Penggunaan Antibiotika TINJAUAN PUSTAKA

endotrakeal, menurun atau hilangnya refleks batuk, pemakaian pipa nasogaster, trakeostomi, dan saat tidur Harris, 1982. Pada infeksi paru nosokomial, infeksi terjadi akibat inokulasi langsung kuman yang masuk melalui alat-alat bantu respirasi terutama yang bersifat aerosol seperti nebulator ultrasonik. Sedangkan infeksi paru oleh mekanisme inhalasi disebabkan oleh Micobacterium tuberculosis, influenza, dan pneumonia nosokomial. Infeksi yang terjadi melalui mekanisme penyebaran langsung adalah infeksi subdiafragma akibat abses paru, kolesistitis dan pankreatitis. Udara yang dihirup terdiri atas campuran gas dan partikel, terdapat pula kuman atau virus yang mungkin berasal dari percikan sekret penderita infeksi saluran napas yang keluar saat batuk atau bersin Yunus, 1995.

2.3 Penggunaan Antibiotika

Antibiotika telah memberi kemajuan penting dalam pengobatan terutama untuk infeksi serius. Kebanyakan antibiotika mempunyai efek samping misalnya alergi sehingga dalam penggunaannya perlu dilakukan pemantauan Jawetz, 1989. Adapun prinsip penggunaan antibiotika secara rasional meliputi 4 T Tepat dan 1 W Waspada yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis regimen, tepat penderita, dan waspada efek samping obat Soemartono, 1992; Rusdidjas, 2000. Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 a. Tepat indikasi Infeksi paru terutama disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Streptococcus pneumoniae Berner, 1984. Kuman-kuman tersebut dapat diatasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida Bartlett, 2001. b. Tepat obat Pemilihan antibiotika sebaiknya didasarkan atas data kepekaan yaitu bahwa antibiotika yang digunakan harus efektif untuk jenis kuman yang diperkirakan telah menginfeksi paru. c. Tepat dosis Besarnya dosis untuk terapi antibiotika umumnya dihitung berdasarkan berat badan. Penyesuaian dosis harus dilakukan berdasarkan umur pasien, berat badan, dan status klinis yang meliputi fungsi ginjal, hati, dan jantung Whriskho, 2004. Rute pemberian adalah secara parenteral namum pada keadaan tertentu dapat diberikan per oral. d. Tepat penderita Tingkat keparahan infeksi pada pasien akan mempengaruhi dosis, rute, frekwensi, dan lama pemberian antibiotik Juwono, 2003. Beberapa faktor penderita yang perlu mendapat perhatian di antaranya usia lanjut, obesitas, diabetes mellitus, malnutrisi, terapi kortikosteroid, inflamasi kronis, dan fungsi faal ginjal. Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 e. Waspada efek samping obat Semua obat tidak terkecuali antibiotika, berpotensi menimbulkan efek samping, oleh karena itu perlu diwaspadai. Pemberian antibiotika dapat menimbulkan toksisitas yang perlu diperhatikan misalnya nefrotoksisitas dan ototoksisitas pada penggunaan aminoglikosida AHFS., 2005. 2.4 Tinjauan Umum Antibiotika Golongan Aminoglikosida 2.4.1 Sifat Fisika dan Kimia