Status Gizi Balita TINJAUAN PUSTAKA

bersangkutan, maka dapat saja timbul distribusi konsumsi pangan yang tidak baik diantara anggota keluarga Suhardjo, 1989.

2.4. Status Gizi Balita

Berbicara mengenai gizi berarti membicarakan tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal dan produksi tenaga Berg, 1989. Membahas mengenai masalah gizi, dapat digolongkan kepada tiga bagian adalah sebagai berikut : 1. Gizi kurang, yaitu keadaan tidak sehat patologik yang timbul karena tidak cukup makan dan dengan demikian konsumsi energi kurang selama jangka waktu tertentu. Di negara-negara sedang berkembang, konsumsi pangan yang tidak menyertakan pangan cukup energi, biasanya juga kurang dalam satu atau lebih zat gizi esensial lainnya. Berat badan yang menurun adalah tanda utama dari gizi kurang. 2. Gizi lebih, yaitu keadaan patologik tidak sehat yang disebabkan kebanyakan makanan dan dengan demikian mengkonsumsi energi lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh untuk jangka waktu yang panjang, dikenal sebagai gizi Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 lebih. Kegemukan merupakan tanda pertama yang biasa dilihat dari keadaan gizi lebih. 3. Gizi salah, yaitu keadaan patologik tidak sehat yang disebabkan oleh makanan yang kurang atau berlebihan dalam satu atau lebih zat esensial dalam waktu lama. Di negara-negara sedang berkembang jenis utama gizi salah yang disebabkan kurang gizi dalam waktu yang lama adalah kombinasi salah gizi energi-protein, anemia kurang besi, kurang vitamin A dan gondok. Status gizi merupakan keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Susunan makanan yang memenuhi status gizi tubuh, pada umumnya dapat menciptakan status gizi yang memuaskan. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi individu dan distribusi makanan dalam keluarga serta tingkat kesukaan individu. Konsumsi individu diperoleh dari konsumsi pangan dalam rumah tangga, sedangkan konsumsi pangan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh persediaan pangan dan tingkat kesukaan. Pangan yang ada dalam rumah tangga tergantung dari pendapatan rumah tangga dan persediaan pangan, sedangkan persediaan pangan serta pendapatan dipengaruhi oleh persediaan pertanian dan pembangunan daerah Roedjito, 1987. Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Status gizi adalah keadaan kesehatan yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara makanan, tubuh dan lingkungan hidup manusia. Status gizi diukur dengan cara yaitu Direktorat Bina Gizi, 1992. a. Antropometri, yaitu mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lemak dibawah kulit. b. Klinik, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh ahli medis, biasanya yang melakukan adalah dokter. c. Laboratorium, yaitu pemeriksaan darah, urine, tinja. d. Dietetik, yaitu pemeriksaan jenis, jumlah, komposisi makanan yang dikonsumsi oleh individu. Pengukuran status gizi balita pada umumnya menggunakan antropometri yaitu dengan cara mengukur tinggi badan atau menimbang berat badan. Berat badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan, tulang, otot, lemak dan cairan tubuh, ukuran antropometri berat badan yang terbaik untuk status gizi dengan keadaan tumbuh kembang pada waktu sekarang. Sedangkan tinggi badan bertambah sesuai dengan kecepatan pertumbuhan balita karena itu tinggi badan dapat dipakai sebagai petunjuk keadaan gizi balita untuk waktu yang lampau Soetjiningsih, 1994. Status gizi yang ditentukan oleh keterbatasan dalam jumlah cukup dan dalam kombinasi pada waktu yang tepat ditingkat sel semua zat-zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh, berkembang dan berfungsi normal semua Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 anggota badan. Oleh karena itu, pada prinsipnya status gizi ditentukan oleh dua hal sebagai berikut : Persagi, 1990 a. Terpenuhinya dari makanan semua zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. b. Peranan faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut. Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizinya, demikian juga pada keluarga yang mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan tubuh akan gizi, ia akan dapat menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsinya. Pengetahuan gizi seseorang didukung dari latar belakang pendidikannya. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menerima informasi dan penanganan masalah gizi dan kesehatan sekalipun di daerah tempat tinggalnya banyak tersedia bahan makanan sayuran dan buah serta pelayanan kesehatan yang memadai yang dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Pendidikan gizi diperlukan karena kenyataan menunjukkan bahwa suatu keadaan kesehatan tidaklah dipengaruhi oleh hanya satu faktor diantara berbagai faktor yang ada, faktor perilaku manusia memegang peranan penting. Pendidikan gizi bukan hanya memberikan informasi gizi secara formal tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja, sepanjang dapat Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 mempengaruhi pengetahuan, sikap dan kebiasaan agar individu, kelompok atau masyarakat dapat memperbaiki sikap dan tingkah lakunya Blum, 1972. Dari hal di atas, diketahui bahwa pengetahuan masalah gizi merupakan faktor penentu dalam melihat perkembangan dan ketahanan daya tahan tubuh balita. Dimana daya tahan, perkembangan dan pertumbuhan gizi balita diperoleh dari pengambilan makanan yang sehat dalam keluarga. Pelayanan kesehatan makanan dan lingkungan juga diperoleh dari kepedulian seorang ibu dalam rumah tangga. Hal ini tentunya di dapat melalui pendidikan, dimana pendidikan hanya dapat diperoleh dengan adanya sumber penghasilan dan pengawasan dalam rumah tangga yang meliputi : manusianya, ekonomi dan organisasi. Kesemuanya ini didasarkan pada kebijakan dan susunan dasar pemikiran pada struktur ekonomi dan potensi penghasilan yang diperoleh di dalam rumah tangga. Untuk lebih jelasnya, faktor penentu dari perkembangan dan ketahanan daya tahan tubuh balita digambarkan pada halaman berikut Soetjiningsih, 1995: Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Faktor Penentu dari Perkembangan dan Ketahanan Daya Tahan Tubuh TUMBUH – KEMBANG ANAK Kecukupan makanan Keadaan kesehatan Ketahanan makanan Pemanfaatan Yankes dan Sanit. Asuhan Bagi Ibu dan Pendidikan Keluarga Keberadaan dan Kontrol Sumber Daya keluarga : Manusia, Ekonomi Super Struktur Politik dan Ideologi Struktur Ekonomi Potensi Sumber Gambar : 2.1. Model interelasi tumbuh kembang anak, Unicef Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008

2.5. Penilaian Status Gizi Balita

Dokumen yang terkait

Studi Faktor Sosial Eknomi Dan Status Gizi Serta Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun Di Kelurahan Kota Matasumi Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2005

0 31 85

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan di Kecamatan Bandung Kulon Kotamadya Bandung

0 8 144

HUB Hubungan Antara Usia Penyapihan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 0 12

PENDAHULUAN Hubungan Antara Usia Penyapihan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 0 4

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 16

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 8

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 41

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 3

HUBUNGAN JENIS ASUPAN MP-ASI DOMINAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 – 24 BULAN

0 0 71