Konvensional dalam
mengalokasikan dana
nasabahnya hanya
berorientasi pada keuntungan materi Profit Oriented. Sedangkan Bank Syari’ah tidak hanya pada materi, namun juga keuntungan kebahagiaan
akhirat Profit and Falah Oriented. 3. Analisa Hukum Islam Pembiayaan Produktif Dalam Studi Kasus : BRI
Syariah Cabang Mampang, 2005. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa bagaimana Bank Rakyat Indonesia Syariah menurut konsep
ekonomi Islam dalam menyalurkan pembiayaan produktifnya. Dari tinjauan pustaka tersebut belum ada yang meneliti, padahal
penelitian tersebut menurut penulis sangat penting untuk diteliti karena penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur umum untuk memperoleh pembiayaan pada UKM.
2. Untuk mengetahui Bank Rakyat Indonesia Unit Usaha Syari’ah lebih dekat mengenai aplikasi pembiayaan, baik dari alokasi
penyaluran dana maupun dari sisi prosedur. 3. Menganalisa dan mengevaluasi berdasarkan analisa SWOT dan
strateginya untuk proses penyaluran dalam peningkatan modal UKM.
E. Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia Unit Usaha Syari’ah Cabang Tangerang yang terfokus pada alokasi penyaluran dana
pembiayaan. Sedangkan penelitan ini menggunakan metode kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif analisis. Penulis menggambarkan permasalahan dan berusaha memberikan pemecahan masalah dengan didasari data,
menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa dan mengevaluasi yang kemudian diambil kesimpulan.
11
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan tema penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data tersebut antara
lain : 1. Library
Research Penelitian
Pustaka yaitu
dengan mengumpulkan data yang bersifat normatif al-Quran dan al-
Sunah sebagai sumber primer serta pendapat-pendapat para ahli ekonomi Islam dari berbagai literatur yang ada seperti buku-buku,
dokumen-dokumen bank, jurnal, makalah serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Field Research Penelitian Lapangan yaitu dengan cara observasi dan wawancara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan
pada Bank Rakyat Indonesia Unit Usaha Syari’ah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan data tersebut antara lain :
11
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
1. Observasi Pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Ini berarti pengamatan dan
pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. 2. Interview Wawancara merupakan cara yang digunakan dengan
tujuan mendapatkan informasi secara lisan berkaitan dengan skripsi ini, maka dilakukan wawancara secara langsung pada pihak yang
berwenang menangani alokasi penyaluran dana pembiayaan pada UKM oleh BRI Syari’ah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembahasan masing-
masing yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
BAB I: Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan teoritis tentang alokasi dana pembiayaan dalam
perbankan syari’ah yang terdiri dari pengertian dan landasan syari’ah serta rukun syarat, macam-macam pembiayaan dalam perbankan syari’ah dan
prosedur umum untuk memperoleh pembiayaan pada perbankan syari’ah.
BAB III: Gambaran umum BRI Bank Rakyat Indonesia Syari’ah
yang memuat: sejarah singkat dan perkembangan BRI Syari’ah, visi misi dan tujuan perusahaan serta struktur organisasi.
BAB IV: Analisa alokasi penyaluran dana pembiayaan pada BRI
Syaria’ah yang memuat, kebijakan Bank berkenaan dengan alokasi penyaluran dana pembiayaan pada UKM. Prosedur umum proses penyaluran pembiayaan
untuk UKM pada BRI Syari’ah serta analisa SWOT dalam alokasi penyaluran dana pembiayaan dan sekaligus strateginya dalam penyaluran pembiayaan.
BAB V: Penutup yang terdiri dari kesimpulan pembahasan yang ada
pada bab-bab sebelumnya serta saran. Bab ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang berkenaan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN DAN UKM
A. Pengertian Usaha Kecil Menengah
Keberadaan Usaha Kecil Menengah dalam ekonomi nasional Indonesia memiliki sumbagan positif di antaranya dalam ketersediaan lapangan kerja,
menyediakan barang dan jasa, serta pemerataan usaha untuk mendistribusikan pendapatan nasional. Dengan peranan Usaha Kecil Menengah tersebut posisi
UKM dalam pembangunan ekonomi nasional menjadi sangat penting. Pembahasan tentang UKM meliputi pengelompokan jenis usaha, yaitu
jenis industri skala kecil menengah ISKM dan perdagangan skala kecil dan menengah PSKM. Karena dengan pengelompokannya pada akhirnya
terfokus pada permasalahan kesempatan lapangan kerja dan diletakkan pada kemampuan pengembangan ISKM atau PSKM.
12
Adapun penegertian UKM di berbagai Negara tidak selalu sama tergantung pada konsep yang digunakan oleh Negara tersebut. Oleh karena itu
pengertian Usaha Kecil dan Menengah UKM ternyata berbeda di satu Negara dengan lainnya. Dalam pengertiannya mencakup sedikitnya dua aspek,
yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut Range
of the member of employes .
13
12
Titik Sartika Partomo dan Abd. Racman Soejono, Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi,
Jakarta: Galia Indonesia, 2002, h. 16.
13
Ibid, h. 14.
Di Indonesia, berdasarkan literatur yang ada hingga kini terdapat beberapa pengertian yang didasarkan pada besar modal dan usaha serta jumlah
tenaga kerja yang digunakan, batasan-batasan tersebut antara lain: 1. Usaha Kecil
a. Menurut Undang-undang No 29 tahun 1995 tentang usaha kecil, bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan perusahaan. Kekayaan perusahaan
maksimal Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Bank Indonesia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberi batasan berdasarkan asset yang dimiliki tidak termasuk tanah dan
bangunan bahwa usaha kecil adalah usaha yang memiliki asset kurang dari Rp 600.000.000.
c. Departemen Keuangan memberi batasan, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan asset dan omzet kurang dari Rp 300.000.000.
d. Departemen Perindustrian Perdagangan dan Depertemen Tenaga Kerja memberi batasan berdasarkan jumlah tenaga kerja, bahwa usaha
dengan jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 20 orang disebut usaha kecil. Sedangkan menurut GBHN Tahun 1993, pengusaha kecil adalah
mereka yang lemah dalam hal modal, tenaga kerja serta dalam penerapan teknologi.
2. Usaha Menengah
Menurut Undang-undang No 9 Tahun 1995 tentang usaha menengah bahwa pengertian usaha menengah adalah, untuk sektor industri
harus memiliki modal asset maksimal Rp 5 Miliar sedangkan untuk sektor non industri harus memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 600.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan maksimal Rp 3 Miliar pertahun.
14
Sedangkan menurut Inpres No 10 Tahun 1999, usaha menengah adalah unit kegiatan usaha yang memiliki lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai
maksimal 10 Miliar tidak termasuk gedung dan tanah tempat usaha. Adapun kriteria umum Usaha Kecil Menengah dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya
bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang sangat sederhana.
b. Tanpa staf yang berlebihan. c. Pembagian kerja yang tidak rapi.
d. Memiliki hirarki manajerial yang pendek. e. Aktifitas sedikit yang formal dan sedikit menggunakan proses
perencanaan. f. Kurang membedakan asset dari peri perusahaan.
B. Pengertian Pembiayaan