menempatkan selisih nilai anatara peluang O – ancaman T pada sumbu y, maka ordinat x,y akan menempati salah satu sel dari diagram SWOT. Letak nilai
S – W dan O – T dalam diagram SWOT akan menentukan arahan strategi pemanfaatan ruang.
Peluang O
Sel 3 Sel 1
Kelemahan W
Kekuatan S
Sel 4 Sel 2
Ancaman T
Gambar 3.5. Diagram SWOT.
Setiap sel pada diagram SWOT memperlihatkan ciri yang berbeda,
sehingga diperlukan strategi yang berbeda dalam penggunaanya. Dengan diagram SWOT yang dibuat berdasarkan nilai pengaruh unsur SWOT akan dapat
dirumuskan bentuk strategi tepat Pearce Robinson 1991.
c. Matrix SWOT
Matrix SWOT pada tabel 3.5 digunakan untuk menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapai dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 3.5. Matrix SWOT
Strategths S Tentukan 1-10 keakuatan internal
Weakness W Tentukan 1-10 kelemehan
internal Opptunities O
Tentukan 1 – 10 peubah peluang eksternal
Strategy SO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang Treats T
Tentukan 1 – 10 peubah peluang eksternal
Strategy ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman Strategy WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk menghindari ancaman.
Sumber : Rangkuti 2000
Matriks ini dapat menghasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi yaitu SO, ST, WO, dan WT. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
dan strategi WT adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman Rangkuti, 2000.
Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian
Secara geografis Kabupaten Gayo Lues Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, yang terletak pada posisi 03
40’ 32”-04 16’ 37” LU dan 96
48’ 31”-97 56’ 08” Bujur Timur. Kabupaten Gayo Lues dengan ibu kota
Blangkejeren merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara. Kabupaten Gayo Lues secara administratif meliputi 5 lima kecamatan, yaitu
Blangkejeren, Pining, Kuta Panjang, Rikit Gaib, Terangun, dengan luas keseluruhan 5.719,580 Km
2
atau 571.958 Ha. Lebih jelasnya data luas setiap kecamatan di Kabupaten Gayo Lues dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Data Luas Setiap Kecamatan di Kabupaten Gayo Lues Luas
No Kecamatan Km
2
Ha 1 Blangkejeren
1.694,180 169.718,0
29,62 2 Pining
1.167,140 161.714,0
28,27 3 Kuta
Panjang 705,480
70.548,0 12,33
4 Rikit Gaib
595,375 59.537,5
10,40 5 Terangun
1.107,425 110.742,5
19,36 Jumlah 5.719,580
571.958,0 100,00
Sumber : Gayo Lues dalam angka 2004 Kondisi fisik geografi yang demikian mengakibatkan adanya keterkaitan
yang kuat dalam intraksi dan dinamika perkembangan sosial, ekonomi dan budaya antar Kabupaten Gayo Lues dengan Kabupaten lain yang ada di wilayah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, terdapat peluang terlaksananya kerja sama antar daerah sesuai dengan spesifikasi
31
Fauzul Iman: Analisis Dan Strategi Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam, 2007. USU e-Repository © 2008