Jenis Pelatihan Teknis Perpajakan

2. Jenis Pelatihan Teknis Perpajakan

Menurut Chairuddin Syah Nasution 2002:61 Berbagai Jenis pelatihan teknis perpajakan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk para pegawainya antara lain sebagai berikut: a. Diklat Penyesuaian Tugas DPT Dasar II Perpajakan Merupakan pelatihan yang ditujukan bagi pegawai dengan latar belakang pendidikan paling tinggi Sekolah Menengah Atas SMA, yang telah memenuhi masa kerja tertentu atau telah memperoleh gelar kesarjanaan pada saat bekerja, untuk diangkat dalam sebuah jabatan struktural. b. Diklat Penyesuaian Tugas DPT Dasar III Perpajakan Merupakan pendidikan dan pelatihan perpajakan yang khusus diberikan bagi pegawai lulusan strata 1 dan 2 yang baru diterima bekerja pada Direktorat Jenderal Pajak melalui kebijakan penarikan pegawai baru. Setelah mengikuti DPT dasar III ini, barulah pegawai- pegawai tersebut ditempatkan pada unit-unit kerja lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Sementara untuk pegawai lulusan Program Diploma Perpajakan maupun Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan perpajakan pada masa kuliah, sehingga saat lulus kuliah mereka dapat langsung ditempatkan pada unit-unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. c. Diklat Teknis Fungsional Pemeriksa Pajak Merupakan pendidikan dan pelatihan perpajakan khusus yang diberikan kepada pejabat-pejabat atau pegawai yang diangkat jabatan fungsional pemeriksa pajak. d. Diklat Teknis Substansi DTS I dan II Perpajakan Merupakan pendidikan dan pelatihan teknis bagi pegawai honorer setinggi-tingginya lulusan SMA untuk diangkat sebagai pegawai tetap Direktorat Jenderal Pajak. e. Diklat Teknis Pemeriksaan Lapangan Merupakan pendidikan dan pelatihan teknis mengenai tata cara melakukan pemeriksaan pajak atau pegawai struktural. Dari berbagai pelatihan teknis perpajakan di atas, dapat dilihat bahwa pelatihan tersebut diterapkan untuk seluruh pegawai dari seluruh latar belakang pendidikan. Dengan demikian Direktorat Jenderal telah mengusahakan semaksimal mungkin segala upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan teknis perpajakan bagi pegawainya. Selain itu ada hal yang perlu diperhatikan bagi pegawai pajak terutama pemeriksa pajak adalah Kemampuan Numerik. Pada hakikatrnya secara kemampuan ability manusia diciptakan tidak sama, ada yang memiliki kemampuan tinggi ada yang memiliki kemampuan rendah. Setiap manusia pasti mempunyai kekuatan dan kelemahan pada satu atau berbagai bidang aktivitas tertentu. Sebagai makhluk yang mampu mengelola lingkungan hidupnya maka kekuatan dan kelemahan manusia pada masing-masing bidang dapat dioptimalisasikan dengan cara menempatkan individu dengan kemampuan tertentu pada bidang kerja yang tepat sesuai dengan kemampuannya itu. Menurut Munandar 1992:17 dalam Djazoeli Sadhani 1999 kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan suatu tindakan yang merupakan hasil dari pembawaan atau latihan, karena itu kemampuan berfungsi menunjukkan bahwa seseorang dapat atau tidak dapat melakukan suatu aktivitas. Kemampuan bersama-sama dengan bakat menentukan adalah faktor utama yang menentukan prestasi kerja seseorang, sementara prestasi itu sendir antara lain ditentukan intelejensinya. Sementara itu kemampuan intelektual merupakan suatu daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Terdapat tujuh dimensi yang menyusunnya yaitu 1 kemampuan numerik, 2 pemahaman verbal, 3 kecepatan perseptual, 4 penalaran induktif, 5 penalaran deduktif, 6 visualisasi ruang dan 7 memori Robbins, 1990:86 dalam Djazoeli Sadhani, 1999. Dengan demikian pengertian pelatihan teknis perpajakan dalam penelitian ini adalah upaya pengembangan SDM yang ditujukan bagi pegawai Direktorat Jenderal Pajak, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan teknis di bidang perpajakan, agar dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

B. Pengalaman