B. Pengalaman
Pengalaman ialah pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu.
Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Pengetahuan
yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai pengetahuan empirikal atau pengetahuan posteriori. Seorang dengan cukup banyak pengalaman di
bidang tertentu dipanggil ahli Wikipedia, 2007. Pengalaman menunjukkan berapa lama seseorang telah berkarya dalam
menerapkan keahliannya di masyarakat. Disamping pendidikan dan pelatihan, pengalamanlah yang memberikan gambaran nyata performance seseorang
dalam meniti karirnya. Pengalaman membentuk seseorang menjadi bijaksana karena pengalaman yang diperolehnya baik pengalaman yang baik maupun
yang buruk, karena dia pernah merasakan bagaimana fatalnya melakukan kesalahan, nikmatnya menemukan pemecahan masalah dan bagaimana
memenangkan argumentasi serta kebanggaan yang telah memperoleh rezeki karena keahliannya tersebut Bonner Lewis, 1990; Farhan, 2004.
Oleh karena itu, Pemeriksa pajak yang mempunyai banyak pengalaman dalam jabatannya lebih mudah memecahkan masalah yang
ditemukan, dibanding dengan yang sedikit pengalamannya.
C. Motivasi
Salah satu faktor terpenting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagaimana membangkitkan motivasi pegawai untuk dapat bekerja
semaksimal mungkin. Dengan demikian suatu organisasi harus mampu untuk memberikan dorongan positif kepada pegawainya yang akan memacu
motivasi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berdaya guna dan memaksimalkan kinerjanya secara keseluruhan.
Banyak ahli yang mendefinisikan motivasi, salah satunya adalah Watne F. Cascio 1995 dalam Chairuddin Syah Nasution 2002 yang
mendefinisikannya sebagai: a force that result from an individuals a desire to satisfy there need
e.g. hunger, thirst and social approval T. Hani Handoko 1995 dalam Chairuddin Syah Nasution 2002
mendefinisikan motivasi sebagai: keadaaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan motivasi untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan organisasi. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa motivasi pada dasarnya
merupakan keinginan pribadi seseorang untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan suatu hal yang bersifat timbal balik. Maksudnya adalah seorang
akan termotivasi untuk melakukan suatu tindakan bila ada kebutuhan atau kepuasan yang telah terpenuhi seluruhnya atau sebagian. Motivasi ini juga
sangat terkait dengan faktor internal yaitu faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri, dan faktor eksternal yaitu faktor yang berbeda di lingkungan
kehidupan atau pekerjaan seseorang.
Membicarakan motivasi pegawai dalam suatu organisasi, tidak terlepas dari keterkaitannya dengan masalah kepuasan kerja. Menurut Luthans 1995
dalam Chairuddin Syah Nasution 2002 dalam Organizational Behaviour ada lima hal yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1. Pembayaran, seperti gaji dan upah 2. Pekerjaan itu sendiri
3. Promosi Pekerjaan 4. Kepenyeliaan
5. Rekan sekerja Dengan demikian apabila salah satu faktor di atas tidak terpenuhi,
kemungkinan akan menimbulkan ketidakpuasan yang pada akhirnya akan mengurangi motivasi pegawai yang bersangkutan.
Dari berbagai teori mengenai motivasi, Husein Umar 2001 dalam Djazoeli Sadhani 1999 dalam Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
membagi teori Motivasi dalam dua kelompok besar yaitu Teori Kepuasan Content Theory dan Teori Proses Process Theory.
1. Teori Motivasi Kepuasan Teori ini didasarkan kepada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan dapat
mendorong semangat kerja seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk
bekerja. Teori Kepuasan ini antara lain:
a. Teori Motivasi Klasik dari Taylor Menurut teori ini, motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
b. Teori Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan
kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materil maupun non materil. Maslow kemudian membagi dalam lima kelompok kebutuhan
yaitu kebutuhan faali fisiologikal, rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
c. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor pemeliharaan gaji, kepastian pekerjaan, dll.Teori Dua Faktor ini disebut juga dengan konsep Higiene, yang
mencangkup: 1 Isi pekerjaan
- Prestasi - Pengakuan
- Pekerjaan itu sendiri - Tanggung Jawab
- Pembangunan potensi individu 2 Faktor Higiene
- Gaji dan upah
- Kondisi kerja - Kebijakan dan administrasi organisasi
- Hubungan antara pribadi - Kualitas supervisi
2. Teori Motivasi Proses Teori ini berusaha agar setiap pegawai mau bekerja giat sesuai harapan.
Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan, maka pegawai
cenderung akan meningkatkan kinerjanya. Yang termasuk dalam teori ini antara lain:
a. Teori Harapan dari Victor H. Vroom Teori
ini mengemukakan
bahwa seseorang
bekerja untuk
merealisasikan harapan-harapannya dari pekerjaan tersebut. b. Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Dengan demikian atasan
harus bersikap adil terhadap semua bawahannya secara obyektif. c. Teori Pengukuhan
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi.
Dalam penelitian ini pengertian motivasi adalah suatu dorongan atau rangsangan yang membuat seseorang melakukan pekerjaan karena
sebagai timbal balik dengan melakukan pekerjaan tersebut segala
kebutuhan hidup dan sosialnya akan terpenuhi. Dorongan atau rangsangan tersebut dapat berupa penghasilan yang memuaskan, penempatan kerja
yang sesuai dengan keahlian keterampilan, dan pendidikan, lingkungan kerja dan sebagainya.
D. Kinerja