57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan sampling jenuh dan diperoleh 21 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2011-2014 sehingga jumlah observasi
menjadi 84. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat dibawah ini:
Tab el 4.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel
No Kode
Nama Perusahaan
1 ADRO
Adaro Energi Tbk 2
ARII Atlas Resource Tbk
3 ATPK
ATPK Resources Tbk 4
BORN Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
5 BRAU
Berau Coal Energy Tbk 6
BSSR Baramulti Suksessarana Tbk
7 BUMI
Bumi Resources Tbk 8
BYAN Bayan Resources Tbk
9 DEWA
Darma Henwa Tbk 10
DOID Delta Dunia Makmur Tbk
11 GEMS
Golden Energy Mines Tbk 12
GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
13 HRUM
Harum Energy Tbk 14
ITMG Indo Tambangraya Mega Tbk
15 KKGI
Resource Alam Indonesia Tbk 16
MYOH Samindo Resources Tbk
17 PKPK
Perdana Karya Perkasa Tbk
58
18 PTBA
Bukit Asam Tbk 19
PTRO Petrosea Tbk
20 SMMT
Golden Eagle Energy Tbk 21
TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk
4.2 Analisis Model Springate 4.2.1
Modal Kerja dibagi Total Aset
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Modal kerja yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva
lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut dan sebaliknya perusahaan dengan modal kerja positif jarang menghadapi kesulitan
keuangan. Hasil perhitungan Modal Kerja dibagi Total Aset disajikan pada tabel berikut ini:
Tab el 4.2 Modal Kerja dibagi Total Aset
Tahun 2011-2014 No
Nama Perusahaan Kode
Modal Kerja dibagi Total Aset X1
2011 2012
2013 2014
1 Adaro Energi Tbk
ADRO 0,092 0,077
0,089 0,077
2 Atlas Resource Tbk
ARII 0,105
-0,306 -0,398 -0,292 3
ATPK Resources Tbk ATPK
0,286 0,277
0,056 0,267
4 Borneo Lumbung Energi
Metal Tbk BORN
0,172 -0,421 -0,963 -1,259
5 Berau Coal Energy Tbk
BRAU -0,249 -0,364 0,025
-0,238 6
Baramulti Suksessarana Tbk BSSR
0,025 0,229
-0,213 -0,116 7
Bumi Resources Tbk BUMI
0,023 -0,046 -0,396 -0,401
8 Bayan Resources Tbk
BYAN -0,132 0,033
0,027 -0,168
59
9 Darma Henwa Tbk
DEWA 0,243 0,071
0,084 0,130
10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID
0,218 0,155
0,113 0,193
11 Golden Energy Mines Tbk
GEMS 0,608
0,375 0,210
0,245 12 Garda Tujuh Buana Tbk
GTBO 0,387
0,300 0,552
0,073 13 Harum Energy Tbk
HRUM 0,391 0,424
0,421 0,448
14 Indo Tambangraya Mega Tbk ITMG
0,387 0,357
0,267 0,157
15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI
0,496 0,227
0,194 0,162
16 Samindo Resources Tbk MYOH 0,168
-0,040 0,212 0,233
17 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK
0,104 0,156
0,222 0,103
18 Bukit Asam Tbk PTBA
0,603 0,546
0,361 0,259
19 Petrosea Tbk PTRO
-0,019 0,075 0,132
0,148 20 Golden Eagle Energy Tbk
SMMT -0,089 0,278 0,230
0,038 21 Toba Bara Sejahtera Tbk
TOBA -0,053 -0,130 -0,049 0,073
4.2.2 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin
besar nilai dari rasio ini berarti akan semakin kecil pula resiko kebangkrutan perusahaan tersebut. Hasil perhitungan Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak
dibagi Total Aset disajikan pada tabel berikut ini:
Tab el 4.3 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset
Tahun 2011-2014 No
Nama Perusahaan Kode
Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset
X2 2011
2012 2013
2014
1 Adaro Energi Tbk
ADRO 0,198 0,124
0,080 0,080
2 Atlas Resource Tbk
ARII 0,033
