Jumlah kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu Pendidikan

4.1.4. Jumlah kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita

Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita di Kecamatan Medan Area dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita di Wilayah Tiga Puskesmas di Kecamatan Medan Area tahun 2006 Puskesmas Jumlah Kelahiran Jumlah Lahir Mati Jumlah Bayi Mati Jumlah Balita Jumlah Balita Mati Kota Maksum 1080 4.582 Sukaramai 1027 0 3.908 0 Medan Area Selatan 732 0 1 2.696 1 Jumlah 2.839 1 11.186 1 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan, 2006. Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa jumlah kelahiran terbesar terdapat pada Puskesmas Koata Maksum yaitu 1080 orang, kemudian diikuti Puskesmas Sukaramai sebanyak 1027 orang dan Puskesmas Medan Area Selatan sebanyak 732 orang.

4.1.5. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu

Balita yang mengalami BGM ada 65 orang dengan perincian terbanyak di Puskesmas Kota Maksum sebanyak 44 orang, dan pencapaian program hanya 89 persen, paling rendah diantara Puskesmas Sukaramai dan Medan Area Selatan. Tetapi partisipasi masyarakat untuk menggunakan posyandu di Puskesmas Kota Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Maksum paling tinggi dibandingkan dengan Sukaramai dan Medan Area Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu di Wilayah Kerja Tiga Puskesmas di Kecamatan Medan Area Tahun 2007 Kecamatan Bayi Yang Memiliki KMS Partisipasi Masyarakat Pencapaian Program Cakupan Efek Program BGM Kota Maksum 89,0 89,2 75,0 89,0 44 Sukaramai 86,4 80,7 74,6 93,0 16 Medan Area Selatan 85 81 76,5 93,0 5 Rata-Rata 86,8 83,6 75,4 91,6 - Jumlah - - - - 65 Sumber : Puskesmas Kecamatan Medan Area, bulan November 2007 4.2. Gambaran Faktor Sosial Budaya

4.2.1. Pendidikan

Tingkat pendidikan ayah dan ibu yang memiliki anak usia 6 – 24 bulan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tingkat pendidikan tinggi dan tingkat pendidikan rendah, dimana yang tamat SLTA dan PTAkademi termasuk dalam kategori tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan tidak tamat, tamat SD dan SLTP dikategorikan tingkat pendidikan rendah yang dapat dilihat pada tabel berikut : Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Pendidikan Ayah di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2007 No. Tingkat Pendidikan n 1. SD 13 12,1 2. SLTP 24 22,4 3. SLTA 56 52,3 4. PTAkademi 14 13,1 Jumlah 107 100,0 Tabel 4.6 menunjukkan tingkat pendidikan yang ditempuh ayah adalah SLTA yaitu 56 orang 52,3 . Hal ini menunjukan bahwa tinggkat pendidikan ayah sebagian besar tinggi yang dapat berhubungan kepada status gizi anak. Tabel 4.7. Distribusi Kategori Tingkat Pendidikan Ayah di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2007 No. Kategori Tingkat Pendidikan n 1. Tinggi 70 65,4 2. Rendah 37 34,6 Jumlah 107 100,0 Pada Tabel 4.7 diketahui bahwa tingkat pendidikan ayah pada kategori tinggi sebanyak 70 orang 65,4 , dan kategori rendah sebanyak 37 orang 34,6. Sebagian besar pendidikan ayah adalah pada kategori tinggi yang dapat berhubungan dengan status gizi anak. Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 4.8. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2007 No. Tingkat Pendidikan n 1. SD 18 16,8 2. SLTP 24 22,4 3. SLTA 55 51,5 4. PTAkademi 10 9,3 Jumlah 107 100,0 Pada Tabel 4.8. di atas diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah SLTA sebanyak 55 orang 51,5 dan yang paling sedikit adalah PTAkademi yaitu 10 orang 9,3 . Dari tabel tersebut menunjukan bahwa pendidikan ibu sudah menggambarankan kategori yang baik yaitu tinggi. Tabel 4.9. Distribusi Kategori Tingkat Pendidikan Ibu di Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2007 No. Kategori Tingkat Pendidikan n 1. Tinggi 65 60,7 2. Rendah 42 39,3 Jumlah 107 100,0 Pada Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa kategori tingkat pendidikan tinggi yaitu 65 orang 60,7 , dan kategori tingkat pendidikan rendah yaitu 42 orang 39,3 . Hal ini menunjukan tingginya tingkat pendidikan ibu yang akan berhubungan pada status gizi anak. Hendra Yudi : Hubungan Faktor Sosial Budaya Dengan Status Gizi Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kecamatan..., 2008 USU e-Repository © 2008

4.2.2. Pekerjaan

Dokumen yang terkait

Studi Faktor Sosial Eknomi Dan Status Gizi Serta Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun Di Kelurahan Kota Matasumi Kecamatan Medan Area Kota Medan Tahun 2005

0 31 85

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan di Kecamatan Bandung Kulon Kotamadya Bandung

0 8 144

HUB Hubungan Antara Usia Penyapihan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 0 12

PENDAHULUAN Hubungan Antara Usia Penyapihan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 0 4

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 16

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 8

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 41

Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin Di Kelurahan Tegal Sari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2015

0 0 3

HUBUNGAN JENIS ASUPAN MP-ASI DOMINAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 – 24 BULAN

0 0 71