Informan Tambahan II Hasil Penelitian

71 “sedih kali ibu waktu itu, menangis ibu bujuk dia agar mau bersekolah mungkin karena udah trauma itu dia kan makanya gak mau lagi dia sekolah” Sepengetahuan beliau juga dia adalah anak yang baik, dia juga tidak punya teman dengan anak yang putus sekolah. Beliau beranggapan karena rasa trauma yang mendalam mengakibatkan anaknya tidak mau kembali bersekolah. Beliau juga masih sangat berniat untuk menyekolahkan anaknya namun ia hanya menunggu keputusan anaknya apabila anaknya berniat untuk bersekolah lagi. Beliau jug tidak punya harapan lagi untuk anaknya apabila anaknya tidak punya niat lagi untuk sekolah karena beliau tidak ada yang bisa lagi dilakukan untuk masa depannya kecuali anaknya mau bersekolah kembali supaya anaknya bisa menggapai cita-cita sesuai dengan keingannya.

5.1.6 Informan Tambahan II

Informan tambahan yang kedua yang peneliti jadikan dalam penelitian ini adalah salah satu orang tua yang mengalami putus sekolah dikelurahan Kwala Bekala kecamatan Medan Johor yang bernama Ibu Santi Elvia. Alasan peneliti memilih ibu Santi Elvia adalah memiliki anak putus sekolah, dan beliau memahami mengapa anaknya putus sekolah. Ibu Santi Elvia adalah salah satu warga di Kelurahan Kwala Bekala kecamatan Medan Johor yang beralamat di jalan Gg.jadi no 11, lahir di Medan 12 desember 1974. Beliau memiliki berbagai macam pekerjaan sperti menjual jamu, terapis dan tentunya sebagai Ibu rumah tangga, memiliki 5 orang anak dan semuannya adalah perempuan, anak pertama telah selesai menyelesaikan Pendidikan SMA dan telah pergi merantau keluar kota , anak kedua masih duduk 72 dibangku kelas 2 SMA, sedangkan anaknya yang ketiga berhenti sekolah karena tidak cukupnya biaya untuk menyekolahkannya dikarenakan juga masih adanya kaka nya yang masih duduk disekolah SMA, sedangakan anak keempat seharusnya juga masih duduk dibangku sekolah kelas 1 SD, namun karena tingginya biaya pendidikan menjadikan anaknya berhenti bersekolah selain daripada masalah pribadi anaknya dan anak yang terakhir masih berumur 5 tahun dan belum masuk sekolah. Beliau tinggal bersama suaminya dan ketiga anaknya. Dari hasil wawancara dengan ibu Santi Elvia, beliau memiliki penghasilan antara kisaran 2.000.000,-bulan. Namun penghasilan tersebut tidak sebanding dengan kebutuhan untuk keluarganya baik untuk kebutuhan pokok, uang sekolah anak, uang jajan anak, ataupun keperluan kebutuhan lainnya. Pengeluaran beliau ditafsir 100.000,- hari. Denga biaya kebutuhan hidup yang sangat mahal dan biaya pendidikan yang sangat tinggi mengakibatkan anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah dengan alasan biaya pendidikan yang sangat tinggi. “dengan penghasilan segitu perbulan ya mana cukup lah, gimana biaya sekolah anak-anak, belum lagi kebutuhan lainnya beli ikan, beli sayur, uang jajan anak-anak lagi, untuk kebutuhan sehari saja ibu harus mengeluarkan 100 ribu perhari” Namun selain ekonomi yang tidak cukup jumlah anak yang banyak juga mempengaruhi putusnya anaknya bersekolah sehingga tidak semua anaknya dapat menikmati pendidikan . “gimanalah mau ibu buat karena banyaknya anak ibu, masih adanya kaka mereka ini sekolah SMA, kalau misalnya saya sekolahkan adiknya dua-duanya 73 bisa jadi sekolahnya jadi terkendala nanti kan, tau sendiri lah penghasilan keluarga ibu juga sedikitnya, tunggu selesai dulu lah kakanya sekolah baru bisa saya sekolahkan lagi mereka ini” Sebenarnya beliau menganggap pendidikan itu sangat lah penting buat anak-anaknya karena pendidikan semakin lama semakin meningkat sehingga dengan pendidikan anak akan mampu berkembang dan maju karena pendidikan akan menunjang kemajuan anaknya dari segi apapun. “pendidikan itu sangat penting dan tidak ada kata tidak penting, pendidikan kan semakin lama semakin meningkat kalau mereka gak mengikuti pendidikan macam mana mereka mau maju, pendidikan kan menunjang kemajuan juga” Namun karena ekonomi yang lemah dan jumlah anak yang banyak beliau tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya sekaligus sehingga ia harus merelakan anaknya yang ketiga yang seharusnya duduk dibangku kelas 2 SMP dan anaknya yang keempat duduk dikelas 1 SD. Menurut penuturan anaknya yang keempat sebenarnya dia ingin sekali melanjutkan sekolahnya ketingkat SMP, namun karena bujukan Bundanya karena kakanya masih duduk dibangku SMA,ia mengikhlaskannya, namun Ibu nya berjanji setelah kakanya tamat akan melanjutkan sekolahnya dan menyekolahkan adik-adiknya. “ sebenarnya pengen kali aku bang sekolah cuman karena mama gak punya uang, kaka juga kan masih SMA kelas dua bang jadi dikhlaskan aja lah bg,mama juga udah membujuk aku kok bang dan mama juga janji setelah kaka 74 tamat sekolahku dilanjutkan lagi dan aku juga memang ikhlas kok bang, yang penting kaka bisa tamat SMA bang” Saat ini kegiatannya anaknya yaitu membantu beliau mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, menjaga adiknya dan juga bermain dengan teman-temanya. “ y semenjak dia gak sekolah dia membantu ibu dirumah, menyapu rumah, mencuci piring terkadang dia bermain sama teman-temannya dlingkungan sini teman-temanya juga masih sekolah smua disini” Beliau akan menyekolahkan anaknya kembali setelah kakanya tamat SMA, beliau sebenarnya tidak sanggup melihatnya anaknya tidak melanjutkan sekolahnya namun karena keadaan ekonomi yang tidak mempuni dan jumlah anak yang banyak menjadikan beliau harus memutuskan untuk menghentikan anaknya sekolah sementara waktu. Kelak ia bisa mewujudkan apa yang telah menjadi impian anak-anaknya dan bisa mencapai cita-citanya dan selalu menurut pada orangtuanya. “ ibu pasti melakukan yang terbaik buat anak-anak selaku orangtua, ibu juga akan membantu anak-anak untuk menggapai cita-citanya walaupun ibu hanya mampu menyekolahkan mereka sampai SMA saja dan mudah-mudahan mereka anak yang berbakti pada orangtua,amin”

5.2 Analisis Data