-0,040 -0,044
-0,082 3
ATPK Resources Tbk ATKP
-0,213 -0,110
0,011 0,046
4 Borneo Lumbung
Energi Metal Tbk BORN
0,176 -0,209
-0,386 -0,166
5 Berau Coal Energy
Tbk BRAU
0,241 0,067
0,040 0,047
60
6 Baramulti
Suksessarana Tbk BSSR
0,074 0,113
0,050 0,041
7 Bumi Resources Tbk
BUMI 0,139
-0,019 -0,012
0,127 8
Bayan Resources Tbk BYAN
0,193 0,058
-0,019 -0,139
9 Darma Henwa Tbk
DEWA -0,034 -0,115
-0,160 0,025
10 Delta Dunia Makmur Tbk
DOID 0,042
0,029 0,016
0,076 11
Golden Energy Mines Tbk
GEMS 0,134
0,065 0,060
0,064 12 Garda Tujuh Buana
Tbk GTBO
0,206 0,319
-0,056 -0,070
13 Harum Energy Tbk HRUM 0,525
0,402 0,138
0,024 14 Indo Tambangraya
Mega Tbk ITMG
0,464 0,397
0,231 0,201
15 Resource Alam Indonesia Tbk
KKGI 0,665
0,345 0,238
0,130 16 Samindo Resources
Tbk MYOH
0,190 0,128
0,136 0,185
17 Perdana Karya Perkasa Tbk
PKPK 0,053
0,008 0,042
-0,126 18 Bukit Asam Tbk
PTBA 0,360
0,308 0,211
0,184 19 Petrosea Tbk
PTRO 0,190
0,146 0,104
0,073 20 Golden Eagle Energy
Tbk SMMT
0,051 0,033
0,032 0,003
21 Toba Bara Sejahtera Tbk
TOBA 0,697
0,092 0,174
0,195
4.2.3 Penjualan dibagi Total Aset
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan. Semakin kecil nilai dari rasio ini maka akan
semakin besar potensi kebangkrutan dari suatu perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dibawah ini:
61
Tab el 4.4 Penjualan dibagi Total Aset
Tahun 2011-2014 No
Nama Perusahaan Kode
Penjualan dibagi Total Aset X3
2011 2012
2013 2014
1 Adaro Energi Tbk
ADRO 0,705 0,556 0,488 0,518 2
Atlas Resource Tbk ARII
0,355 0,325 0,363 0,113 3
ATPK Resources Tbk ATKP
1,213 1,203 0,275 0,375 4
Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
BORN 0,410 0,313 0,199 0,116
5 Berau Coal Energy Tbk
BRAU 0,828 0,713 0,712 0,553
6 Baramulti Suksessarana Tbk
BSSR 0,541 0,782 0,899 1,299
7 Bumi Resources Tbk
BUMI 0,399 0,369 0,506 0,234
8 Bayan Resources Tbk
BYAN 0,946 0,745 0,732 0,713
9 Darma Henwa Tbk
DEWA 0,698 0,762 0,607 0,659 10 Delta Dunia Makmur Tbk
DOID 0,650 0,727 0,642 0,671
11 Golden Energy Mines Tbk
GEMS 0,860 1,151 1,101 1,322
12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO
0,707 0,502 0,319 0,368 13 Harum Energy Tbk
HRUM 1,637 1,937 1,742 1,076 14 Indo Tambangraya Mega Tbk
ITMG 1,509 1,636 1,565 1,486
15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI
2,255 2,070 1,824 1,364 16 Samindo Resources Tbk
MYOH 1,787 1,388 1,352 1,489 17 Perdana Karya Perkasa Tbk
PKPK 0,858 0,743 0,560 0,252
18 Bukit Asam Tbk PTBA
0,919 0,911 0,960 0,883 19 Petrosea Tbk
PTRO 0,699 0,728 0,707 0,744
20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0,052 0,050 0,056 0,012
21 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA
2,212 1,517 1,354 1,663 4.2.4
Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban lancar dengan menggunakan laba bersih sebelum dipotong pajak, Hasil
perhitungan rasio ini dapat dilihat dibawah ini:
62
Tab el 4.5 Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar
Tahun 2011-2014 No
Nama Perusahaan Kode
Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar
X4 2011
2012 2013
2014
1 Adaro Energi Tbk
ADRO 1,287 0,794
0,542 0,420
2 Atlas Resource Tbk
ARII 0,085
-0,093 -0,092
-0,204 3
ATPK Resources Tbk ATKP
-0,352 -0,162
0,062 0,348
4 Borneo Lumbung
Energi Metal Tbk BORN
0,310 -0,340
-0,401 -0,157
5 Berau Coal Energy Tbk
BRAU 0,244
0,001 -0,071
-0,017 6
Baramulti Suksessarana Tbk
BSSR 0,126
