Sosial Ekonomi HASIL DAN PEMBAHASAN

4.8. Sosial Ekonomi

4.8.1. Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi yang dibahas pada bagian ini mencakup pemerintahan, penduduk, dan tenaga kerja, infra struktur wilayah serta kontribusi wilayah terhadap perekonomian Kabupaten Gayo Lues. 4.8.2. Pemerintahan Kabupaten Gayo Lues terdiri dari 5 lima kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 66 desa. Menurut data terbaru, dalam waktu dekat Kabupaten Gayo Lues akan melakukan pemekaran kecamatan dan desa guna pemerataan pembangunan. Perincian jumlah desa untuk setiap kecamatan disajikan pada Tabel 4.15. Tabel 4.15. Jumlah Desa per Kecamatan di Kabupaten Gayo Lues No Nama Kecamatan Jumlah Desa 1 Blangkejeren 19 2 Kuta panjang 12 3 Rikit Gaib 13 4 Terangun 13 5 Pinding 9 Jumlah 66 Sumber: BPS kab.Gayo Lues, 2000 4.8.3. Fasilitas Pendidikan Faslitias pendidikan di Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2001 adalah Taman Kanak-kanak TK, Sekolah Dasar SD, Madrasah Ibtidiyah MI, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, Madrasah Aliyah MA, dan Perguruan Tinggi PT. secara keseluruhan tingkat fasilitas pendidikan masih belum merata pada semua kecamatan, terutama untuk pendidikan menengah baik Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 SLTP dan SLTA atau sederajat. Fasilitas tersebut perlu disediakan, mengingat jarak antar kecamatan tidak memungkinkan untuk sekolah di kecamatan lain. Jumlah fasilitas pendidikan tahun 2001 di kabupaten ini adalah 107 unit yang terdiri dari TK banyak 3 unit, SD sebanyak 78 unit, MI sebanyak 2 unit, SLTP sebanyak 10 unit, MTs sebanyak 2 unit, SLTA sebanyak 3 unit dan MAN sebanyak 1 unit. Sedangkan perguruan tinggi terdapat 2 unit, yang masih merupakan perwakilan dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 4.8.4. Fasilitas Peribadatan Penduduk Kabupaten Gayo Lues mayoritas beragama islam. Untuk pemeluk agama islam, fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues ini terdiri dari masjid, musholla, dan meunasah. Fasilitas ini telah menyebar merata di setiap kecamatan, namun secara kualitas perlu adanya renovasi fisik bangunan dan penambahan sarana prasarana pelengkap lainnya. 4.8.5. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesahatan yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues berupa Rumah Sakit. Puskesmas yang telah ada sebanyak 7 unit, puskesmas pembantu ada sebanyak 29 unit dan puskesmas keliling sebanyak 4 unit. Mengingat luas kabupaten ini cukup besar, dirasakan jumlah sarana kesehatan yang ada kurang memadai. Demikian juga dengan tenaga kesehatan seperti dokter hanya ada 7 orang dan bidan ada 26 orang. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dirasakan masih sangat kurang. 4.8.6. Fasilitas Pemerintahan Fasiltas pemerintahan Kabupaten Gayo Lues antara lain kantor Bupati, kantor DPRD dan beberapa kantor dinas di tingkat kabupaten serta lembaga- Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 lembaga tingkat kabupaten. Fasilitas tersebut pada umumnya adalah fasilitas tingkat kecamatan dan pembantu bupati sebelum Gayo Laues menjadi kabupaten. Pada umumnya fasilitas yang telah ada tidak memenuhi persyaratan sebagai kantor pemerintahan kabupaten. Sementara itu sebagian besar kantor baik untuk dinas maupun badanlembaga lainnya masih menggunakan sekolah-sekolah. Pemanfaatan gedung sekolah sangat tidak bijaksana karena sangat mengganggu pendidikan di Kabupaten Gayo Lues. 4.9. Analisis Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan dilakukan pada dua kawasan yakni