Aktifitas Antimikroba Penggunaan Klinis Reaksi yang Tidak Diinginkan

2.4.4 Efek yang Tidak Diinginkan

Semua aminoglikosida bersifat ototoksik dan nefrotoksik. Hal ini cenderung ditemukan saat terapi dilakukan lebih dari 5 hari, dosis yang lebih tinggi pada lansia, dan pada kondisi insufisiensi ginjal Gan, 1997. Penggunaan bersama dengan diuretik loop furosemida dan asam etakrinat atau agen nefrotoksik lain seperti vankomisin dapat meningkatkan nefrotoksik Katzung, 2004.

2.4.5 Penggunaan Klinis

Aminoglikosida diindikasikan untuk beberapa infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif. Bila dikombinasi dengan antibiotik lain, aminoglikosida merupakan agen pilihan untuk sepsis gram negatif. Umumnya aminoglikosida digunakan untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan bakteria gram negatif, infeksi saluran urin, skeletal, dan infeksi jaringan lunak Zaske, dkk, 1986.

2.5 Gentamisin

Gentamisin adalah antibiotika golongan aminoglikosida yang diisolasi dari Micromonosphora purpurea. Obat ini aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Gentamisin tersedia sebagai larutan steril dalam vial atau ampul 60 mg1,5 ml; 80 mg2ml; 120 mg3ml; dan 280 mg2ml Gan, 1995.

2.5.1 Aktifitas Antimikroba

Bila gentamisin dikombinasi dengan antibiotika beta laktam akan menghasilkan efek sinergis terhadap pseudomonas, proteus, enterobacter, klebsiella, Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 serratia, stenotrophomonas, dan strain-strain gram negatif lain yang kemungkinan resisten dengan antibiotik lainnya. Gentamisin tidak memiliki aktifitas terhadap organisme anaerob Katzung, 2004.

2.5.2 Penggunaan Klinis

Saat ini gentamisin terutama diterapkan pada infeksi berat misalnya sepsis dan pneumonia yang disebabkan bakteria gram negatif yang cenderung kebal terhadap obat lain, khususnya pseudomonas, enterobacter, serratia, proteus, acinetobacter, dan klebsiella Bartlett, 2001. Gentamisin maupun aminoglikosida lainnya tidak boleh digunakan sebagai agen tunggal untuk terapi pneumonia sebab penetrasinya buruk ke dalam jaringan paru yang terinfeksi dan kondisi setempat seperti tekanan oksigen dan pH yang rendah turut memperburuk aktifitas obat ini Katzung, 2004. Konsentrasi serum gentamisin dan fungsi ginjal harus dipantau apabila gentamisin diberikan beberapa hari atau jika fungsi ginjal berubah misalnya dalam sepsis, yang sering menyebabkan terjadinya komplikasi dengan gagal ginjal akut. Untuk pasien yang menerima pemberian dosis setiap 8 jam, konsentrasi puncak yang ditargetkan adalah 5-10 mcgml dan konsentrasi lembah harus di bawah 1-2 mcgml. Konsentrasi lembah di atas 2 mcgml mengindikasikan akumulasi obat yang dapat menyebabkan toksisitas sehingga dengan demikian dosis harus dikurangi atau interval diperpanjang untuk mencapai efek terapi Whriskho, 2004. Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008

2.5.3 Reaksi yang Tidak Diinginkan

a. Reaksi hipersensitifitas Reaksi hipersensitifitas, alergi berupa rash dan demam dapat terjadi namun jarang pada penderita yang tidak pernah menggunakan gentamisin sebelumnya. Sensitivitas silang cross resistence di antara aminoglikosida juga dapat terjadi. Syok anafilaktik pernah terjadi namun sangat jarang AHFS, 2005; Stockley, 1994. Beberapa reaksi hipersensitivitas terjadi karena adanya sulfat dalam formula sediaan parenteral Zairina, 1999. Neurotoksisitas dapat terjadi, seperti neuropati periperal dan gejala sentral seperti ensefalopati, konfusi, alergi, halusinasi, konvulsi dan depresi mental. Juga dilaporkan terjadi iritasi meningeal, arachoiditis, polyradiculitis, dan ventriculitis setelah aminoglikosida diberikan secara intratekal atau intraventrikuler AHFS., 2005. b. Nefrotoksisitas Faktor-faktor yang mempengaruhi nefrotoksisitas adalah umur, renal insufficiency, kadar lembah yang tinggi elevated trough concentration, kadar puncak yang tinggi, total dosis per hari, dosis kumulatif, adanya obat-obat nefrotoksik yang diberikan bersamaan seperti amfoterisin B, siklosporin, dan cisplatin, adanya paparan aminoglikosida sebelumnya, hipovolemia, jenis kelamin, lama pengobatan dan sepsis AHFS., 2005; Hermsen, 2007. Nefrotoksisitas menimbulkan kerusakan pada ginjal biasanya ringan, meskipun nekrosis tubular akut dan interstitial nephritis Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 pernah terjadi. Penurunan laju filtrasi glomerulus GFR = glomerular filtration rate biasanya terlihat hanya setelah beberapa hari, dan bisa terjadi meski telah dihentikan. Gangguan elektrolit seperti hipomagnesia, hipokalsemia, dan hipokalemia pernah terjadi. Selain itu, nefrotoksisitas aminoglikosida bisa dilihat dari hasil peningkatan serum kreatinin yang lebih besar atau sama dengan 0,5 mgdl jika nilai serum kreatinin awal adalah normal. Artinya, parameter ini hanya berlaku bila fungsi ginjal pasien normal. Oleh karena nefrotoksisitas yang terjadi bisa diamati dari perubahan harga serum kreatinin, maka pemeriksaan serum kreatinin sebaiknya dilakukan setiap 2-3 hari pada penderita yang mendapat pengobatan aminoglikosida. Perubahan yang terjadi ini biasanya reversible bila pemberian aminoglikosida dihentikan AHFS., 2005.

c. Ototoksisitas