0,274 0,100
0,089 7
Bumi Resources Tbk BUMI
0,220 -0,255
-0,158 0,084
8 Bayan Resources Tbk
BYAN 0,471
0,198 -0,128
-0,386 9
Darma Henwa Tbk DEWA -0,215
-0,428 -0,564
0,055 10 Delta Dunia Makmur
Tbk DOID
0,013 -0,086
-0,094 0,213
11 Golden Energy Mines Tbk
GEMS 0,919
0,432 0,230
0,233 12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO
3,771 0,623
-0,570 -0,976
13 Harum Energy Tbk HRUM 2,212
1,988 0,765
0,090 14 Indo Tambangraya
Mega Tbk ITMG
1,605 1,353
0,857 0,720
15 Resource Alam Indonesia Tbk
KKGI 2,444
1,434 0,898
0,542 16 Samindo Resources Tbk MYOH 0,443
0,243 0,447
0,658 17 Perdana Karya Perkasa
Tbk PKPK
0,005 -0,098
-0,038 -0,244
18 Bukit Asam Tbk PTBA
2,159 2,209
1,089 0,748
19 Petrosea Tbk PTRO
0,589 0,505
0,227 0,205
20 Golden Eagle Energy Tbk
SMMT 0,380
0,488 0,523
-0,026 21 Toba Bara Sejahtera
Tbk TOBA
1,270 0,144
0,347 0,595
63
64
Berdasarkan hasil perhitungan rasio Springate maka didapatkan nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing rasio model Springate sebagai
berikut.
Tabel 4.6 Nilai Maksimum dan Minimum Untuk Setiap Rasio Springate
Variabel Tah un
2011 2012
Minimum Maksimum
Minimum Maksimum
Modal Kerja Dibagi Total Aset
BRAU -0,249
GEMS 0,608
BORN -0,421
PTBA 0,546
Laba Sebelum Beban Bunga
Pajak Dibagi Total Aset
ATKP -0,213
KKGI 0,665
BORN -0,209
HRUM 0,402
Penjualan Dibagi Total Aset
SMMT 0,052
KKGI 2,255
SMMT 0,050
KKGI 2,070
Laba Sebelum Pajak Dibagi
Kewajiban Lancar ATKP
-0,352 GTBO
3,771 DEWA
-0,428 PTBA
2,209
Tabel 4.6 Lanjutan Nilai Maksimum dan Minimum Untuk Masing-Masing Rasio Springate
Variabel Tah un
2013 2014
Minimum Maksimum
Minimum Maksimum
Modal Kerja Dibagi Total Aset
BORN -0,963
GTBO 0,552
BORN -1,259
HRUM 0,448
Laba Sebelum Beban Bunga
Pajak Dibagi Total Aset
BORN -0,386
KKGI 0,238
BORN -0,166
ITMG 0,201
Penjualan Dibagi Total Aset
SMMT 0,056
KKGI 1,824
SMMT 0,012
MYOH 1,489
Laba Sebelum Pajak Dibagi
Kewajiban Lancar GTBO
-0,570 KKGI
0,898 GTBO
-0,976 PTBA
0,748
65
Nilai rasio modal kerja dibagi total aset terendah pada tahun 2011 adalah nilai PT. Berau Coal Energy yang bernilai -0,249. Nilai ini menandakan bahwa
kewajiban lancar perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan aktiva lancarnya sehingga menghasilkan modal kerja yang negatif. Nilai rasio tertinggi pada tahun
2011 adalah nilai rasio PT. Golden Energy Mines Tbk, dimana nilai rasio modal kerja dibagi total aset yang tinggi merupakan salah satu indikator perusahaan yang
sehat. Pada tahun 2012 nilai rasio modal kerja dibagi total aset terendah adalah nilai rasio PT. Borneo Lumbung Energi Metal Tbk, dan bukan hanya pada
tahun 2012, perusahaan tersebut juga memiliki nilai rasio terendah pada tahun 2013 dan 2014, hal ini menandakan kesehatan perusahaan tidak kunjung membaik,
dan semakin tidak sehat yang dapat dilihat dari nilai rasio perusahaan dari -0,421 pada tahun 2012 menurun menjadi -0,963 pada tahun 2013 dan -1,259 pada tahun
2014. Untuk nilai maksimum pada tahun 2012, 2013 dan 2014 semuanya dimiliki oleh perusahaan yang berbeda yaitu PT. Bukit Asam Tbk, Garda Tujuh Buana Tbk
dan PT. Harum Energy Tbk, tetapi dapat dilihat nilai maksimum rasio modal kerja dibagi total aset terus menurun dari tahun ketahun yang berarti ini dapat
menandakan kondisi kesehatan perusahaan pertambangan sub sektor batu bara terus menurun, meski perusahaan masih masuk kedalam kategori sehat.
