Pengaruh Rasio Penjualan Dibagi Total Aset Terhadap Potensi Pengaruh Rasio Laba Sebelum Pajak Dibagi Kewajiban Lancar

40 Penurunan minat investor ini akan meningkatkan potensi kebangkrutan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas disusun hipotesis sebagai berikut: H 2 : Laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset berpengaruh terhadap prediksi potensi kebangkrutan perusahaan.

2.4.3 Pengaruh Rasio Penjualan Dibagi Total Aset Terhadap Potensi

Kebangkrutan Perusahaan Rasio penjualan dibagi total aset merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Rasio penjualan terhadap total aset menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aset perusahaan. Semakin besar nilai dari rasio ini berarti perusahaan semakin efektif menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan yang meningkatkan laba perusahaan. Sebaliknya jika rasio ini menurun maka perusahaan tidak efektif dalam menggunakan aset perusahaan yang akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya akan menurunkan laba. Laba yang menurun akan meningkatkan potensi kebangkrutan perusahaan tersebut 41 Berdasarkan penjelasan diatas disusun hipotesis sebagai berikut: H 3 : Penjualan dibagi total aset berpengaruh terhadap prediksi potensi kebangkrutan perusahaan.

2.4.4 Pengaruh Rasio Laba Sebelum Pajak Dibagi Kewajiban Lancar

Terhadap Potensi Kebangkrutan Perusahaan Rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar dihitung dengan membagi laba sebelum pajak perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban lancarnya dengan menggunakan laba bersih sebelum dikenai pajak. Jika laba sebuah perusahaan tinggi maka kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya juga akan lebih besar, sebaliknya jika laba sebuah perusahaan kecil, kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya juga akan semakin rendah. Hal ini dapat berakibat terhadap meningkatnya potensi kebangkrutan perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas disusun hipotesis sebagai berikut: H 4 : Laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar berpengaruh terhadap prediksi potensi kebangkrutan perusahaan. 42

2.4.5 Pengaruh Rasio Modal Kerja Dibagi Total Aset, Rasio Laba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Model Altman dan Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 63 93

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

ANALISIS KEBANGKRUTAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

21 87 88

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 10

Analisa Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Laporan Keuangan dengan Model Springate dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SUB SEKTOR BATU BARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14