Tata Cara Pengadaan Tanah Secara Konvensional

Juanda Panjaitan : Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52PDT.G2004PN-LP, 2008. USU Repository © 2009 tanah terdapat banyak perbedaan baik mengenai dasar hukumnya maupun prosedur pelaksanaan dan tata cara penyelesaiannya. 71 Disamping kedua cara tersebut jika tanah yang dibutuhkan itu luasnya tidak lebih dari 1 Ha dapat ditempuh dengan cara konvensional seperti jual beli, tukar menukar atau cara lain yang berdasarkan kessepakatan. 72 Pengadaan tanah secara konvensional dilakukan sebagaimana perbuatan hukum sehari-hari dalam jual beli, tukar menukar dan cara lain yang berdasarkan kesepakatan, yaitu pihak yang memerlukan tanah menyampaikan maksudnya untuk mendapatkan tanah tersebut. Jika pemilik tanah setuju maka yang memerlukan tanah dapat mengajkan penawaran sehingga tercapai harga yang disepakati, selanjutnya dilengkapi administrasi yang diperlukan.

A. Tata Cara Pengadaan Tanah Secara Konvensional

73 Jika tanahnya tanah negara cukup diterangkan dalam suatu surat ganti rugi, yang biasanya tidak disebut surat jual beli sekalipun hakikatnya jual beli, kumudian ditandatangani para pihak, saksi-saksi minimal dua orang yang memenuhi syarat hukum dan yang terpenting diketahui oleh LurahKepala Desa setempat, serta sangat lebih baik jika tandatangan Camat disertakan, jika tidak dapat juga melalui notaris. Bgi tanah-tanah negara, penalihan haknya dapat sekaligus dilakukan bersama-sama 71 H. Abdurrahman, Masalah Pencabutan Hak-hak Atas Tanah,Pembebasan Tanah dan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum di Indonesia, PT. Citra Aditya, Bandung, 1966, halaman 26. 72 H. Abdurrahman, Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum di Indonesia, PT. Citra Aditya, Bandung, 1966, halaman 34. 73 Tampil Anshari Siregar, Op.cit, halaman 85. Juanda Panjaitan : Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52PDT.G2004PN-LP, 2008. USU Repository © 2009 dengan pendaftaran tanahnya. Jika hal ini ditempuh berdasarkan kesepakatan pihak- pihak dan kepastian hukum yang dicapai jauh lebih tinggijika dibanding dengan hanya peralihan berdasarkan pembayaran ganti kerugian saja. 74 Jika tanahnya tanah hak harus melalui tawar-menawar dan cara lain untuk mendapatkan persetujuan pemilik. Berdasarkan kesepakata yang tercapai pihak-pihak harus menghadap ke Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT atau camat yang dieri jabatan PPAT untuk mengesahkan perjanjian pengalihan hak dan penerbitan akta pengalihan haknya, selanjutnya oleh PPAT diteruskan ke kantor Pertanahan untuk untuk didaftarkan dan dicatat balik namanya. Jika hal itu telah selesai maka secara hukum resmilah pengalihan hak tersebut. 75 Pada tahun 1961 pemerintah telah mengundangkan Undang-undanga No.20 Tahun 1961, tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada di Atasnya. Dengan berlakunya undang-undang ini, maka onteigening ordonantie dinyatakan tidak berlaku lagi di seluruh wilayah Indonesia. Udang-undang No. 20 Tahun 1960 ini adalah sebagai pelaksana dari Pasal 18 UUPA No. 5 Tahun 1960. Pengalihan tanah tersebut harus memperhatikan Rencana Umum Penataan Ruang RUTR yang berlaku. Dengan kata lain, bagi sipemilik atau calon pembeli harus tahu bahwa peruntukan dan penggunaan tanah tersebut bersesuaian dengan RUTR.

B. Tata Cara Pengadan Tanah melalui Lembaga Pencabutan Hak

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Tinjauan Yuridis Terhadap Kepastian Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah : Studi Kasus Pelaksanaan Pembebasan Tanah Jalan Arteri Bandara Kualanamu

5 129 124

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarisan Anak Li’an Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Putusan Pengadilan Agama Nomor 1595/PDT.G/2010/PA Sidoarjo)

1 68 141

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 (Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52/PDT.G/2004/PN-LP)

11 59 85

Tinjauan Yuridis Pembatalan Putusan Arbitrase Oleh Pengadilan Negeri (Studi Kasus Perkara No. 167/Pdt.P/2000/PN-Jak.Sel)

2 51 168

Perbuatan Menjual Tanah Wakaf Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor Perkara : 995 K/Pdt/2002)

3 14 87

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Tinjauan Yuridis Terhadap Proses Tuntutan Ganti Kerugian Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2730/Pid.B/2001/PN.Mdn)

0 2 130