Prosedur Pengajuan Pembiayaan Pada BRI Syari’ah

D. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Pada BRI Syari’ah

Prosedur pengajuan merupakan langkah awal merealisasi pembiayaan. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan merupakan usaha pencapaian tujuan pada kegiatan pembiayaan. Sebelum suatu pembiayaan diberikan, bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan dapat diperoleh kembali. Unit pembiayaan di cabang syari’ah merupakan unit kerja yang terdiri dari beberapa petugas marketing pembiayaan yang biasa disebut dengan Account Officer AO. Tugas pokok dari para AO ini adalah melakukan proses atas permohonan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. Biasanya proses pembiayaan tersebut dimulai dengan proses penyelidikan, dimana pada tahap ini petugas AO mencari atau pun ditemui oleh para calon nasabah pembiayaan untuk kemudian melakukan wawancara untuk mengetahui kebutuhan calon nasabah. Dari hasil wawancara AO akan memutuskan apakah kebutuhan calon nasabah tersebut dapat diproses lebih lanjut atau tidak. Apabila AO berkesimpulan bahwa kebutuhan calon nasabah tersebut dapat diproses lebih lanjut, maka AO meminta calon nasabah untuk membuat permohonan pembiayaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengumpulan informasi dan data awal data collecting yang meliputi legalitas usaha serta calon nasabah, data keuangan perusahaan, data legalitas jaminan, fasilitas serta kolektibilitas pinjaman apabila calon nasabah sudah mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank lain serta informasi yang menyangkut proyek ataupun usaha yang akan dibiayai. Data dan legalitas jaminan akan diteruskan kepada Unit Credit Investigation pada bagian Credit Support dari Divisi Hukum dan Sumber Daya Manusia Legal and Human Resources Division HRD. Hasil penilaian ini akan diteruskan kembali kepada AO untuk melengkapi analisa dalam proposal pembiayaan yang disusun oleh AO. Berdasarkan evaluasi awal prelinenary evaluation dari informasi tersebut diatas AO akan melakukan pembicaraan awal dengan Kepala Bagian Pembiayaan untuk mendapatkan keputusan awal, apakah permohonan calon nasabah dapat dilanjutkan kepada tahap pembuatan proposal pembiayaan atau ditolak. Dalam prakteknya di Bank Rakyat Indonesia Syari’ah, sebelum pembuatan proposal pembiayaan, AO dan Kepala Bagian Pembiayaan terlebih dahulu mengadakan pembicaraan non formal dengan Kepala Cabang Syari’ah serta Kepala Unit Usaha Syari’ah mengenai permohonan nasabah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga efisiensi serta efektifitas dari pembuatan serta pengajuan proposal sehingga proposal yang nantinya diajukan benar-benar proposal yang tingkat probabilitasnya besar untuk disetujui oleh Komite Pembiayaan yang merupakan lembaga pemutus dari suatu permohonan pembiayaan. Proposal pembiayaan calon nasabah yang diajukan oleh AO kepada Komite Pembiayaan. Dalam salah satu bentuk proposal pembiayaan yang akan diajukan oleh AO untuk permohonan pembiayaan modal kerja proyek dari suatu perusahaan, dalam proposal tersebut antara lain berisikan hal-hal atau terdiri dari beberapa bagian informasi, yaitu: tujuan dari proposal, profil calon nasabah, usaha yang dijalani saat ini, hubungan perbankan, aspek keuangan, permasalahan, gambaran proyek atau obyek yang akan dibiayai. Kondisi proyek saat ini, aspek syariah, sumber pembayaran, jaminan serta rekomendasi dari AO. Bagian tujuan dari proposal berisikan informasi mengenai tujuan dari proposal tersebut diajukan oleh AO yang biasanya meliputi informasi nama atau nama usaha dari pihak pemohon atau calon nasabah, nilai pembiayaan yang diajukan serta penggunaan pembiayan tersebut. Bagian profil dari nasabah berisikan informasi antara lain tentang nama perusahaan, bidang usaha, alamat, nomor Tanda Daftar Perusahaan TDP, Nomor Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, riwayat singkat perusahaan, susunan pengurus serta susunan pemegang saham. Bagian usaha yang dijalani saat ini berisikan informasi tentang bidang usaha yang saat ini dilakukan, pengalaman atau usaha yang pernah dikerjakan, prospek dari usaha yang akan dikerjakan pada waktu mendatang. Bagian hubungan perbankan berisikan informasi riwayat singkat perusahaan selama pernah berhubungan dengan perbankan, mutasi rekening perusahaan serta hasil dari evaluasi bank cheking dari catatan hubungan perusahaan dengan dunia perbankan pada saat ini untuk mengetahui apakah calon nasabah sudah pernah atau masih memiliki fasilitas pembiayaan dari bank lain dan bagaimana kondisi kolektibilitasnya. Bagian Aspek Keuangan berisi informasi tentang analisa laporan keuangan untuk beberapa tahun terakhir umumnya tiga tahun kebelakang dalam bentuk rasio-rasio keuangan yang penting dan diikuti dengan kesimpulan kualitatif dari AO tentang kondisi keuangan dari calon nasabah. Bagian Permasalahan informasi yang dikemukakan berupa informasi tentang masalah keuangan yang sedang dihadapi oleh calon nasabah sehingga untuk mengatasi masalah tersebut calon nasabah memerlukan pembiayaan dari bank. Bagian Gambaran Usaha berisikan informasi tentang usaha apa yang menjadi obyek pembiayaan, nomor kontrak, pemilik usaha, jangka waktu, lingkup pekerjaannya serta detail proses dari pekerjaan usahanya. Bagian Kondisi Usaha Saat Ini berisikan informasi mengenai kondisi usaha yang akan dibiayai sehingga dari informasi ini dapat diketahui latar belakang dari permohonan pembiayaan yang diajukan calon nasabah kepada bank. Selain itu dalam bagian ini juga diberikan informasi mengenai detail nilai-nilai dari bagian-bagian usaha yang di jalani. Bagian Aspek Syari’ah memberikan informasi mengenai akad yang akan digunakan untuk pembiayaan tersebut yang dilengkapi dengan tata cara penarikan, pembayaran bagi hasil atau margin serta perlunasan pembiayaan. Biasanya tata cara tersebut juga dituangkan dalam bentuk bagan atau skema untuk mempermudah gambaran dari proses akad. Bagian Sumber Pembayaran memberikan informasi mengenai pengamanan-pengamanan yang akan dilakukan untuk menjamin pengambilan dari pembiayaan yang akan diberikan termasuk cara pembayaran yang harus dilakukan oleh calon nasabah. Bagian Jaminan memberikan informasi tentang barang atau benda yang akan menjadi jaminan atas pembiayaan yang dapat digunakan apabila calon nasabah melakukan wanprestasi atau default. Dalam bagian ini diinformasikan juga bentuk lokasi, cara pengikatan jaminan serta nilai dari jaminan. Bagian Perimbangan dan Rekomendasi memberikan informasi tentang pertimbangan yang dijadikan sebagai dasar proposal diajukan disertai dengan nilai plafond, besarnya nisbahmargin, jangka waktu pembiayaan, kegunaan, biaya-biaya yang harus dibayar, pengikatan jaminan dan pembiayaan, asuransi serta persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. Dari proses yang dilakukan di lapangan, untuk memberikan pembiayaan kepada calon nasabah dapat disimpulkan bahwa prosedur pengalokasian pembiayaan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah sebagai berikut:

1. Pembiayaan produktif:

Permohonan pembiayaan mengajukan surat permohonan pembiayaan serta melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : NPWP Perusahaan atas NPWP perorangan, para pengurus dan komisaris, akte pendirian dan akte perubahan, surat pengesahan Menkeh RI, copy KTP pengurus dan komisaris, TDP Tanda Daftar Perusahaan, SIUP Surat Ijin Usaha Perdagangan TDR Tanda Daftar Rekanan, SIUJK Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi, Ijin-ijin atau legalitas usaha lainnya bila ada, struktur organisasi perusahaan, data karyawan, rekening bank perusahaan, copy sertifikat atau bukti legalitas jaminan yang akan diserahkan, neraca dan laporan laba rugi dua tahun terakhir, copy kontrak- kontrak terakhir yang telah selesai dikerjakan, rencana proyek yang akan diterima apabila ada, data pemasok dominan data pemberi kontrak jaminan.

2. Pembiayaan Konsumtif:

Pemohon pembiayaan berusia minimal dua puluh tiga tahun, pemohon berstatus PNS, Pegawai BUMN BUMD, anggota TNI POLRI, pegawai swasta perusahaan terpercaya, pegawai perusahaan multi nasional, Warga Negara RI, Pensiunan PNS atau Purnawirawan TNI dan POLRI, pemohonan mempunyai penghasilan tetap dan mampu mengangsur, mempunyai masa kerja minimal tiga tahun sebagai pegawai tetap, mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut: fotocopy KTP yang masih berlaku, fotocopy kartu keluarga, slip gaji terkhir dan bukti penghasilan lain jika ada surat pernyataan persetujuan dari suamiistri pemohon, fotocopy surat nikah, surat keterangan masa kerja dari atasan, surat kuasa memotong atau menyalurkan gaji dari pemohon kepada bendahara di instansi tempat pemohon bekerja dan lain sebagainya. Surat permohonan pembiayaan ini diajukan ke Unit Pemasaran Bisnis yang kemudian didaftarkan ke Unit Umum dan Akuntansi 47

E. Analisa SWOT dan Strategi dalam Alokasi Penyaluran dana Pembiayaan Pada UKM Oleh BRI Syari’ah