66
Rasio laba sebelum beban bunga dan pajak terendah pada tahun 2011 adalah nilai rasio PT. ATKP Resources Tbk yang bernilai -0,213. Nilai ini
menandakan perusahaan itu sedang merugi dan jika tidak segera memperbaiki kesehatannya maka perusahaan itu akan menderita kebangkrutan. Pada tahun
2012, 2013 dan 2014 nilai rasio terendah adalah milik PT. Borneo Lumbung Energi Metal Tbk dimana hal ini menadakan bahwa perusahaan itu benar-benar
sangat tidak sehat dan kondisinya tidak kunjung membaik. Seperti nilai rasio modal kerja dibagi total aset, nilai rasio laba sebelum beban bunga dan pajak
maksimum perusahaan-perusahaan pertambangan sub sektor batu bara dari tahun ke tahun terus menurun, hal ini menandakan laba perusahaan-perusahaan di sektor
ini terus menurun dari tahun ke tahun dan dikhawatirkan akan terus berlangsung. PT.Golden Eagle Energy Tbk memiliki nilai rasio penjualan dibagi total
aset terendah dari tahun 2011 sampai 2014, hal ini menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai penjualan terendah dibandingkan perusahaan yang lain,
nilai penjualan yang rendah dapat menjadi salah satu faktor penyebab kebangkrutan perusahaan, dan hal ini kembali diperburuk dengan nilai rasio yang
terus menurun dari tahun ke tahun dimulai dari 0,052 menjadi 0,012. Nilai rasio penjualan dibagi total aset maksimum selama periode 2011 sampai dengan 2013
adalah nilai rasio PT. Resource Alam Indonesia Tbk, tetapi nilai rasionya terus menurun dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2014 PT. Samindo Resources Tbk
memiliki nilai rasio penjualan dibagi total aset tertinggi, meski nilai itu juga menurun dari nilai rasio tahun sebelumnya.
Nilai rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar terendah pada
67
tahun 2011 adalah nilai PT.ATKP yang bernilai -0,352. Pada tahun 2012 PT. Darma Henwa Tbk memilki nilai rasio terendah yaitu -0,428. PT. Garda Tujuh
Buana Tbk mendapat nilai rasio terendah pada tahun 2013 dan 2014. Nilai rasio tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Garda Tujuh Buana Tbk, pada tahun 2012 PT.
Bukit Asam Tbk, pada tahun 2013 PT. Resource Alam Indonesia Tbk dan pada tahun 2014 PT. Bukit Asam Tbk. Nilai rasio terus menurun dari tahun ke tahun
dimana hal ini menandakan bahwa laba perusahaan-perusahaan terus menurun dari tahun ke tahun dan pada jangka panjang hal ini tentu sangat tidak baik.
Dari nilai-nilai rasio Springate yang didapatkan dapat dilihat bahwa nilai rasio setiap perusahaan terus menurun dari tahun ke tahun, hal ini menandakan
bahwa kesehatan perusahaan-perusahaan pertambangan sub sektor batu bara tidak baik dan dikhawatirkan jika ini terus berlangsung maka banyak perusahaan di sub
sektor ini yang akan menderita kerugian
68
4.3 Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu
Bara dengan Menggunakan Model Springate
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011
sampai dengan 2014 sebanyak 21 perusahaan. Perusahaan yang menjadi populasi seluruhnya diambil menjadi sampel yaitu sebanyak 21 perusahaan dengan total
observasi sebanyak 84. Sampel akan terlebih dahulu dihitung potensi kebangkrutannya dengan menggunakan model Springate, yang memiliki rumus
sebagai berikut:
Z = 1,03X
1
+ 3,07X
2
+ 0,4X
3
+ 0,66X
4
Keterangan : X
1
: Modal kerja total aset working capital total asset
X
2
: Laba sebelum beban bunga dan pajak total aset earning before interest
and tax total asset X
3
: Penjualan total aset sales total asset
X
4
: Laba sebelum pajak kewajiban lancar net profit before tax current liabilities
Nilai Springate yang didapat dari sampel perusahaan kemudian akan dikelompokkan ke dalam kategori perusahaan yang berpotensi bangkrut dan yang
tidak. Semakin tinggi nilai Springate suatu perusahaan maka perusahaan akan semakin sehat, dan nilai kritis dari model Springate adalah 0,862 yang berarti
perusahaan dengan skor dibawah 0,862 akan berpotensi untuk bangkrut dan yang diatas 0,862 tidak berpotensi untuk bangkrut.
