Informan III Hasil Penelitian

60 Ibu Yunda berharap anaknya mau kembali bersekolah walaupun tidak disekolah formal, supaya anaknya bisa mengemban pendidikan layakanya anak- anak lainnya sehingga ia bisa mencapai cita-cita sesuai keinganan anaknya.

5.1.3 Informan III

Informan yangketiga bernama Daniel Sinaga seorang anak laki-laki berusia 18 tahun. Lahir di Medan pada tanggal 9 Desember 1997. Daniel merupakan anak ketiga dari enam bersaudara yaitu tiga orang anak perempuan dan tiga orang lelaki, bersuku Batak Toba dan beragama Kristen Protestan. Ia lahir dan tumbuh di Medan tepatnya di Kelurahan Kwala Bekala. Daniel mengemban pendidikan di salah satu Sekolah Dasar Negeri SD di Kelurahan Kwala Bekala, kemudian ia melanjutkan sekolahnya di salah satu Sekolah Menengah Pertama SMP Swasta di Kota Medan dan telah tamat. Setelah itu ia melanjutkan sekolahnya ketingkat Menengah Atas dan ia memilih salah satu SMK swasta di Kota medan. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya dan ketiga adiknya, sementara abangnya telah pergi merantau keluar kota dan telah bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Daniel, ia mengatakan bahwa ia memutuskan untuk putus sekolah ketika masih duduk dibangku kelas 2 STM semster ganjil dan sudah dua tahun ia tidak bersekolah. Daniel memutuskan untuk putus sekolah karena ia memiliki sikap yang malas untuk belajar disekolah dan sering tidak masuk sekolah alias bolos sekolah “ kelas 2 SMK bang, udah ada sekitar 2 tahun bang, malas bang, malas aja bang belajar ” 61 Timbulnya rasa malas Daniel sebenarnya dimulai ketika duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP. Semasa SMP, Daniel sering bolos sekolah, hal tersebut dilakukannya karena ia merasa malas untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Rasa malasnya muncul karena kurangnya minat dan kemampuan Daniel belajar. Ia kurang mampu untuk mengikuti pelajaran yang diberikan oleh gurunya, hal ini dibuktikan dengan nilai ujian yang kurang memuaskan. Bahkan ia hampir tidak naik kelas , namun orangtuanya membayarnya dengan sejumlah uang kepada pihak sekolah untuk menaikkan kelasnya. “dulu waktu SMP aku sering cabut bang, malas aja bang sekolah, malas mengikuti pelajaran bang dan akhirnya hampir tinggal kelas bang he he...,untung dibayar sama orangtua bang makanya bisa naik” Sebenarnya daniel sudah tidak berniat lagi untuk sekolah, namun karena adanya paksaan dan tekanan dari orangtua dan juga saudaranya, ia pun kembali melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya “ sebenarnya dulu pun bang udah gak niat aku sekolah, karena dipaksa sama orangtua sama abang-abang juga jadi mau gak mau harus sekolah lah bang” Daniel melanjutkan sekolahnya ketingkat Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan mengambil jurusan Teknik Mesin. Selama bersekolah, Daniel tetap berkelakuan buruk. Ia tetap malas untuk mengikuti pelajaran di sekolah, tidak mengerjakan tugas dan tidak mengikuti ujian. Kemalasannya semakin menjadi dan pada akhirnya ia pun mulai bolos sekolah. Setia pagi ia memang berangkat kesekolah dan tidak menuju sekolah melainkan ia bolos sekolah dan 62 bergaul dengan teman-teman diluar sekolahnya seperti sopir dan anak-anak lainnya untuk bermain-main seperti tempat bilyard, tempat nongkrong. “ pas SMK juga sama bang, tetap malas sekolah, paling cabut lagi bang main sama teman-teman diluar bang” Hari demi hari menjadikan Daniel mulai tidak betah lagi dengan sekolahnya sehingga ia sangat jarang masuk sekolah. Ia memutuskan untuk berupaya mencari penghasilannya sendiri dengan cara ia belajar untuk mengemudi mobil karena ketika itu ia memiliki teman dengan sopir angkutan kota. Setelah dia mulai paham mengemudi mobil ia pun meminta temannya untuk mempekerjakan dia menjadi sopir angkotnya walaupun ia mesti berada dalam pengawasan temannya. Penghasilan yang didapat tidak terlalu banyak karena ia masih belum terlalu mahir, namun lama kelamaan ia semakin ketagihan dengan pekerjaan tersebut karena penghasilan yang terus bertambah. Ia pn semakin asyik bekerja dan mencari uang dan akhirnya ia melupakan sekolahnya. “belajar bawa mobil angkutan bang, ada kawanku sopir bang jadi belajar dari situ lah bang ” Tidak pernahnya Daniel masuk sekolah menjadikan ia ketinggalan dalam mata pelajarannya bahkan ujian ujian sekolah ia tidak mengikutinya dan akhirnya pihak sekolah melakukan surat panggilan orangtua kepada Daniel untuk mendapatkan keterangan dari orangtua. Pihak sekolah mengirimkan surat panggilan tersebut kepada pamannya melalui seorang guru yang diutus oleh kepala sekolah. Surat tersebut akhirnya diterima oleh pamannya dan pamannya diminta untuk hadir disekolah sebagai wali dari orangtua Daniel. Pamannya 63 memenuhi surat panggilan tersebut untuk mengetahui penyebab kenapa Daniel mendapatkan surat panggilan tersebut dari pihak sekolah dan akhirnya pihak sekolah memberitahukan bahwa Daniel sudah tidak pernah lagi hadir dalam sekolah dalam waktu yang cukup lama. Setibanya dirumah pamannya bertanya kepadanya mengenai kebenaran atas surat panggilan yang telah ia dapatkan dari pihak sekolah. Daniel mengakui perbuatannya bahwa ia memang tidak pernah masuk sekolah dan selama ini ia bekerja sebagai sopir angkutan umum untuk mencari uang untuk dirinya sendiri. Akhirnya daniel mengatakan kepada pamannya bahwa ia tidak mau lagi untuk melanjutkan sekolahnya dan lebih memilih sopir angkutan umum karena bisa mendapatkan uang. Keputusan tersebut mendapatkan rasa kecewa dari pamannya,dan setelah itu pamannya akhirnya memberitahukan kepada orangtua Daniel. Orangtua Daniel memang belum mengetahui semua kelakuan buruknya pada saat sekolah mendengar berita tersebut dari paman Daniel orangtuanya sangat kecewa dan Sedih karena sepengetahuan mereka ia selalu berangkat dari rumah untuk pergi kesekolah walaupun ia terkadang pulang sore dan malam tapi mereka tidak terlalu curiga kepada Daniel. Orangtuanya mencoba kembali untuk membujuk rayu Daniel agar tetap mau kembali bersekolah namun pada saat itu keputusan Daniel telah bulat dan tidak merubahnya lagi. Menurut pernyataan dari orangtuanya perempuan, mereka telah tau bahwa daniel sejak SMP adalah anak yang nakal dan malas tapi dengan rasa kecintaan terhadap anaknya mereka rela membyar pihak sekolah agar dia bisa tamat dari sekolahnya. mereka juga selalu 64 memotivasinya agar bersemangat untuk bersekolah namun usaha mereka berhenti ditengah jalannya. Akhirnya orangtua Daniel menerima keputusan tersebut “Ibu memang tau bahwa Dia adalah anak yang nakal tapi kami hanya ingin dia memiliki ijazah SMA aja, tapi ginilah jadinya, kalau kami dari orangtua apalagi yang bisa kami lakukan karena itu sudah menjadi keputusan dia yang terakhir” Akhirnya Daniel berhenti dari sekolahnya dan ia kembali bekerja menjadi sopir angkutan umum, namun lama kelamaan ia lelah dengan pekerjannya sebagai sopir dan akhirnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Setelah kurang lebih dua bualn pengangguran ia berhasil mendapat pekerjaan di salah satu koperasi sebagi debt collector ataupun penagih utang. Dia menekuni pekerjaanya beberapa bulan sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tidak bekerja lagi karena penghasilan yang rendah dengan resiko yang tinggi dan akhirnya ia kembali menjadi pengangguran sampai saat ini. Pekerjaan sehari-hari saat ini hanya bermain dengan teman-temannya dan masih mencoba mencari pekerjaan lain. Daniel pun mengalami penyesalan yang sangat dalam karena sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan ijazah SMP. Ia mengatakan ingin melanjutkan sekolahnya kembali karena ia ingin duduk dibangku perkuliahaan dan bisa mendapatkan ijazah yang bagus. “sekarang aku menyesal bang, kupikir dulu enak kerja bisa mendapat uang sendiri tapi lama kelamaan capek bang jadi supir, mau sekolah lagi bang supaya bisa mendapat ijazah yang bagus bang dan bisa mencari pekerjaan yang enak bang” 65

5.1.4 Informan IV