Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian

Gambar 1.1. Kerangka Konsep Penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: a. apakah pemberian gentamisin dosis berganda bolus intravenus dosis 80 mg tiap 12 jam, tanpa mempertimbangkan berat badan dan fungsi ginjal akan menghasilkan variabilitas yang besar terhadap pencapaian kadar terapetik terhadap infeksi pada PPOK ? b. apakah penggunaan gentamisin dosis berganda bolus intravenus 80 mg akan menghasilkan kadar serum yang memenuhi rentang terapi aman dan bervariasi? sis c. apakah terdapat efek samping pada penggunaan gentamisin dosis 80 mg sebagai terapi terhadap infeksi pada PPOK?

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 a. pemberian gentamisin dosis berganda bolus intravenus 80 mg terhadap infeksi pada penyakit paru obstruktif kronis tanpa mempertimbangkan berat badan dan fungsi ginjal akan menghasilkan variabilitas yang besar terhadap pencapaian kadar terapetik obat. b. penggunaan gentamisin dosis berganda bolus intravenus 80 mg menghasilkan kadar serum yang memenuhi rentang terapi aman meskipun terdapat variabilitas individual terkait kadar gentamisin dalam serum dan respons klinis yang ditimbulkan. c. efek samping dapat terjadi pada penggunaan gentamisin dosis berganda bolus intravenus 80 mg tersebut. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan kadar gentamisin dalam serum dosis 80 mg pada pemberian dosis berganda bolus intravenus sebagai terapetik terhadap infeksi pada penyakit paru obstruktif kronis.

1.5.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008 a. menentukan besarnya kadar puncak Cmax dan kadar lembah Cmin gentamisin dalam serum pada pemberian dosis berganda. b. menentukan dosis individu berdasarkan besarnya kadar puncak Cmax dan kadar lembah Cmin gentamisin dalam serum pada pemberian dosis berganda. c. mengamati efek samping obat pada penggunaan gentamisin dosis berganda sebagai terapetik.

1.6 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat untuk penentuan dosis regimen terapi yang tepat serta pemantauan efek samping obat pada penderita yang mendapat pengobatan gentamisin dan sekaligus membudayakan pemantauan efek terapi obat dalam serum Therapeutic Drug Monitoring dalam rangka pengobatan yang rasional bagi penderita. Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Obstruksi saluran napas paru dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terdapat pada lumen, dinding atau di luar saluran napas. Kelainan pada lumen dapat disebabkan oleh sekret atau benda asing. Pada dinding saluran napas, kelainan terjadi akibat peradangan, tumor, hipertrofi, dan hiperplasia akibat iritasi kronik. Sedangkan kelainan di luar saluran napas dapat terjadi karena penekanan oleh tumor paru, dan pembesaran kelenjar. Obstruksi paru ini dikenal dengan penyakit paru obstruktif kronik Yunus, 2003. Menurut GOLD Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease, penyakit paru obstruktif kronis PPOK adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini umunya bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel asing atau gas beracun berbahaya Bourdet dan Williams, 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK berhubungan dengan bronkhitis kronis dan emfisema. Bronkhitis kronis ditandai oleh adanya sekresi mukus bronkhus yang berlebihan dan batuk produktif selama 3 bulan atau lebih, dan berlangsung selama 2 tahun berturut-turut serta tidak disebabkan penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Emfisema menunjukkan adanya abnormalitas, Poppy Anjelisa Z.Hasibuan : Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis, 2008. USU Repository©2008