38
2.4 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu
penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis.
2.4.1 Pengaruh Rasio Modal Kerja Dibagi Total Aset Terhadap
Potensi Kebangkrutan Perusahaan
Rasio modal kerja dibagi total aset merupakan rasio aktivitas yang mengukur sejauh mana modal kerja yang ada dapat digunakan untuk
membiayai total asetnya. Menurut Darwis 2013, modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aset jangka pendek. Modal kerja
didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Aset lancar merupakan aset dengan tingkat likuiditas lebih tinggi daripada aset lain yang
dimiliki perusahaan. Besarnya nilai rasio modal kerja dibagi total aset ini merupakan gambaran seberapa efektif perusahaan menggunakan modal kerja
yang tersedia untuk membiayai aktivitas perusahaan dan nilai rasio ini tergantung dari nilai modal kerja dan total aset itu sendiri. Jika aset lancar
lebih kecil dari kewajiban lancar, maka nilai yang dihasilkan rasio ini akan negatif. Demikian pula sebaliknya jika aset lancar lebih besar dari kewajiban
lancar, maka nilai yang dihasilkan akan positif. Nilai rasio yang positif akan meningkatkan kepercayaan kreditor kepada perusahaan sehingga
kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman
39
dari kreditor. Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aset yang menyebabkan rasio ini ikut
mengalami penurunan. Berarti semakin kecil rasio ini maka perusahaan akan
semakin berpotensi untuk bangkrut.
Berdasarkan penjelasan diatas disusun hipotesis sebagai berikut: H
1
: Modal kerja dibagi total aset berpengaruh terhadap prediksi potensi kebangkrutan perusahaan.
2.4.2 Pengaruh Rasio Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak Dibagi
Total Aset Terhadap Potensi Kebangkrutan Perusahaan
Rasio
l
aba
s
ebelum
b
eban
b
unga dan
p
ajak dibagi
total a
set mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba dari aset yang digunakan.
Laba sebelum bunga dan pajak adalah laba operasional perusahaan sebelum dikenakan pajak dan kebijakan keuangan lainnya. Menurut Darwis 2013,
rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan earning power. Rasio ini mengukur efektifitas
perusahaan dalam menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Jika nilai rasio ini kecil maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan itu tidak
efektif dalam menghasilkan labanya. Nilai rasio yang rendah akan menurunkan minat investor untuk menanamkan dananya di perusahaan.
40
Penurunan minat investor ini akan meningkatkan potensi kebangkrutan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas disusun hipotesis sebagai berikut: H
2
: Laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset berpengaruh terhadap prediksi potensi kebangkrutan perusahaan.
2.4.3 Pengaruh Rasio Penjualan Dibagi Total Aset Terhadap Potensi