Analisis Data ANALISIS DATA

74 tamat sekolahku dilanjutkan lagi dan aku juga memang ikhlas kok bang, yang penting kaka bisa tamat SMA bang” Saat ini kegiatannya anaknya yaitu membantu beliau mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, menjaga adiknya dan juga bermain dengan teman-temanya. “ y semenjak dia gak sekolah dia membantu ibu dirumah, menyapu rumah, mencuci piring terkadang dia bermain sama teman-temannya dlingkungan sini teman-temanya juga masih sekolah smua disini” Beliau akan menyekolahkan anaknya kembali setelah kakanya tamat SMA, beliau sebenarnya tidak sanggup melihatnya anaknya tidak melanjutkan sekolahnya namun karena keadaan ekonomi yang tidak mempuni dan jumlah anak yang banyak menjadikan beliau harus memutuskan untuk menghentikan anaknya sekolah sementara waktu. Kelak ia bisa mewujudkan apa yang telah menjadi impian anak-anaknya dan bisa mencapai cita-citanya dan selalu menurut pada orangtuanya. “ ibu pasti melakukan yang terbaik buat anak-anak selaku orangtua, ibu juga akan membantu anak-anak untuk menggapai cita-citanya walaupun ibu hanya mampu menyekolahkan mereka sampai SMA saja dan mudah-mudahan mereka anak yang berbakti pada orangtua,amin”

5.2 Analisis Data

Putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaiakan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak 75 dapat melanjutkan studinya kejenjang pendidikan berikutnya Ary H. Gunawan 2010: 18. Peningkatan jumlah anak putus sekolah merupakan suatu hal yang harus ditanggapi secara serius oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain. Anak putus sekolah merupakan keterlantaran sikap dan perlakuan orangtua yang tidak memberikan perhatikan yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak-hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan. Adapun faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor adalah sebagai berikut:

1. Faktor Dari Dalam Diri Anak

Faktor dalam diri anak merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Anak merupakan individu yang bisa berpikir dalam mengambil keputusan. Keterbatasan pemikiran anak terhadap suatu masalah dan resiko dari masalh tersebut menyebabkan anak cenderung berpemikiran pendek dalam pengambilan keputusan. Keputusan untuk berhenti sekolah cenderung diambil anak karena mengalami permasalahan dan pertentangan pemikiran untuk bersekolah tanpa mempertimbangkan resiko yang akan didapatkannya. Keputusan untuk berhenti dari bersekolah dapat juga dipengaruhi oleh prestasi anak belajar maupun karena tidak naik kelasnya anak dan juga karena tenaga pengajarnya yang kurang berkualitas dan suka marah akibat tidak selesainya tugas dari anak-anak yang dapat menggangu mental anak dan tentunya dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu anak akan mengulang pelajaran tersebut dan berusaha 76 memperbaiki diri atau anak tersebut akan meninggalkan pelajarannya dan memutuskan untuk berhenti bersekolah. Hal lain yang menjelaskan tentang minat belajar siswa, dikemukakan oleh Ginting 2008 yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi. Kuat dan lemahnya partisipasi belajar yang dilakukakan oleh siswa dalam belajar bergantung seberapa kuat minatnya dalam belajar. Semakin kuat minat anak belajar tentu semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkan untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya minat anak akan melemahkan upaya dan daya untuk belajar. Hal tersebut terlihat dalam penelitian pada Informan I yaitu Wahyu Rizki bahwa keputusan berhenti dari sekolah merupakan keputusan dari dirinya sendiri. Hal tersebut disebabkan karena rasa malasnya dalam mengerjakan setiap pekerjan rumah PR yang mengakibatkan ia terkena hukuman dan juga kena marah dari gurunya. Awalnya dia menganggapnya hal biasa namun karena rasa malasnya untuk belajar menjadikan ia sering terkena marah dan hukuman sehingga lama- kelamaan mengakibatkan psikologisnya menjadi terganggu sehingga membuat Wahyu keesokan harinya malas untuk bersekolah. Akhirnya Wahyu mendapat surat panggilan orangtua sebanyak tiga kali namun ia tetap tidak memperdulikan akibat rasa trauma terhadap gurunya dan akhirnya pihak sekolah melakukan pemecatan. Wahyu juga mengatakan ia tidak mau lagi bersekolah. Informan III yaitu Daniel Sinaga putus sekolah karena memili rasa malas yang sangat tinggi. Kurangnya minat anak dalam belajar menjadikan Daniel 77 akhirnya berhenti dari sekolah. Daniel malas belajar, tidak mengerjakan tugas rumah, membolos sekolah, bahkan tidak mengikutu ujian sekolah. Kemudian pihak sekolah melakukan surat panggilan terhadap Daniel. Surat panggilan tersebut disampaikan oleh gurunya melalui utusan kepala sekolah kepada pamannya. Pamannya memenuhi panggilan tersebut karena ingin tahu kenapa Daniel mendapat surat panggilan. Setelah pamannnya mengetahui semua tingkah laku Daniel selama bersekolah. Pamannya akhirnya menjumpai Daniel dan akhirnya ia mengakui semua perbuatan yang telah dilakukannya selama ini dan ia mengatakan bahwa ia tidak akan melanjutkan sekolahnya dn ia ingin bekerja sebagi sopir angkutan umum. Pamannya memberitahukan tersebut kepada orangtua Daniel dan kabar tersebut sangat mengecewakan orangtuanya namun Daniel juga mengaku didepan orangtuanya dan ia juga mengatakan tidak akan melanjutkan sekolahnya lagi. Informan Tambahan I yaitu Ibu Sri Wahyuni Perangin-angin mengatakan anaknya putus sekolah karena rasa malas atau minatnya dalam mengerjakan tugas rumahnya yang mengakibatkan ia sering kena marah gurunyadan dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan tugas. Kejadian tersebut menjadikannya mengalami gangguan psikologis dan mengakibatkan ia malas bersekolah dan akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari sekolah.

2. Faktor Dari Luar Diri Anak

a. Keluarga