Juanda Panjaitan : Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52PDT.G2004PN-LP, 2008.
USU Repository © 2009
bukti permohonan izin pembangunan Jalan Tol Interchange Mabar yang diajukan oleh PT Jasa Marga kepada Gubernur Sumatera Utara. Bahwa kepala daerah yang
bertanggung jawab atas perizinan yang dimiliki PT jasa marga atas pembangunan Jalan Tol Interchange Mabar tersebut dan kaitannya dengan Rencan Umum Tata
Ruang yang ada di daerah. Seharusnya Gubernur Sumatera Utara yang mengetahui luas tanah yang dibutuhkan oleh PT. Jasa Marga melebihi 1satu Ha menentukan
agar PT. Jasa Marga menggunakan lembaga pengadaan tanah sekaligus menunjuk Bupati Deliserdang menjadi ketua dalam susunan panitia pengadaan tanah tersebut.
2. Analisa Materi Putusan No. 52PDT.G2004PN-LP.- Kriteria suatu perbuatan hukum adalah :
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum sipelaku,
2. Melanggar hak subjektit orang lain,
3. melanggar kaedah tatasusila,
4. bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian dan sikap hati-hati yang
seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama masyarakat atau terhadap harta benda orang lain.
94
Adanya suatu perbuatan melawan hukum tidak harus disyaratkan keempat kriteria diatas secara komulatif, tetapi cukup dengan cara dipilihnya salah satu kritria secara
alternatif. Dalam hal ini perbuatan PT. Jasa Marga yang menguasai dan mengusahai tanah seluas 3.603 M2 dengan proses yang tidak benar dikualifikasikan sebagai
94
Ediwarman, Op-cit, halaman 61.
Juanda Panjaitan : Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52PDT.G2004PN-LP, 2008.
USU Repository © 2009
perbuatan melawan hukum, karena penguasaan yang dilakukan PT. Jasa Marga tersebut bertentangan dengan asas ketelitian dan sikap hati-hati yang seharusnya
dimilikinya dalam memperoleh hak penguasaan dan pengusahaan tanah seluas 3.603 M2.
Perbuatan melawan hukum dalam hukum perdata diartikan sebagai perbuatan yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menimbulkan kerugian itu, mengganti kerugian tesebut.
95
Ganti kerugian dalam KUHPerdata disamping kerugian materil juga ada kerugian yang berberbentuk
immateril yakni berupa kehilangan keuntungan yang diharapkan. Ganti kerugian yang bersipat materilberwujud yang dapat dinilai dengan uang, karena ganti rugi dalam
bentuk uang merupakan alat yang paling praktis dan yang paling sedikit menimbulkan selisih dalam menyelesaikan suatu sengketa.
96
Setiap orang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh kelalaian dan
kekurang hati-hatinya.
97
Putusan Pengadilan Negri Lubuk Pakam tersebut mencerminkan suatu keadilan dan memberikan suatu perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah
Kelalaian yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara II dan PT Jasa Marga yang menyebabkan kerugian bagi Banua Candra, Menyebabkan
PT Perkebunan Nusantara II dan PT Jasa Marga tersebut dihukum atas kelalaiannya membayar ganti kerugian sebesar Rp. 1.207.005.000,-satu milyar dua ratus tujuh juta
lima ribu rupiah.
95
R. Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1365.
96
Mariam Darus Badrulzaman, Op.cit, halaman 30.
97
R. Subekti, Op.cit, Pasal 366.
Juanda Panjaitan : Tinjuan Yuridis Penerapan Hukum Dalam Pengadaan Tanah Berdasarkan Keppres No. 55 Tahun 1993 Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 52PDT.G2004PN-LP, 2008.
USU Repository © 2009
dengan menyatakan bahwa Banua Candra merupakan pemilik yang sah atas tanah selus 3.603 M2 dan dengan menghukum PT Jasa Marga dan PT. Perkebunan
Nusantara II membayar ganti rugi kepada Banua Chandra atas perbuatan penguasaan dan pengusahaan tanah milik Banua Chandra dengan alas hak yang tidak benar.
C. Kendala Penerapan hukum dalam Pengadaan Tanah