kawasan lindung dan kawasan budidaya. Setiap jenis penggunaan lahan dianalisis kesesuaiannya berdasarkan kriteria dan persyaratan penggunaan lahan. Kawasan lindung yang di analisis adalah hutan lindung, sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan mata air, dan sempadan situdanau. Sedangkan kawasan budidaya yang dianalisis adalah hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, sawah tadah hujan tanpa irigasi, dan pemukiman. Penetapan alokasi ruang dalam perencanaan tata ruang dibangun berdasarkan metode dan kriteria dimana kriteria-kriteria tersebut belum secara tajam digariskan berdasarkan ketentuan hukum. Sejauh ini belum dapat diidentifikasi persyaratan teknis pemanfaatan ruang yang bersifat umum kecuali penetapan kawasan lindung yang diatur dalam Keppres No. 32 Tahun 1990 dan secara parsial tentang penetapan hutan lindung berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 837kptsUMII1980. Kawasan lindung dianalisis dengan menggunakan kriteria yang terdapat dalam Keppres No 32 tahun 1990 tentang pengolahan kawasan lindung. Untuk Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 kawasan budidaya, penetapan lahan untuk hutan produksi tetap dan terbatas menggunakan SK Menteri Pertanian No. 837kptsUMII1980, sedangkan sawah dan pemukiman diidentifikasikan secara terpisah dengan mempertimbangkan masing-masing faktor pembatas. 4.10. Kawasan Lindung Deliniasi kawasan lindung di wilayah Kabupaten Gayo Lues dilakukan bedasarkan Keppres nomor: 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dengan tujuan untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan hidup sebagai dampak dari pembangunan itu sendiri. Luas kawasan lindung di Kabupaten Gayo Lues adalah seluas 210.971 Hektar atau 36,89 dari luas wilayah secara keseluruhan. Luas kawasan lindung tersebut mempunyai proporsi 10,02 dari kawasan lindung yang ditetapkan dalam RTRWK Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Secara keseluruhan hutan lindung di Kabupaten Gayo Lues terdapat pada setiap kecamatan dengan luasan yang dihasilkan dari penilaian kesesuaian lahan. Kecamatan Pindieng merupakan yang paling dominan kawasan lindung yaitu mencapai 68.853 hektar atau 32,64, sedangkan kecamatan Kuta Panjang merupakan yang paling kecil luasan kawasan lindung yaitu 12.313 hektar atau 5,84 dari luas kawasan lindung yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues. Berdasarkan kajian, kawasan lindung di wilayah Kabupaten Gayo Lues terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan dibawahnya meliputi hutan lindung serta kawasan yang memberikan perlindungan setempat meliputi kawasan cagar budaya, sempadan sungai dan rawan bencana. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 4.10.1. Kawasan yang memberikan perlindungan dibawahnya. Hutan lindung adalah kawasan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahnya sebagai pengatur tata air , pencegahan banjir, erosi dan kesuburan tanah. Kawasan lindung ini termasuk dalam kawasan taman nasional gunung Louser dengan luas 195.677 ha atau 34,21 dari luas wilayah kabupaten Gayo Lues dari luas tersebut. Terlihat Kecamatan Blangkejeren yang paling luas TNGL nya yaitu mencapai 127.527 ha atau 65,17 sedangkan Kecamatan Rikit Gait tidak terdapat kawasan TNGL:. Secara keseluruhan bila dilihat dari luasan dari kedua jenis kawasan yang dilindungi yaitu kawasan lindung dan TNGL, maka sebagian besar kabupaten gayo lues tidak dapat diusahakan dengan bebas, artinya keterkaitan dengan lingkungan sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Berdasarkan uraian diatas luas kawasan lindung secara keseluruhan adalah 406.648 ha atau 71,10 dari luas wilayah Kabupaten Gayo Lues. Untuk lebih jelas mengenai luasan dan penyebaran kawasan lindung dan taman nasional gunung louser dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.16. Fungsi Kawasan Lindung dan TNGL tahun 2013. Luas Lahan No Kawasan Hutan Lindung TNGL Total Ha Ha Ha 1 Blangkejeren 31.537 14.45 127.523 65.17 159.064 39.12 2 Pinding 68.853 32.64 31.398 16.05 100.251 24.65 3 Kuta Panjang 12.313 5.84 36.425 18.61 48.738 11.99 4 Rikit Gaib 31.832 15.09 0 0.00 31.832 7.83 5 Trangon 66.436 31.49 327 0.17 66.763 16.42 Kab.Gayo Lues 210.971 100.0 195.677 100.0 406.648 100.00 Sumber : Bappeda Kab.Gayo Lues, 2003. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 Kabijakan pemanfaatan ruang di kawasan ini ditentukan berdasarkan tujuan pemanfatannya yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan. Kebijakan pengembangan kawasan ini antara lain : 1. Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada dengan menetapkan kembali kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Gayo Lues yaitu yang di kenal dengan “Sarak Opat”. 2. Pengendalian fungsi kawasan hutan yang mengalami kerusakan terutama dengan sistem reboisasi atau penghijauan kembali hutan yang telah punah. 3. Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan kepada kawasan hutan lindung seperti penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah, pencegahan bencana alam agar tidak mengganggu fungsi lindung. 4.10.2. Kawasan yang memberikan perlindungan setempat 4.10.2.a. Kawasan sepadan sungai. Kawasan sempadan sungai adalah kawasan kawasan sepanjang kiri kanan sungai yang berfungsi mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Luas kawasan sempadan sungai diwilayah Kabupaten gayo lues adalah sebesar 7.25 ha atau 1.78 dari luas kawasan lindung keseluruhan luas sempadan sungai yang dimaksudkan diatas hanya sungai-sungai besar saja. 4.10.3. Kawasan Cagar Budaya Pelestarian cagar budaya dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya bangsa, berupa peninggalan-peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional dan keragaman bentuk geologi yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan. Kawasan tersebut dikabupaten gayo lues Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 cukup banyak untuk dapat dikembangkan menjadi objek wisata dan hal ini merupakan aset daerah diantaranya adalah kawasan danau marpunge, sumber air panas, air terjun, hutan wisata kedal dll. Kawasan ini tidak ada dalam peta yang tidak meningkatkan untuk dicantumkan, untuk itu diperlukan kajian khusus terdapat objek-objek yang dikembanghkan sebagai kawasan cagar budaya, terutama pada rencana tata ruang yang lebih detail, yang mengacu pada UU no.5 tahun 1992 tentang budaya cagar budaya. 4.10.4. Kawasan Rawan Bencana Alam. 4.10.4.a. Rawan Longsor Kawasan rawan beancana tanah longsor umumnya terjadi akibat proses perpindahan masa tanah oleh air pada wilayah yang mempunyai topograpi yang curam. Rawan longsor ini terjadi disepanjang jalan antara Gayo Lues ke Aceh Tenggara. Longsor ini terjadi apabila hujan turun dengan derasnya. musim Penghujan. 4.10.4.b. Rawan Banjir. Wilayah rawan banjir ditemui diwilayah dataran sepanjang Kerueng Tripe. Banjir ini terjadi akibat penggundulan hutan dihulu sungai. Selain itu, bentuk sungai yang tidak lurus sehingga terhanbatnya aliran air, sehingga diwaktu hujan sering air meluap keatas permukaan sungai. Dengan kejadian banjir ini sering daerah pertanian terendam gagal panen. Analisis kesesuaian lahanpada daerah rawam banjir ini meliputi : - Pengelolaan pertanian pada wilayah yang relatif tinggi dengan memperhatikan faktor konservasi alam. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 - Pengelolaan kawasan kritis mengadakan penghijauan kembali Reboisasi. - Perlu adanya penerapan sepadan sungai secara tegas dan penentuan jenis tanaman disepadan sungai. 4.11. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. Kawasan budi daya yang dianalisis terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan tanaman industri, kawasan pariwisaata dan kawasan permukiman. Hasil analisis untuk pungsi hutan dengan menggunakan sistem tumpang susun disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.17. Tabel Fungsi Hutan Pada Masing-Masing Kategori. LUAS PENGGUNAAN LAHAN Ha DI KECAMATAN N O JENIS PENGGUNAAN BLANG KEJEREN PINDING KUTA PANJANG RIKIT GAIB TERA NGON TOTAL HA 1 Pemukiman 663 64 262 127 163 1.279 0.22 2 Sawah 4.973 713 4.082 1.554 2.900 14.222 2.49 3 Tanaman Pertanian lahan kering 663 13 2.101 304 17 3.098 0.54 4 Holtikultura 3.438 3.215 1.519 720 359 9.251 1.62 5 Perkebunan 5.295 7.183 1.976 2.895 10.782 28.131 4.92 6 Peternakan 18 8 331 1.199 779 2.335 0.41 7 Hutan tanaman industri 847 132 4.127 0 5.023 10.129 1.77 8 Hutan produksi terbatas 23.182 21.410 7.411 20.906 23.956 96.865 16.94 9 Hutan llindung 31.537 68.853 12.313 31.832 66.436 210.971 36.89 10 TNGL 127.527 31.398 36.425 0 327 195.677 34.21 Luas kecamatan 198.143 132.989 70.547 59.537 110.742 571.958 100.00 Sumber : Bappeda Kab. Gayo Lues. 2003. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam dan unsur penentu peyangga kehidupan. Serta dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi kemakmuran masyarakat sehingga hutan perlu dikelola secara bijaksana agar Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008 berbagai pungsi hutan dapat dipertahankan secara lestari. Agar dapat memenuhi fungsi utamanya keberadaan hutan harus pada tingkat luasan yang cukup dan letaknya pada tempat yang tepat, serta dikelola secara baik dan benar. Dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten Gayo lues kawasan dibagi tiga yakni kawasan lindung, kawasan budi daya pertanian, dan kawasan budi daya non pertanian. TNGL. Kawasan hutan berada pada kawasan lindung dan kawasan TNGL, Luas kawasan hutan di wilayah Kabupaten Gayo Lues mencakup + 106.994 ha atau 18.71 . Dari luas wilayah kab. Gayo lues, termasuk kedalam hutan produksi dan hutan tanman industri yang dikelola oleh perhutani. Luasan ini masih belum ideal sebagai penyeimbang ekosistem dalam suatu DAS, dimana UU no.41 thn 1999 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan menyebutkan bahwa luas kawasan hutan yang harus dipertahankan minimal 30 dari luas daerah aliran sungai.dengan sebaran yang profesional. Tabel. 4.18. Kawasan Hutan Saat Ini Menurut Kecamatan Di Kabupaten Gayo Lues. Kawasan hutan No Kecamatan Hutan t.industri Hutan prod.terbatas Jumlah 1 Blangkejeren 847 23182 24029 2 Pinding 132 21410 21542 3 Kuta panjang 4127 20906 11538 4 Rikit gaib 23956 20906 5 Trangon 5023 96865 28979 juumlah 10.129 106.994 Sumber : Bappeda Kab. Gayo Lues. 2003 Secara kebutuhan bila dilihat dari luasan kedua jenisa kawasan yang dilindungi yaitu kawasan lindung dan TNGL, maka sebagian besar Kab.Gayo Lues tidak dapat diusahakan dengan bebas artinya keterkaitan dengan lingkungan sangat perlu mendapat perhatian secara serius. Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008

4.12. Kawasan Budi Daya Pertanian