung suatu kawasan. Bahan tambang dan galian di kabupaten gayo lues hanya dari jenis non logam berupa andesit, batu pasir, pasir sungaikrikil, koral, tanah liat, sirtu, batu apung dan batu kapur, sedangkan dari jenis logam seperti tembaga, emas, besi dsb blm teridentifikasi keberadaannya. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 4.16.2. Kawasan Pariwisata Pemanpaatan potensi sumber daya alam dengan pengembangan objek wisata di kab gayo lues , selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. 4.17. Analisa Strategi SWOT Analisa Strategi mengunkan Analisa SWOT menghasilkan dua hal, yaitu : 1 Peubah bersifat strategis unsur Internal Kekuatan dan Kelemahan , dan external Peluang dan Ancaman yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang. 2 Nilai pengaruh peubah – peubah bersifat strategis terhadap pemanfaatan ruang. Selanjutnya analisis terhadap peubah – peubah bersifat startegis dan nilai pengaruhnya, dengan menggunakan diagram dan matriks SWOT menghasilkan arahan strategi pemanfaatan ruang. Dari hasil Kuisioner dan wawancara yang mendalam didapat analisis strategis terhadap pemanfaatan ruang di kabupaten gayo lues disajikan pada gambar 4.6. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Unsur Internal Gambar 4.6. Hasil Analisis Strategis Terhadap Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo lues Kekuatan 1. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat 0,226 2. Tersedianya sarana transportasi perhubungan terkait dgn pariwisata 0,214 3. Letak kabupaten gayo lues di pertengahan kota kota dari lima kab di calon Provinsi ALA 0,202 4. Kekayaan Sumber daya Alam 0,200 5. Kabupaten Gayo lues merupakan kab terluas dari Lima Kab di calon Provinsi ALA 0,174 Kelemahan 1. Koordinasi antar Instansi Pemerinrtah dan keterpaduan program yang lemah 0,246 . 2. Belum meratanya Infrastruktur dan kegiatan Investasi bagi suatu kabupaten baru 0,232 3. Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah 0,190 4. Jumlah, Kepadatan dan Distribusi penduduk yang rendah 0,172 5. Kab Gayo lues tidak memiliki laut, sehingga tidak mungkin ada pelabuhan 0,140 Peluang : 1. adanya komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya penataan ruang. 0.425 2. telah disusun RTRW kabupaten, RUTR kota Blangkejeren dan RTBL sehingga memudahkan perencanaan mengembangkan wilayah. 3. UU No.32 thn 2004 tentang otonomi daerah 0.210 4. permintaan terhadap pemanfaatan lahan yang tinggi 0.192 5. peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pariwisata 0.170 Ancaman 1. kesulitan mengoptimalkan rencanan tata ruang mengikuti pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar.0.234 2. sifat dinamika wilayah yang tinggi sebagai kabupaten yang berada dalam kawasan taman gunung louser TNGL 0.204 3. Konflik antar kegiatansektor dalam pemanfaatan lahan . 0.198. 4. tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan 0.166 5. Ego sektoral dan daerah semakin kuat terkait dengan otonomi daerah.0.166. Unsur Eksternal Pemanfaatan ruang di Kab.Gayo Lues Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 4.17.1. Unsur Internal dan Eksternal Hasil Anaisis SWOT. 4.17.1.1. Kekuatan Peubah peubah bersifat strategis unsur kekuatan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang dan nilai pengaruhnya Skor disajikan pada tabel 4.23 di bawah ini: No P e u b a h Nilai Pengaruh 1 Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat 0,226 2 Tersedianya sarana transportasi perhubungan terkait dengan pariwisata 0,214 3 Letak kabupaten Gayo Lues di pertengahan kota-kota dari lima Kabupaten di calon profinsi ALA 0,202 4 Kekayaan Sumber daya alam 0,200 5 Kab Gayo Lues merupakan Kab terluas dari lima Kabupaten Di calon profensi ALA 0,174 Jumlah 1,016 Uraian penjelasan setiab peubah bersifat strategis unsure Kekuatan di sajikan berikut ini : 4.17.1.1.a. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat Pemerintah sebagai pelayan Fasilitator bagi terselenggaranya kegiatan pembangunan sangat memerlukan dukungan dari masyarakat. Masyarakat kabupaten gayo lues memiliki sifat yang ramah , saing menghormati, dan menghargai yang selalu menerapkan kejujuran dlm berintraksi antar individu dan sangat menghargai stecholder yang memperjuangkan terbentuknya Kab gayo lues menjadi sebuah kabupaten defenitif hal ini menjadi kekuatan yang dimiiki kab baru ini dalam mendukung berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan perc tata ruang Bappeda Kabupaten Gayo Lues 2003 . Tingkat partisipasi dalam kegiatan pembangunan menurut responden dan hasil pengamatan di lapangan cukup baik, Misal : Dalam hal pembebasan tanah Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 guna pengembangan pemamfaatan ruang, tanah rakyat yang akan di gunakan pemerintah, maka masyarakat akan memberikan tanah tersebut. Untuk pengaspalan jalan umum masyarakat bergotong royong membantu kegiatan tersebut yang aspal teah disediakan oeh pemerintah. Peubah ini berdasarkan hasi analisis merupakan kekuatan utama daam kegiatan pemanfaatan ruang di kab gayo lues. 4.17.1.1.b. Tersedinya sarana transportasi perhubungan terkait dengan pariwisata Keberadaan sarana transportasi memberikan pengaruh bagi dinamika perekonomian karna dapat mendorong mobilisasi penduduk maupun barang , panjang jalan di kabupaten gayo lues pada thn 2003 mencapai 1313 Km, yang sebagian besar telah di aspal , berdasarkan kewenangan pengeloaannya, jalan tersebut di bagi kedalam tiga kategori yaitu : 1. Jalan nasional profinsi sepanjang 886 Km. 2. Jalan Kabupaten sepanjang 427 Km. 3. Jalan Desa spanjang 509,94 Km. Dimana kondisi jalan 60 berada dalam kondisi sedang sampai baik. Dalam pengembangan transportasi darat ini , banyak sekali pengembangan kearah pariwisata seperti jalan ke kutacane Aceh Tenggara yang kanan kiri jalan dikeliingi hutan lindung dan pemandangan yang indah pula dengan ini mendapat daya tarik tersendiri dengan dijuluki kab gayo lues dgn nama negri seribu bukit memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang akanm dating ke gayo lues. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Adanya tempat pariwisata yang terdapat pada kawasan lindung atau TNGL memberikan distribusi yang tinggi utuk PAD Gayo Lues. Yaitu seperti Tempat pemandian air panas dan danau marpunge terdapat di jalan Kutacane – Bangkejeren ha ini sangat perlu guna menarik investor datang ke gayo lues . seperti perencanaan maka di gayo ues akan dibangun lapangan terbang guna menunjang PAD yang ada. Kawasan pariwisata yang dikembangkan di kab gayo lues adalah : Keudah Pintu masuk TNGL yang terletak dai kecamatan Kutapanjang, Air panas serkil terdapat di Kec Bangkejeren, Berawang Tasik di Kec Kutapanjang, Air terjun akang siwah di Kec Bangkejeren, wisata hutan TNGL di Kecamatan Blangkejeren dll yang semuanya terkait dengan pelayanan komersil. 4.17.1.1.c. Letak Kabupaten Gayo Lues di Pertengahan Kota kota dari Lima Kabupaten di Calon Provinsi ALA Kedudukan Posisi geografis Kab Gayo Lues sebagai salah satu calon ibu kota Provinsi ALA yang terletak ditengah-tengah 5 kota , harus mampu mendukung kegiatan yang dikembangkan di wiayah pengembangan timur Kab Gayo Lues bersama dengan Kab Aceh Tengah, sebelah utara berfokus pada pengembangan pertanian tanaman keras perkebunan, kehutanan, serta pariwisata dlm mendukung Gayo Lues sebagai Ibu Kota Calon Provinsi ALA. Keuntungan Kabupaten Gayo Lues di perempatan jalan nasional adalah : 1. Memperpendek rentang kendali dari dan Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan pemekaran Provinsi ALA, adanya perubahan status jaan provinsi menjadi jalan nasional yang di tindak lanjuti dengan di bangunnya jalan Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Ladia Galaska telah mendekatkan hubungan Kab Gayo Lues ke kab-kab lain di sekitarnya. 2. Mempermudah akses dari dan ke Kab Gayo Lues : Jalan Ladia Galaska yang merupakan pengembangan jalan yang teah dirintis belanda, telah mempermudah akses untuk mencapai dan keluar dari kab gayo lues. 3. Memperkokoh pertahanan dan keamanan : Dari Kab Gayo Lues sangat mudah mengendaikan keamanan,ini juga di buktikan pada jaman penjajahan belanda, dulu belanda membuat tangsi terbesar ke dua di Provinsi Nanggroe Aceh Darussaam seteah kutaraja. Tabel 4.24 : Kabupaten Gayo Lues di Perempat Jalur Jalan Nasional No Tujuan Ke Kabupaten Status Jalan Jarak Waktu Kondisi Jalan 1 A.Tengah Takengon Ladia Galaska Jln Nasional 156 4 - 5 Baik, Aspa 2 Bener Meriah Redelong melalui A. Tengah Ladia Galaska, Jln Provinsi 177 4 - 5 Baik, Aspal 3 A. Tenggara Kutacane Jalan Nasional 104 2 - 3 Baik, Aspal 4 A.Singkil Melalui subulussalam dan A. Tenggara Jalan Nasional dan Provinsi 262 8 - 9 Blm tembus 5 Aceh Timur Ladia Galaska Jln Nasional 170 5 - 6 Blm Tembus, Sudah per nah di lalui 6 Aceh Barat Daya Jln Provinsi 119 4 - 5 Sudah pernah tembus 7 Sumatra Utara Medan melaui A. Tenggara Jln Nasional 325 9 - 10 Rusak berat Aspal sebagian Sumber : Gayo Lues Dalam Angka, 2004 4.17.1.1.d. Kekayaan Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues merupakan modal dasar pembangunan. Kekayaan sumberdaya alam tersebut missal lahan pertanian yang luas, kehutanan, TNGL, dan pertambangan atau penggalian termasuk perikanan, pada tahun 2003 teah memberikan konstribusi bagi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,45 atau sebesar 13,72 bagi PDRB Bappeda Gayo Lues 2003 , sektor ini termasuk kedalam sektor primer yakni Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 sektor yang tidak mengelola bahan baku namun hanya mendayagunakan sumberdaya alam seperti tanah, dan segala yang terkandung di dalamnya BPS dan Bappeda Kab. Gayo Lues 2003 . Kekayaan sumber daya pertambangan dan galian yang terdapat di Kab Gayo Lues terdiri atas bahan galian untuk bangunan seperti batu pasir, batu gamping yang hampir merata di seluruh kecamatan di Kab. Gayo Lues dan baha gaian untuk industri Logam dan Non logam seperti Uranium, Granit, Marmer, Kuarsit, Emas dll. Sumber daya lahan yang terdapat di Kab. Gayo Lues sesuai untuk beberapa pengunaan missalnya pertanian lahan basah, pertanian lahan kering maupun tanaman kerastahunan. Seperti pada tabel 4.25 di bawah ini. Tabel 4.25: Potensi Pengunaan Lahan Perkecamatan Kab Gayo Lues Kecamatan Jumah Penduduk Jiwa Luas Lahan Budidaya Ha Luas Lahan Terpakai Ha Luas Lahan Potensi Ha Blangkejeren Putri Betung,Blang pegayon,dan Dabun Geang 39.907 44.068 1,10 hajiwa 11.162 0,3 ha Jiwa 32.906 Kuta Panjang kuta panjang dan blangjerango 13.610 21.808 1,60 hajiwa 8.351 0,61 hajw 13.457 Rikit Gaib Rkit Gaib dan Pantan Cuaca 7.381 27.715 3,76 haJiwa 8.671 1,18hajw 19.044 Terangun Trangun dan Tripe Jaya 12.775 39.936 3,13 hajiwa 11.865 0,93 hajw 28.071 Pining 6.577 31.783 4,83 haJiwa 4.637 0,71 hajw 27.146 Kab Gayo Lues 80.250 165.310 44.686 120.640 Sumber : Bappeda Gayo Lues, 2003. Luas Kawasan budidaya Kab Gayo Lues adalah 165.310 ha atau 28,91 dari luas kabupaten Gayo Lues, dan Luas Kawasan Non Budidaya adalah 406.967 ha atau 71,09 dari Luas Kab Gayo Lues. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Tabel 4.26 : Potensi Sumber Daya Mineral Kab Gayo Lues No. Bahan Mineral Lokasi - Kecamatan Potensi-Cadangan 1. Uranium A Kuta Panjang Terindikasi 2. Panas Bumi A Pining 15 MWe 3. Tembaga B Rikit Gaib Survei Tinjau 4. Emas B Putri Beutung, Blangkejeren, Rikit Gaib, dan Terangun Penelitian Pendahuluan 5. Timah Hitam B Pining Survei Tinjau 7. Mlibdenit B Blangkejeren Survei Tinjau 8. DioritAndesit C Terangun, Rikit Gaib, Blangkejeren. 624 juta ton 9. Batu Sabak, Kuarsit, dan Granit C semua kecamatan 48 milyar ton 10. Mika C Blangkejeren, Rikit Gaib 2,8 juta ton 11. Marmer C Blangkejeren, Terangun 16 milyar ton 12. Dolomit C Blangkejeren, Pining 285 juta ton Sumber: Bappeda Kab Gayo Lues 2003 4.17.1.1.e. Kab Gayo Lues Merupakan Kab Terluas dari 5 Kab di Calon Provinsi ALA. Rencana tata ruang wiayah kabupaten RTRWK Gayo lues secara wilayah adalah seluruh wilayah Kab Gayo Lues, Kab Gayo Lues berada pada bagian tenggara Provinsi NAD, dgn ibu kota kabupaten blangkejeren, secara geografis posisi wiayah kabupaten berada antara 03’ 48’ 32” – 04’ 16’ 37” Lintang Utara dan 96’ 48’ 31” – 97’ 56’ 08” Bujur Timur sedangkan secara administrasi wilayah Kabupaten Gayo Lues mempunyai batas – batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Aceh Tengah. 2. Sebeah Selatan berbatasan dengan Kab. Ateh Tenggara. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Aceh Timur dan Provinsi Sumut. 4. Sebeah Barat berbatasan dengan Kab. Aceh Barat Daya. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Perjuangan panjang rakyat yang berdomisii di 5 Lima kabupaten daam Provinsi NAD titik terang pada saat 51 orang anggota DPR-RI masa bakti 1999- 2004 telah menyampaikan usuan inisiatif pada tanggal 10 Mei 2004 tentang rancangan undang – undang tentang pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara ALA telah disepakati untuk dibahas sesuai ketentuan yang berlaku oleh anggota DPR-RI Masa Bakti 2004-2009 . Namun Rancangan Undang – Undang tersebut, belum disyahkan menjadi Undang – Undang yang mengukuhkan Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara ALA , wiayah yang akan jadi wiayah Provinsi ALA adalah : Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Gayo Lues, dan Bener Meriah Hasil Kongres Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara. 2005 . Luas masing – masing kabupaten adalah : 1. Kab Aceh Tengah dan Kab Bener Meriah Luasnya = 577.248 ha 2. Kab Gayo Lues = 571.958 ha 3. Kab Aceh Tenggara = 423.100 ha 4. Kab Aceh Singkil = 357.800 ha Total luas Calon Provinsi ALA adalah 1.930.106 ha. Hal diatas menunjukan apabila telah disyahkannya pembentukan Provinsi ALA maka kabupaten Gayo Lues secara Administrasi sangat pantas menjadi ibu kota calon Provinsi ALA. 4.17.1.2. Kelemahan Peubah – peubah bersifat strategis unsure keemahan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang di sajikan pada Tabel 4.27. Penilaian yang tepat terhadap peubah – peubah bersifat strategi unsur kelemahan ini di harapkan akan berperan dalam pemanfaatan ruang. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Tabel 4.27. Peubah – Peubah Unsur Kelemahan Dan Nilai Pengaruhnya. No Peubah Nilai Pengaruh 1 Koordinasi antar intansi pemerintah dan keterpaduan Program yang emah 0,246 2 Belum meratanya Infrastruktur dan kegiatan Inventasi bagi suatu kabupaten baru 0,232 3 Ketimpangan ekonomi antar unit wiayah 0,190 4 Jumah, Kepadatan dan distribusi penduduk yang rendah 0,172 5 Kab Gayo Lues tidak memiliki laut, sehingga tidak mungkin ada pelabuhan 0,140 Jumah 0,980 Penjelasan lengkap terhadap setiab peubah Strategis kelemahan tersebut di sajikan sebagai berikut : 4.17.1.2.a. Koordinasi Antar Instansi Pemerintah dan keterpaduan Program yang Lemah. Kegiatan pemanfaatan ruang atau pembangunan secara keseluruhan memerukan koordinasi antar instansi dan keterpaduan antar program agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan . Hal ini merupakan ha yang sepele dan klasik tetapi masih tetap sulit untuk di lakukan, pamanfaatan dan pengeolaan sumberdaya seperti Lahan, Air, dan Hutan beum dilaksanakan secara terpadu sehingga terjadi tumpang tindih kegiatan antar sector terutama kehutanan, Pertanian dan Fasiitas pariwisata Bappeda Gayo Lues, 2003 Salah satu contoh belum adanya koordinasi dan keterpaduan program daam hal ketersedian data angka yang terdapat da instansi terkait, dimana tiab instansi mempunyai datastatistik yang berbeda untuk ha yang sama. Hal ini merupakan masaah kasik namun masih sering di temui. Datastatistic merupakan salah satu alat instrument untuk menyusun program dalam pemanfaatan ruang, Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 dengan adanya data yang berbeda akan menyuitkan kegiatan penyusunan program tersebut Hasil pengamatan dan wawancara . Berdasarkan hasil anaisis, peubah ini merupakan keemahan utama dalam kegiatan pemanfaatan ruang di kabupaten Gayo Lues. 4.17.1.2.b. Belum Meratanya Infrastruktur dan Kegiatan Investasi Bagi Kab. Baru. Berdasarkan hasil survey dan anaisis maka saat ini penggunaan lahan di kota Blangkejeren masih terlihat belum ada kejelasan dalam penzonaan penempatan fungsi – fungsi kegiatan kota. Sebagian besar kegiatan infrastruktur dan investasi terpusat di kec blangkejeren dimana daerah ini merupakan daerah perdagangan , sehingga terjadi pencampuran fungsi-fungsi kegiatan kota. Hal ini menjadikan lingkungan pusat kota sangat padat sehingga tidak ada kenyamanan bagi warganya. Sementara itu di pinggiran kota pertumbuhannya sangat lambat, hanya terkonsentrasi pada jalan-jalan umum menuju pusat kota dan berkembang fungsi – fungsi kegiatan secara sporadik dengan penempatan yang bercampur. Kegiatan investasi dan pembangunan sarana dan prasarana Infrastruktur di Kab Gayo Lues masih belum merata masih perlu pembenahan di karnakan Kab Gayo Lues Baru 5 Lima tahun menjadi Kabupaten defenitif hal ini sangat wajar maka diperlukan strategi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan perbaikan tata kota Blangkejeren. 4.17.1.2.c. Ketimpangan Ekonomi Antar Unit Wilayah. Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah di Gayo Lues sangat terihat sekali dimana Kecamatan Pindieng sangat jauh tertinggal di banding dengan Kec Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Blangkejeren maupun kecamatan lainnya. Kelemahan dalam kegiatan pemanfaatan ruang pembangunan ekonomi rakyat harus dapat di minimalisasikan agar seluruh kecamatan bisa maju. Kutub – kutub pertumbuhan yang mempunyai daerah hinterland yang potensial belum didukung oeh prasarana ekonomi pada kutub pertumbuhan yang bersangkutan sehingga tidak terjadi linkages. Misanya : Kawasan wilayah Kecamatan Pindieng dan Terangon . oleh karna itu kriteria- kriteria yang harus dipenuhi oleh dua Kecamatan ini adalah perkembangan penduduk, persentasi Desa swasembada, persentasi desa tertinggal, persentasi desa yang telah mendapatkan aliran listrik dan tingkat pelayanan fasilitas. Arahan program pengembangan kawasan keterbelakang di Kab Gayo Lues antara lain : Pengembangan potensi sumber daya alam yang ada pada wilayah tersebut dan peningkatan sarana dan prasarana wilayah untuk memudahkan aksessibilitas keluar wilayah tersebut dan program pengembanganpenambahan penduduk dengan cara transmigrasi. 4.17.1.2.d. Jumlah, Kepadatan dan Distribusi Penduduk Yang Pincang. Penduduk adalah Objek dan subjek yang merupakan sumberdaya pembangunan, merupakan sumberdaya yang memiliki peranan yang sangat strategis, pertambahan penduduk berakibat pada naiknya kepadatan di wialayah Gayo Lues yang mempunyai luas 571.958 ha. Penyebaran dan kepadatan penduduk pada tahun 2002 tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan maupun antar kecamatan, dengan rata- rata kepadatan penduduknya sebesar 6,57 , dimana distribusi kepadatan penduduk lebih terkonsentrasi di kecamatan Blangkejeren dan Kecamatan Kutapanjang di banding di Kecamatan lain. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Rencana penyebaran penduduk disesuaikan dengan proyeksi jumlah penduduk. Penyebaran penduduk dimasa yang akan datang terutama difokuskan pada pusat – pusat pengembangan wilayah dan pada daerah yang ralatif cepat berkembang tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan dan keberadaan lahan pertanian. 4.17.1.2.e. Kabupaten Gayo Lues Tidak Memiliki Laut, Sehingga Tidak Mungkin Ada Pelabuhan. Dari analisis penempatan ibu kota calon Provinsi ALA pada thn 2005 maka kelemahan sarana transportasi laut ini sangat dipertanyakan, dengan diresmikan pelabuhan kuala langsa maka hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap penempatan ibu kota Provinsi di Kabupaten Gayo Lues dikarnakan beberapa tuntutan masyarakat terhadap pemerintah pusat karna pembangunan di lima Kab tersebut tidak merata dan rentang kendali ke ibu kota NAD sangat jauh , dan terisolirnya kelima wilayah Kabupaten ini. Dengan memandang hal ini maka keuntungan apabila kab gayo lues menjadi ibu kota provinsi ALA adalah : 1. Rentang Kendali Sesuai dengan kausal menimbang dari isi deklarasi pembentukan provinsi ALA pada tanggal 4 Desember 2005 lalu di Jakarta, bahwa alasan yang mendasar dari Pemekaran Provinsi ALA dan berpisah dari Provinsi NAD adalah jauh rentang kendali ke Kabupaten – Kabupaten yang tergabung di dalam Provinsi ALA, sehingga banyak masalah tidak tertangani secara cepat dan efektif. Oleh karna itu penempatan ibu kota Provinsi ALA haruslah tidak mengeyampingkan alasan tersebut, untuk ini kabupaten Gayo Lues ada ditengah- tengah . Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 2. Ketersediaan Lahan Pembangunan sarana dan prasarana gedung pemerintah , perumahan dan fasilitas Lainnya , sedapat mungkin tidak mengorbankan areal pertanian produktif persawahan. Di Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues tersedia lahan yang sangat luas dalam bentuk lahan tidur dan kritis yang berada di antara barisan pinus yang tumbuh jarang lokasi lokasi seperti ini banyak di temukan di Gayo Lues. 3. Lintas Transportasi Kabupaten Gayo Lues berada di perempat jalan Nasional Arah ke utara – Takengon, Arah ke Timur Utara - Langsa, Arah Barat Selatan Blang Pidie, dan Arah Tenggara Selatan – Kutacane. Transportasi Udara pada tahun 2006 lalu oleh Badan Rehabilitasi dan rekonstruksi BRR NAD dilaksanakan study kelayakan dan AMDAL pembangunannya, sedangkan pembangunan landasan pacunya telah di programkan dan akan dilaksanakan pembangunannya oleh BRR. 4. Pertahanan Keamanan Kabupaten Gayo Lues berada di perempat jalan Nasional, kondisi ini memudahkan untuk mengendalikan keamanan dari Kota Blangkejeren. Pada masa penjajahan Belanda Blangkejeren merupakan pungsi terbesar kedua setelah kuta raja ini merupakan bukti strategis pengendalian keamanan dari kota blangkejeren. 5. Sosial Masyarakat Masyarakat Kabupaten Gayo Lues merupakan masyarakat yang terbuka dan dapat menerima masyarakat suku manapun. Oleh karna jumlah penduduk hingga juni 2005 hanya sekitar 80.250 Jiwa dan lahan sangat Luas, maka pemerintah Gayo Lues bersama departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Kabupaten pengirim warga transmigrasi telah menjalin kerja sama untuk melaksanakan program transmgrasi di Gayo Lues Bappeda Gayo Lues 2005 . 4.17.1.3. Peluang Peubah- peubah bersifat strategis untuk peluang dan nilai pengaruhnya setelah diolah di sajikan pada table 4.28 berikut : Tabel,4.28 : Peubah – Peubah Unsur peluang dan Nilai Pengaruh No Peubah Nilai Pengaruh 1 Adanya komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya penataan Ruang 0,452 2 Telah disusun RTRW Kab, RUTR Kota Blangkejeren dan RTBL sehingga memudahkan Perencanaan Pengembangan Wiayah 0,351 3 UU No 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah 0,210 4 Permintaan terhadap Lahan yang tinggi 0,192 5 Peningkatan Pendapatan Masyarakat melalui kegiatan Pariwisata dan Pertanian 0,179 Jumlah 1,375 Penjelasan setiap peubah bersifat strategis unsur peluang di sajikan sebagai berikut : 4.17.1.3.a. Adanya Komitmen Pemerintah Daerah Tentang Pentingnya Penataan Ruang. Pemerintah Daerah mempunyai komitmen pentingnya penataan rung sebagai pedoman dalam proses pengaturan dan pengendalian ruang secara keseluruhan . Komitmen ini ditunjukan dengan adanya rencana Tata Ruang dengan dukungan PERDA karena penataan ruang merupakan perumusan konsepsi dan kebijakan serta koordinasi diantara berbagai instansi yang terlibat dalam proses penataan ruang tersebut. Penataan Ruang juga berfungsi sebagai arahan dan penyusunan rencana pembangunan yang lebih rinci operasional seperti pembangunan jangka pendek dan menengah. Hal ini merupakan peluang bagi terlaksananya kegiatan Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 pembangunan dan pemanfaatan ruang yang berasaskan keseimbangan dan keserasian. 4.17.1.3.b. Telah disusun RTRW Kab, RUTR Kota Blangkejeren, RTBL Sehingga Memudahkan Perencanaan Pembangunan Wilayah. Kabupaten Gayo Lues telah memiliki Acuan dan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan disegala bidang, baik dalam ha penyusunan program, pelaksanaan maupun dalam mengawasi pembangunan yang akan dilaksanakan dengan demikian maka RTRW Gayo Lues diharapkan akan menjadi acuan dalam menjabarkan aspirasi yang berkembang di daerah berupa bentuk – bentuk program pembangunan keseuruhan wilayah, di samping itu juga diharapkan agar RTRW dapat berfungsi dlm mengkoordinasi kegiatan – kegiatan pembangunan secara sektoral. Pada saat ini perhatian terhadap pembangunan perkotaan semakin di rasakan, sedangkan secara regional Provinsi NAD, kota Blangkejeren terletak dipersimpangan jalur ladia galaska yang menghubungkan kota – kota lain yang lebih besar seperti Kutacane, kota Takengon, peurlak dan Blangpidie. Letaknya yang strategis ini kemungkinan besar akan berkembang menjadi kota yang berukuran sedang Kota Transit bagi kawasan yang berkarakter masyarakat pertanian Beberapa peluang yang dapat direncanakan dengan adanya RUTR dan RTBL adalah: Agar Pemda setempat mempunyai rencana pembangunan kota jangka panjang. Dapat meningkatkan fungsi dan peranan kota dalam suatu system pembangunan wilayah. Guna mewujudkan ruang kota yang serasi dan seimbang dan menciptakan pola tata ruang yang serasi dan optimal. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 4.17.1.3.c. UU.No.32 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah. Paradigma pembangunan yang sudah mengalami pergeseran dari sentralisasi menjadi desentralisasi dengan dikeluarkannya UU No 32 Tahun 2004 menggantikan UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah memberikan harapan bagi terlaksananya kegiatan pembangunan yang lebih banyak memberikan ruang bagi daerah. Kebijakan tersebut memberikan ketegasan kepada daerah sebagai daerah otonom yang utuh, sebagai daerah Otonomi khusus, kewenangan pemerintah yang diserahkan pada daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumberdaya manusia sesuai dengan kewenangan yang diserahkan. Dengan di berlakukannya otonomi yang lebih luas dan nyata serta bertanggung jawab, setiap daerah dituntut untuk mampu mengelola daerahnya sendiri secara mandiri. Belum jelasnya aturan – aturan teknisperaturan perundangan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan otonomi daerah untuk mengembangkan dirinya Riyadi Bratakusuma DS, 2004 . 4.17.1.3.d. Permintaan Terhadap Pemanfaatan Lahan Yang Tinggi. Pemanfaatan lahan yang sesuai untuk berbagai penggunaan jika dikelola dengan bijaksana akan memberikan manfaat yang optimal. Lahan di Kabupaten Gayo Lues yang sesuai untuk berbagai tujuan pembangunan lahan seperti Sawah, Pemukiman , pariwisata, konservasi dan lain – lain merupakan peluang yang harus dimanfaatkan seiring dengan tingginya permintaan terhadap lahan , lebih spesifik Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 lagi pada saat telah terbentuknya Provinsi ALA yang merupakan aspirasi masyarakat dari lima Kabupaten. 4.17.1.3.e. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Kegiatan Pariwisata dan Pertanian. Sektor pertanian di Kabupaten Gayo Lues masih merupakan penggerak utama roda perekonomian sehingga pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat signifikan dimana distribusi sector pertanian terhadap PDRB pada Tahun 2003 sebesar 68,18 , Demikian halnya dengan kegiatan pariwisata yang memberikan Multiplier effect bagi sektor perdagangan , Hotel , Restoran , Pengangkutan, dan Komunikasi. Pada Tahun 2003 telah memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 31,02 BPS Bappeda Kabupaten Gayo Lues 2003 . Peubah – peubah unsur peluang ini harus dicermati agar setiap peluang yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. 4.17.1.4. Ancaman Peubah – peubah bersifat strategis unsur Ancaman yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel 4.29. Tabel. 4.29 Peubah – Peubah Unsur Ancaman dan Nilai Pengaruhnya. No P e u b a h Nilai Pengaruh 1 Kesulitan mengoptimalkan Rencana Tata Ruang mengikuti pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar 0,234 2 Sifat dinamika wilayah yang tinggi sebagai Kabupaten yang berada dalam kawasan TNGL 0,204 3 Konflik antar kegiatansektor dalam pemanfaatan lahan 0,198 4 Tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan 0,166 5 Ego sektoral dan daerah semakin kuat terkait dengan otonomi daerah. 0,166 Jumlah 0,968 Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Penjelasan setiab peubah bersifat strategis unsure Ancaman di paparkan sbb: 4.17.1.4.a. Kesulitan Mengoptimalkan Rencana Tata Ruang Mengikuti Pertumbuhan Sektoral Dan Permintaan Pasar. Upaya optimalisasi Rencana Tata Ruang salah satunya dapat dicapai melalui kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kesesuaian atau kemampuan lahannya . Adanya pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar misalnya adanya kutub – kutub pertumbuhan yang telah tumbuh dan berkembang juga dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap, namun daerah hinterlandnya kurang menunjang untuk menjadi kawasan produktif menimbulkan kesulitan dalam optimalisasi Tata Ruang. Dengan demikian pertumbuhan sektoral bergerak diluar kendali yang berakibat kepada buruknya visual kota, kemudian penyimpangan – penyipangan karakter fungsi Tata Ruang dikawasan kota Blangkejeren, seperti lahan campuran antara komersial dan perumahan , perumahan dan jasa, sehingga peruntukan pasar tidak lagi homogen melainkan heterogen dalam perencanaan Tata Ruang. Berdasarkan hasil analisis peubah ini merupakan Ancaman bagi pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues. 4.17.1.4.b. Sifat Dinamika Wilayah Yang Tinggi Sebagai Kabupaten Yang Berada Dalam Kawasan TNGL. Kabupaten Gayo Lues merupakan perbatasan antara Kabupaten Aceh Tenggara, posisi ini memberikan dampak positif dan negative bagi kehidupan masyarakat karna akan memberikan dinamika wilayah yang cukup besar melalui kawasan Lindung dan Kawasan Ekosistem Louser karna kedua hal ini sebagai paru – paru dunia dan di lindungi keberadaannya oleh dunia Eropah jadi Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 masyarakat tidak dibolehkan untuk mengelola Kawasan Ekosistem Louser tersebut sementara Luas Hutan Lindung dan TNGL adalah 406.648 Ha atau 71,09 dari Luas Kabupaten Gayo Lues Bappeda Gayo Lues 2003 . Misalnya dengan pembukaan Jalan Nasional LADIAGALASKA yang fungsinya membuka keterisoliran masyarakat padalaman, sifat dinamika inilah yang I membuat Perencanaan Tata Ruang Gayo Lues sulit untuk diterapkan seluruhnya. 4.17.1.4.c. Konflik Antar Kegiatan Sektor Dalam Pemanfaatan Lahan. Konflik antar kegiatan sektor dalam pemanfaatan lahan dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pemanfaatan Ruang Pembangunan di Gayo Lues terjadi konflik antar kepentingan Pelestarian Sumber Daya Hutan dengan kepentingan Produksi yang melibatkan balai konservasi sumber daya hutan dan perhutani pada areal yang merupakan kawasan lindung dan kawasan konservasi tanah dan air. 4.17.1.4.d. Tekanan Terhadap Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kebijakan Otonomi daerah mempunyai implikasi terhadap sumber daya alam dan lingkungan, misalnya pengunaan secara berlebihan terhadap sumberdaya alam dalam meningkatkan pendapatan wilayah, terjadi penurunan kondisi lingkungan : Kerusakan Hutan illegal logging dan penebangan tidak terkontrol , banjir, erosi pada musim penghujan, kekeringan pada musim kemarau, kehilangan keaneka ragaman hayati Biodiversity , peningkatan emisi CO 2 , peningkatan Polusi Air, dan banyak lagi hal yang terjadi apabila sumber daya alam tidak terencana dengan baik. 4.17.1.4.e. Ego Sektoral dan daerah Semakin Kuat Terkait Dengan Otonomi Daerah. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari pusat kedaerah agar tidak ada kesenjangan antara pemerintah dengan aspirasi masyarakat. Tujuan otonomi daerah diantaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah, mengalokasikan hasil penggunaan sumberdaya alam yang lebih baik, meningkatkan pemanfaatan bagi daerah untuk pembangunan ekonomi daerah, dan memindahkan pengambilan keputusan agar lebih dekat dengan aspirasi masyarakat. Kebijakan otonomi daerah mempunyai implikasi pengelolaan sumber daya yang dapat bersifat sinerji apabila setiap pemerintah dan masyarakat diwilayah otonom menyadari arti pentingnya dari pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Otonomi daerah mempunyai kelemahan diantaranya adalah : distribusi sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia tidak sama, persepsi pemerintah daerah yang berbeda dalam pengelolaan sumber daya alam , juga persepsi yang berbeda tentang keberhasilan pemerintahannya yang diukur oleh pencapaian pendapatan asli daerah PAD yang tinggi, namun tidak memperhatikan kelestarian sumber daya alam. Ego sektoral akan menjadi ancaman apabila masing – masing sector membuat program – program sendiri tanpa adanya koordinasi dengan sector lainnya, sehingga kemungkinan terjadi tumpang tindih terhadap pemanfaatan lahan cukup besar. Peubah – peubah bersifat strategis unsure ancaman ini harus segera diatasi. 4.17.2. Diagram dan Matrik SWOT Diagram SWOT merupakan perpaduan antara perbandingan kekuatan dan kelemahan diwakili garis horisontal dengan perbandingan peluang dan ancaman Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 diwakili garis vertical. Pada diagram tersebut kekuatan dan peluang diberi tanda positif, sedangkan kelemahan dan ancaman diberi tanda negative. Dengan demikian letak nilai S – W dan O – T dalam diagram SWOT akan menentukan arahan strategi pemanfaatan ruang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram SWOT pada gambar 4.7. sebagai berikut : Peluang O 0,5 0,4 0,042 ; 0,407 0,3 0,2 0,1 Kelemahan W Kekuatan S - 0,5 - 0,4 - 0,3 - 0,2-0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 - 0,1 - 0,2 - 0,3 - 0,4 - 0,5 Ancaman T Gambar: 4.7. Diagram SWOT Pemanfaatan Ruang di Kab Gayo Lues. Berdasarkan selisih Jumlah Skor Nilai pengaruh unsur internal Kekuatan dan Kelemahan adalah selisih total skor hasil analisis 1,016 – 0,974 = 0,042 . Dan selisih total nilai pengaruh unsur eksternal Peluang dan Ancaman adalah 1,375 – 0,968 = 0,407 . Berdasarkan diagram SWOT . pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues berada pada Sel I. Posisi pada Sel I menunjukan bahwa Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues mempunyai situasi yang menguntungkan karena Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 mempunyai Peluang dan Kekuatan pada kondisi ini di Perlukan Support and Aggressive Startegy. Sedangkan menurut Rangkuti 2000 , Posisi ada Sel I harus menerapkan Startegi SO Strengths – Opportunities , Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi tersebut dijelaskan secara rinci pada Matrik SWOT pada Tabel 4.30. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Tabel. 4.30 Matrik SWOT Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues. UNSUR INTERNAL UNSUR EKSTERNAL Kekuatan S S1. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat. S2. Tersedianya sarana Transportasi perhubungan terkait dengan pariwisata. S3. Letak Kabupeten Gayo Lues di pertengahan kota-kota dari lima Kabupaten di calon Provinsi ALA S4. Kekayaan sumber daya alam S5. Kabupaten Gayo Lues merupakan kab terluas dari 5 kabupaten di calon provinsi ALA Kelemahan W W1. Koordinasi antar instansi pemerintah dan keterpaduan program yang lemah. W2. Belum meratanya Infrastruktur dan kegiatan investasi bagi suatu kabupaten baru. W3. Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah. W4. Jumlah, Kepadatan dan distribusi penduduk yang rendah. W5. Kabupaten Gayo Lues tidak memiliki laut, Sehingga tidak mungkin ada pelabuhan. Peluang O O1. Adanya komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya Penataan Ruang. O2. Telah disusun RTRW Kabupaten,RUTR kota Blangkejeren, RTBL sehingga memudahkan perencanaan pengembangan wilayah. O3. UU.No.32. Thn 2004 Tentang Otonomi Daerah. O4. Permintaan terhadap pemanfaatan lahan yang tinggi. O5. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pariwisata dan pertanian. Strategi SO Ü Pengembangan kawasan andalan melalui penentuan alokasi pemanfaatan ruang berdasarkan kesesuaian lahan dan RTRW. Ü Pemanfaatan ruang dengan memanfaatkan semangat otonomi daerah, sarana,prasarana dan dukungan perundang- undangan. Strategi WO Ü Mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah melalui penyebaran arus Investasi Ü Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan karakteristik dan daya dukung lingkungan. Ancaman T T1. Kesulitan mengoptimalkan Rencana Tata Ruang mengikuti pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar. T2. Sifat dinamika wilayah yang tinggi sebagai kabupaten yang berada dalam kawasan TNGL. T3. Konflik antar kegiatan sector dalam pemanfaatan lahan. T4. Tekanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan. T5. Ego sektoral dan daerah semakin kuat terkait dengan otonomi daerah. Strategi ST Ü Penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadinya konflik antar kegiatan sector dan tekanan terhadap sumber daya alam yang berlebihan.. Strategi WT Ü Peningkatan koordinasi antar sector dalam perencanaan dan pemanfaatan ruang untuk mengurangi konflik dan tekanan terhadap sumberdaya alam. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Matrik SWOT menjelaskan secara rinci bagaimana Peluang dan Ancaman terhadap Pemanfaatan Ruang dapat disesuaikan dengan Kekuatan dan Kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternative Strategi SO; ST ; WO ; dan WT. Strategi SO Kekuatan dan Peluang yang dapat dilakukan adalah : • Pengembangan Kawasan Andalan melalui penentuan alokasi pemanfaatan Ruang berdasarkan kesesuaian lahan dan RTRW,RUTR dan RTBL. • Pemanfaatan Ruang dengan pemanfaatan semangat otonomi daerah, sarana dan prasarana dan dukungan perundang – undangan. Strategi WO Kelemahan dan Peluang yang dapat dilakukan adalah : • Mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah melalui penyebaran arus Investasi. • Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan karakteristik dan daya dukung lingkungan. Strategi ST Kekuatan dan Ancaman yang dapat dilakukan antara lain penyusunan rencana pengelolaan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan untuk menghindari terjadi konflik antar kegiatan sektor dan tekanan terhadap sumber daya alam yang berlebihan, dan Startegi WT Kelemahan dan Ancaman yang dapat dilakukanditerapkan antara lain melalui peningkatan koordinasi antar sector dalam perencanaan dan pemanfaatan ruang untuk mengurangi konflik dan tekanan terhadap sumber daya alam. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 4.17.2.1.Arahan Startegi Pemanfaatan Ruang. Berdasarkan analisa SWOT, dapat dihasilkan arahan strategi pemanfaatan ruang. Peubah – peubah unsur Kekuatan S dan Peluang O dalam pemanfaatan Ruang di Kabupaten Gayo Lues perlu mendapat prioritas untuk diperhatikan, penanganan terhadap peubah – peubah tersebut di harapkan tanpa mengabaikan peubah – peubah unsur Kelemahan W dan Ancaman T yang ada. Penanganan yang efektif dan Konprehensif di harapkan akan meningkatkan peran Pemanfaatan Ruang, yang perlu dituangkan dalam bentuk program – program. Program yang disusun sebaiknya memprioritaskan pada program kegiatan yang menggunakan Kekuatan S untuk Pemanfaatan Peluang O . Selain itu, perlu diperhatikan besarnya nilai pengaruh dari setiab Peubah. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN