52 mengenai informan melalui nama, umur, tempattanggalahir, alamat, jenis
kelamin, agama, anak ke, jumlah saudara. Dalam tahapan analisis ini peneliti akan menjelaskan identitas informan
karena identitas informan merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui dalam suatu penelitian, dari data informan ini diharapkan dapat memberikan suatu
gambaran awal. Untuk melihat gambaran yang jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis
tentang data-data tersebut.
5.1.1 Informan I
Informan yang pertama bernama Wahyu Rizki seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, lahir di Medan 11 februari 2000, anak kelima dari enam
bersaudara dan bertempat tinggal di jalan pintu air gang permai nomor 34 Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor kota Medan. Tinggal dengan
Ibu kandungnya dan seorang adiknya. Ayahnya telah meninggal sejak Wahyu Rizki berumur 8 tahun. Ibunya bekerja sebagai sales peralatan-peralatan rumah
tangga dan bekerja keluar kota seperti Aceh. Wahyu merupakan seorang anak yang beragama Islam dan bersuku Batak Karo. Pernah mengemban pendidikn di
SDN 060929 Kelurahan Kwala Bekala, hingga kelas 6 SD. Wahyu berhenti sekolah sejak satu tahun yang lalu tepatnya pada
semester ganjil kelas 6 SD. Ia memutuskan untuk putus sekolah bukan tanpa alasan melainkan karena ketika bersekolah ia mengalami trauma atas gurunya, ia
mengatakan bahwa ketika ia tidak selesai mengerjakan PR yang diberikan oleh
53 gurunya kepadanya, gurunya selalu memarahinya bahkan melakukan kekerasan
ringan seperti mencubit siapa saja yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. “aku putus sekolah kelas 6 SD bang semester ganjil, malas sekolah bang karena
gurunya marah-marah bang kalau tugas gak kukerjakan bang” Gurunya yang sering marah-marah bahkan mau melakukan kekerasan ringan yaitu
adalah seorang guru Matematika sementara Wahyu sama sekali tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Ia juga mengaku sangat malas melakukan pekerjaan
rumahnya. Ia lebih memilih bermain dengan teman-temanya daripada mengerjakan PR nya.
“guru matematika bang, aku gak suka matematika bang, tugas yang lain juga jarang bang aku kerjakan karena malas bang hehehe, paling main-main bang
sama kawan-kawan diluar ” Akibat seringnya ia dimarahai oleh gurunya menjadikan Wahyu malas
bersekolah karena memiliki rasa trauma terhadap gurunya, sehingga lama kelamaan pun Wahyu mendapat surat panggilan pertama dari sekolahnya. Ibunya
mengetahui dan memenuhi panggilan dari pihak sekolahnya, namun panggilan tersebut tidak digubris olehnya karena ia terlanjut benci sama sekolah karena
sikap gurunya yang marah apabila ia tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Surat panggilan kedua pun ia dapatkan kembali , orangtuanya memenuhinya
kembali hingga ia mendapat surat panggilan ketiga pihak sekolah pun tidak mau toleren lagi dengan Wahyu sehingga ia pun dpecat dari sekolahnya. Bujuk rayu
dan motivasi selalu diberikan oleh orangtuanya. Menurut orangtua ia selalu memotivasi anaknya ketika ia berada dirumah .
54 “selalu kumotivasinya anakku ini agar baik-baik sekolah rupanya gininya
jadinya , ia malas sekolah katanya karena gurunya marah-marah dan gak mau lagi dia sekolah ”
Kurangnya perhatian orangtua sangat mempengaruhi berhentinya Wahyu dari sekolah. Ibunya harus mencari uang untuk menafkahi keluarga dan uang
sekolahnya. Kesibukan orangtuanya menjadikan Wahyu menjadi leluasa menjalakan keinginannya. Berdasarkan pengakuan orangtua nya beliau memang
sangat sibuk bekerja untuk mencari uang karena kalau beliau tidak bekerja tentu beliau tidak akan bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. beliau harus
meninggalkan rumah beberapa hari dan meninggalkan anak-anaknya karena tuntutan pekerjaannya. Ia mungkin hanya bisa tinggal beberapa hari dirumah
kalau perusahaan tidak memanggilnya untuk bekerja. “ibu sangat sibuk bekerja, ibu bekerja di Aceh sebagai sales barang-barang
dapur rumah tangga, kalau ibu gak kerja mau makan apa anak-anak ibu, biaya sekolahnya juga kan, 3 hari ibu biasanya di Aceh baru pulang lagi kerumah,
kalau gak ada panggilan ibu dirumah aja” Saat ibunya bekerja wahyu dijaga oleh tetangganya yang juga merupakan orang
kepercayaan orangtuanya saat ibunya pergi keluar kota untuk bekerja. Selama orangtuanya diluar kota keseharian Wahyu setelah pulang sekolah hanyalah
bermain dengan teman-temannya seperti bermain bola dan lain-lain hingga sore hari. Setelah selesai bermain Wahyu pulang kerumah mandi dan makan malam.
“ kalau pulang sekolah main-main bang sama kawan-kawan, main bola bang, baru habis main bola pulang bang mandi baru makan bang”
55 Saat ini juga kegiatan Wahyu masih tetap sama yaitu bermain-main dengan
temannya, sempat ia bekerja di doorsmeer beberapa minggu, ia juga bekerja untuk menambahi uang sakunya. Namun ia telah berhenti dari pekerjaannya karena
malas dan capek. “masih main-main juga bang dengan kawan-kawan SD dulu bang, sempat kerja
di doorsmeer bang beberap minggu bang, sekarang gak lagi bang karena malas bang, capek bang”
Wahyu pun tidak punya niat lagi untuk bersekolah karena ia masih trauma atas kejadian yang menimpanya dulu saat bersekolah. Ia juga mengatakan senang
bermain-main dengan temannya. Teman bermainnya sangat baik kepadanya walaupun ia dalam kondisi tidak bersekolah lagi.
“gak mau lagi bang sekolah, malas bang , nanti gurunya marah-marah lagi bang”
5.1.2 Informan II