69
Tab el 4.7 Daftar Sampel Untuk Nilai Springate
Tahun 2011-2014 No
Nama Perusahaan Kode
Tah un Nilai
Springate Kategori
1 Adaro Energi Tbk
ADRO 2011
1,834 Tidak Bangkrut
2012 1,207
Tidak Bangkrut 2013
0,888 Tidak Bangkrut
2014 0,811
Bangkrut 2
Atlas Resource Tbk ARII
2011 0,408
Bangkrut 2012
-0,369 Bangkrut
2013 -0,461
Bangkrut 2014
-0,642 Bangkrut
3 ATPK Resources Tbk
ATPK 2011
-0,105 Bangkrut
2012 0,322
Bangkrut 2013
0,244 Bangkrut
2014 0,797
Bangkrut 4
Borneo Lumbung Energi Metal Tbk
BORN 2011
1,087 Tidak Bangkrut
2012 -1,173
Bangkrut 2013
-2,360 Bangkrut
2014 -1,864
Bangkrut 5
Berau Coal Energy Tbk BRAU 2011
0,975 Tidak Bangkrut
2012 0,116
Bangkrut 2013
0,386 Bangkrut
2014 0,111
Bangkrut 6
Baramulti Suksessarana Tbk
BSSR 2011
0,553 Bangkrut
2012 1,078
Tidak Bangkrut 2013
0,360 Bangkrut
2014 0,585
Bangkrut 7
Bumi Resources Tbk BUMI
2011 0,756
Bangkrut 2012
-0,127 Bangkrut
2013 -0,347
Bangkrut 2014
0,125 Bangkrut
70
8 Bayan Resources Tbk
BYAN 2011
1,145 Tidak Bangkrut
2012 0,640
Bangkrut 2013
0,177 Bangkrut
2014 -0,570
Bangkrut 9
Darma Henwa Tbk DEWA
2011 0,285
Bangkrut 2012
-0,257 Bangkrut
2013 -0,535
Bangkrut 2014
0,509 Bangkrut
10 Delta Dunia Makmur Tbk
DOID 2011
0,622 Bangkrut
2012 0,483
Bangkrut 2013
0,360 Bangkrut
2014 0,842
Bangkrut 11 Golden Energy Mines
Tbk GEMS
2011 1,987
Tidak Bangkrut 2012
1,330 Tidak Bangkrut
2013 0,994
Tidak Bangkrut 2014
1,131 Tidak Bangkrut
12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 2011
3,801 Tidak Bangkrut
2012 1,902
Tidak Bangkrut 2013
0,147 Bangkrut
2014 -0,637
Bangkrut 13 Harum Energy Tbk
HRUM 2011
4,129 Tidak Bangkrut
2012 3,756
Tidak Bangkrut 2013
2,059 Tidak Bangkrut
2014 1,023
Tidak Bangkrut 14 Indo Tambangraya
Mega Tbk ITMG
2011 3,485
Tidak Bangkrut 2012
3,133 Tidak Bangkrut
2013 2,176
Tidak Bangkrut 2014
1,849 Tidak Bangkrut
15 Resource Alam Indonesia Tbk
KKGI 2011
5,067 Tidak Bangkrut
2012 3,069
Tidak Bangkrut 2013
2,253 Tidak Bangkrut
2014 1,468
Tidak Bangkrut 16 Samindo Resources
Tbk MYOH
2011 1,764
Tidak Bangkrut 2012
1,068 Tidak Bangkrut
2013 1,472
Tidak Bangkrut 2014
1,838 Tidak Bangkrut
71
4.4 Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan