Farmakokinetika Kadar Obat I.V Dosis Tunggal

Kemampuan aminoglikosida kanamisin, gentamisin, tobramisin, amikasin, dan netilmisin untuk mengobati infeksi berhubungan dengan level puncak optimum konsentrasi obat dalam serum. Contoh, lebih dari 90 pasien pneumonia sembuh dengan pemberian gentamisin pada konsentrasi serum puncak 8 μgml tetapi kurang dari 40 pasien dapat memberi respons bila konsentrasi obat dalam serum berada di bawah 8 μgml Robinson dan Taylor, 1986. Ini menggambarkan bahwa tidak ada korelasi baik antara dosis dan efektifitas obat ini tetapi ada korelasi antara kadar dalam darah dengan efektifitas. Jadi, bila hasil pengobatan dengan dosis standar tidak efektif, perlu dilakukan pemantauan kadar dalam darah Gan, 2005.

2.6.1 Farmakokinetika Kadar Obat I.V Dosis Tunggal

Jika suatu obat diberikan dalam bentuk injeksi intravenus cepat bolus intravenus, seluruh dosis obat masuk tubuh dengan segera, kinetika obat diasumsikan berdasarkan kompartemen satu terbuka. Oleh karena itu laju absorbsi obat diabaikan dalam perhitungan. Dalam banyak hal, obat tersebut didistribusikan ke semua jaringan di dalam tubuh melalui sistem sirkulasi dan secara cepat berkesetimbangan di dalam tubuh Shargel, 1993. Model kompartemen satu terbuka secara skematik ditunjukkan pada gambar 2.2 Kiang, 1990: k m k u C b V d D Sumber: Kiang 1990 Gambar 2.2 Skema Kinetika Obat Model Kompartemen Satu Terbuka Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 Keterangan: D = dosis intra vena bolus Vd= volume distribusi Cb= konsentrasi obat di dalam darah ku= konstanta laju ekskresi melalui urin km= konstanta laju metabolisme Kel= ku + km Model kompartemen satu terbuka menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat di dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tetapi, model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut adalah sama pada berbagai waktu. Selain itu, konsentrasi obat dalam tubuh tidak dapat ditentukan secara langsung, tetapi dengan menggunakan cuplikan cairan tubuh seperti darah Shargel, 1993. Fase distribusi adalah waktu yang dibutuhkan obat untuk memasuki tapak kerja dalam jaringan ekstravaskular dan mencapai kesetimbangan. Istilah farmakokinetikanya adalah volume distribusi, yang dihitung dengan cara membagi dosis obat yang diberikan dengan konsentrasi obat yang tercapai dalam plasma Http:www.labcorp.com . 2007. Volume distribusi adalah volume obat yang terlarut di dalam tubuh. Obat dengan Vd yang besar lebih terpusat dalam jaringan ekstravaskular dan sedikit di dalam intravaskular. Jika suatu obat terikat dengan protein plasma dalam jumlah besar atau tinggal dalam vaskular, maka Vd menjadi Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 lebih kecil. Oleh karena itu, ikatan obat dengan protein plasma atau jaringan perifer secara bermakna akan mempengaruhi Vd Shargel, 1993. Tiap obat mempunyai Vd yang konstan. Pada penyakit tertentu, Vd dapat berubah jika distribusi obat berubah. Sebagai contoh dalam keadaan edema, jumlah total cairan tubuh dan cairan ekstravaskular meningkat. Keadaan ini dicerminkan dengan harga Vd yang lebih besar untuk obat yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Begitu pula, perubahan berat badan dan massa tubuh yang kecil secara normal terjadi sehubungan dengan umur dapat mempengaruhi Vd Shargel, 1993. Pada model kompartemen satu pemberian i.v, Vd dihitung dengan persamaan sebagai berikut Kiang, 1990: Vd = ------------- dosis Cp o = konsentrasi obat mula-mula pada t=0 Cp o Prinsip pemakaian model kompartemen satu yaitu tubuh merupakan satu kompartemen dengan volume = Vd, kadar obat setiap waktu dinyatakan dengan Cp o , fase distribusi cepat dan tak teramati. Eliminasi obat dari tubuh dianggap berlangsung menurut reaksi orde ke satu dengan tetapan laju eliminasi Kel yang meliputi tetapan kecepatan metabolisme km dan tetapan laju ekskresi ke. Persamaan yang menunjukkan kinetika kompartemen satu terbuka adalah sebagai berikut: Log Cp = log 303 . 2 . Cp t ke + − Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 Cp = kadar gentamisin dalam serum pada waktu t tertentu Cp o = kadar gentamisin dalam serum pada t=0 K e = tetapan laju eliminasi

2.6.2 Farmakokinetika Gentamisin Intravenus Dosis Ganda