12 Lau mil -
332 34
34 400
13 Lau pak-pak -
2.314 12
174 2.500
14 Palding jaya -
734 10
56 800
Jumlah 268
17.313 347
1.772 19.700
Sumber :kepala Desa Se Kecamatan Tigalingga
Dari tabel dapat dilihat perbandingan penggunaan tanah kering sangat dominan dibandingkan dengan penggunaan tanah sawah atau bangunan.
Penggunaan tanah kering menjadi sangat dominan di masyarakat Kecamatan Tigalingga karena pada umumnya masyarakat Tigalingga melakukan aktivitas
berkebun atau berladang. Penggunaan tanah yang paling luas di Kecamatan Tigalingga adalah untuk
tanah ladang. Tanah yang dipergunakan untuk perladangan yang ada di Kecamatan Tigalingga seluas 17.313 ha. Sebagian besar tanah perladangan
ditanami dengan tanaman seperti: durian, cokelat, dan kopi.
2.4. Pola Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapatmerupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan
tempattinggalhunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan danpenghidupan.Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat
tinggalmenetap dan melakukan kegiatanaktivitas sehari-harinya. Desa di Indonesia terbentuk dari pembukaan lahan untuk pertanianyang dilakukan oleh
individu atau sekelompok yang akhirnya menetap. Di Kecamatan Tigalingga, pemukiman desa dihuni oleh orang – orang yang seketurunan. Mereka memiliki nenek moyang yang sama, yaitu
para cikal bakal pendiri desa tersebut. Penduduk Kecamatan Tigalingga terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
5.512 kk, dengan jumlah penduduk seluruhnya 21.444 jiwa yang terdiri dari 10.582 jiwa laki-laki dan10.862 jiwa perempuan. Rumah-rumah yang ada di
kecamatan ini umumnya memanjang dan yang lainnya menyebar tidak teratur mengikuti jalan kecil.
Jenis jalan umum yang terdapat di Kecamatan Tigalingga adalah jalan aspal. Jenis jalan ini dapat ditemukan mulai dari kota Sidikalang sampai dengan
Kecamatan Tigalingga. Kualitas jalan yang terdapat tidak begitu bagus karena sebagian besar jalan sudah rusak dan berlubang. Hal ini disebabkan karena jalan
umum ini sudah lama tidak diperbaiki. Disekitar jalan umum yang terdapat di Kecamatan Tigalingga dapat dilihat
perumahan penduduk. Perumahan penduduk masyarakat umumnya bersifat semi permanen, rumah penduduk umumnya terbuat dari papan dan memiliki pondasi
yang terbuat dari semen, rumah penduduk juga membuat atap rumah mereka dari seng aluminium. Adapun rumah penduduk yang bersifat gedung berada di pusat
kecamatan yang berada dekat dengan pusat pemerintahan dan pasar Hasil kebun yang dimiliki oleh masyarakat akan dijual di pasar dan akan
diperjual belikan oleh masyarakat yang ada di pasar. Puncak pasar di Kecamatan Tigalingga ada pada hari Rabu setiap minggu. Masyarakat yang berinteraksi di
pasar berasal dari berbagai daerah yang ada di sekitar Kecamatan Tigalingga. Masyarakat berasal dari berbagai daerah baik itu dari Kota Sidikalang maupun
desa-desa lain yang berada dekat dengan Kecamatan Tigalingga. Masyarakat ramai berada di pasar karena puncak pasar hanya sekali dalam seminggu, hal ini
mengakibatkan masyarakat harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam jumlah yang besar supaya cukup sampai dengan puncak pasar berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Disekitar pasar terdapat pusat pemerintahan seperti kantor camat, puskesmas dan juga kantor polisi. Pusat pemerintahan yang paling dekat dengan
pasar adalah kantor polisi, karena di pasar terdapat interaksi masyarakat dalam jumlah yang besar yang sangat rentan dengan perselisihan paham. Kantor camat
dan juga puskesmas berada dekat dengan kantor polisi. Kantor pusat pemerintahan ini berada saling berdekatan supaya masyarakat tidak kesulitan dalam mengurus
sesuatu yang berkaitan dengan ketiga kantor pusat pemerintahan tersebut. Selain dari kantor pusat pemerintahan terdapat juga sekolah di Kecamatan
Tigalingga. Tingkatan sekolah yang ada adalah SD, SLTP, SMA. Seluruh sekolah yang ada merupakan sekolah negeri dan tidak terdapat sekolah swasta di
kecamatan ini dan lokasi sekolah tidak berada jauh dari pusat pemerintahan. Jenis bangunan dari seluruh sekolah sudah bersifat gedung dan telah menggunakan
sistem belajar yang berbasis kompetensi. Siswa dari seluruh sekolah umumnya berasal dari Kecamatan Tigalingga. Sekolah yang memiliki siswa berasal dari
daerah lain adalah SMA, karena SMA tidak terdapat di seluruh desa yang ada di sekitar Kecamatan Tigalingga.
Masyarakat di Kecamatan Tigalingga hanya menganut dua agama saja yaitu Kristen dan Islam. Mayoritas agama yang dianut masyarakat adalah agama
Kristen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana ibadah, terdapat dua gereja dan 1 mesjid. Jenis bangunan dari sarana ibadah tersebut adalah gedung yang besar
seperti gedung sarana ibadah pada umumnya. Jumlah lapangan sepakbola di Kecamatan Tigalingga adalah dua, lapangan
sepakbola berada dekat dengan salah satu sarana ibadah dan dekat dengan gedung sekolah SMA. Lapangan sepakbola merupakan sarana multifungsi bagi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, karena lapangan sepakbola ini dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan masyarakat selain dari fungsi utamanya sebagai lapangan
sepakbola. Lapangan sepakbola sering digunakan masyarakat sebagi tempat untuk melakukan pesta pernikahan, pesta tahunan, pelaksanaan upacara bendera pada
saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus, dan lapangan sepakbola juga merupakan tempat untuk kampanye politik. Akibat dari multifungsi lapangan sepakbola ini
maka kondisi lapangan sepakbola kurang begitu baik untuk dijadikan sebagai lapangan untuk bermain sepakbola. Karena kondisi lapangan yang sebagian besar
sudah menjadi tanah dan tidak lagi ditumbuhi rumput, selain itu kondisi lapangan yang berlubang juga membuat lapangan sebenarnya kurang layak dijadikan
lapangan sepakbola. Berikut adalah sketsa pola pemukiman di Kecamatan Tigalingga,
Universitas Sumatera Utara
Dengan pola pemukiman yang memadai, perkembangan olahraga di kecamatan Tigalinggamenjadikannya sebagai salah satu kecamatan yang
berkembang dengan sangat baik. Dengan adanya lapangan yang cukup luas yang mendukung terlaksananya aktivitas masyarakat, masyarakat cukup antusias untuk
memenuhi lapangan yang biasanya dipakai untuk pertandingan – pertandingan olahraga khususnya sepakbola. Lapangan ini kemudian dapat digunakan sebagai
tempat untuk berolahraga seperti lari, naik sepeda, raket, bola voli, bola basket dan lain – lain. Di Kecamatan Tigalingga terdapat dua lapangan sepakbola, satu
lapangan futsal, satu lapangan bulutangkis, dua lapangan bola voli, satu lapangan bola basket.
Bentuk rumah pada umumnya berbentuk empat persegi panjang dengan luas yang beraneka ragam. Masing-masing rumah bervariasi, ada yang beratap
seng, semi permanen, permanen, namun ada juga yang sudah gedung bertingkat. Klasifikasi rumah berdasarkan bangunan fisik yaitu:
Tabel 2: Pola Pemukiman Penduduk
No Desa
Permanen Semi
permanen Darurat
Jumlah 1
Sumbul tengah 31
68 179
278 2
Ujung teran 25
74 225
324 3
Sarintonu 32
63 326
421 4
Juma gerat 28
46 390
464 5
Palding 43
47 281
371 6
Bertungen julu 31
88 248
367 7
Lau molgap 17
41 158
216 8
Suka ndebi 46
82 304
432 9
Lau bagot 64
89 404
557 10
Tigalingga 112
40 175
327 11
Lau siereme 67
104 415
586 12
Lau mil 56
169 237
462 13
Lau pakpak 17
48 218
283 14
Palding jaya 58
41 291
390 Jumlah
627 1.000
3.851 5.478
Sumber: kepala Desa Se Kecamatan Tigalingga
Universitas Sumatera Utara
Data pada tabel 2 dapat dilihat masyarakat di Kecamatan Tigalingga tidak mengutamakan kebutuhan mereka kepada bangunan rumah yang mewah.
Masyarakat di desa ini lebih mengutamakan kebutuhan akan lahan pertanian sebagai mata pencaharian hidup dan pendidikan anak-anak.
2.4.1. Sarana Jalan dan Transportasi Untuk menuju lokasi penelitian ini, tersedia banyak bus penumpang umum
yang bisa ditumpangi dari stasiun bus di Padang Bulan Medan. Bus itu adalah Dairi Transport Datra, Sampri, P.A.S. Dengan menggunakan bus ini dari Medan
akan sampai di terminal Kota Sidikalang. Dari terminal Kota Sidikalang menggunakan bus Milja yang menuju Kecamatan Tigalingga. Bus yang langsung
menuju Kecamatan Tigalingga dari kota Medan adalah Dairi Transport Datra, Sampri, dan P.A.S.
Kondisi jalan menuju Kecamatan Tigalingga sudah baik sudah diaspal. Pejalanan dengan menggunakan bus dari Kota Medan akan menempuh waktu
selama enam jam perjalanan. Perjalanan dari Kota Sidikalang akan menempuh waktu satu jam menuju Kecamatan Tigalingga. Dengan adanya sarana jalan yang
memadai maka semakin meningkat juga jumlah variasi jenis kendaraan bermotor yang dimiliki oleh masyarakat. Pada saat sekarang banyak yang sudah memiliki
kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Dengan begitu maka untuk mendapatkan income maka masyarakat menggunakan roda empat sebagai
angkutan masyarakat pergi keluar dan masuk ke Kecamatan Tigalingga. 2.4.2. Media Massa dan Sarana Kesehatan
Ketersediaan media massa di Kecamatan Tigalingga sudah cukup baik. Hal ini ditandai dengan sudah banyak ditemukan masyarakat yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
televisi dan tape di rumah masing-masing. Media massa yang juga ada di Kecamatan Tigalingga juga sudah banyak menggunakan internet atau dengan
mengadakan warung internet warnet. Keadaan jalan yang sudah membaik membantu masyarakat Kecamatan Tigalingga yang kebanyakan mempunyai
ladang menjadi mudah dalam penjualan hasil bumi ke Kota Sidikalang. Selain itu informasi melalui media cetak juga tidak ketinggalan di Kecamatan Tigalingga
karena setiap pagi dapat ditemui koran dari berbagai percetakan ada di warung- warung yang ada di Kecamatan Tigalingga.
Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Tigalingga juga sudah bisa dikatakan baik. Hal ini dikarenakan di dalam setiap desa yang ada di Kecamatan
Tigalingga memiliki satu puskemas pembantu, dan memiliki dua posyandu di dalam tiap-tiap desa yang ada di kecamatan. Selain melakukan pengobatan secara
medis, masyarakat di dalam Kecamatan Tigalingga juga melakukan pengobatan secara tradisional dengan menggunakan ramuan obat Karo seperti: minyak urut,
kuning, tawar, sembur, dan oukup. Dalam bidang kesehatan Kecamatan Tigalingga hanya memiliki 1
puskesmas yang berada di Desa Lau Bagot. Sedangkan desa lain hanya memiliki Puskesmas Pembantu Pustu. Kemudian Kecamatan Tigalingga mengadakan
program dengan membuat posyandu ada di setiap desa. Program ini wajib karena berhubungan dengan balita yang berpengaruh terhadap masa depan dari sumber
daya manusia di Kecamatan Tigalingga. Rumah sakit umum hanya terdapat di Kota Sidikalang yang berjarak 45 Km ditempuh selama 45 menit dengan
menggunakan kendaraan umum. Keterbatasan puskesmas dan puskesmas pembantu yang ada di setiap desa di dalam kecamatan tidak menjadi penghalang
Universitas Sumatera Utara
bagi masyarakat untuk pergi ke rumah sakti umum karena jarak antara rumah sakit dan Kecamatan Tigalingga tidak lah begitu jauh.
2.5. Penduduk