Uji t t-test Pengujian Hipotesis .1 Uji R² atau Koefisien Determinasi

81 4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji R² atau Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan uji koefisien determinasi. Nilai yang digunakan untuk melihat koefisien determinasi yaitu Adjusted R 2 . Adjusted R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variabel dependen. Berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.13 Adjusted R 2 Dari tabel diatas dapat dilihat hasil analisis secara regresi menunjukan R Square 1,000 menunjukan bahwa korelasi antara potensi kebangkrutan perusahaan dengan rasio model Springate mempunyai hubungan yang sangat erat. Nilai adjusted R square mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 100. Ghozali 2013:100 berpendapat bahwa makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen, sehingga pada penelitian ini model sudah tepat.

4.5.2 Uji t t-test

Uji t uji secara parsial dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 1.000 a 1.000 1.000 .00000 a. Predictors: Constant, X4, X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y 82 variabel dependen. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5 α = 0,05. Dalam uji t, suatu variabel independen memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika t-hitung t-tabel. Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dimana α = 5. Suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan jika nilai sig. tabel 0, 05 α = 5. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi dengan normal dan tidak terdapat gejala autokorelasi maupun heteroskedastisitas. Oleh karena itu data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi sederhana. Analisis regresi sederhana yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 4.14 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.309 .000 -.100 .921 X1 1.030 .000 .235 2.326 .000 X2 3.070 .000 .412 2.525 .000 X3 .400 .000 .163 1.403 .000 83 Berdasarkan hasil pengujian statisik t pada tabel 4.13 dapat dijelaskan: 1. Hubungan perbandingan rasio modal kerja dibagi total aset dengan potensi kebangkrutan perusahaan A. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menujukan bahwa perbandingan rasio modal kerja dibagi total aset secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan. B. Variabel pengaruh perbandingan rasio modal kerja dibagi total aset memiliki t hitung 2,326 dan nilai t tabel sebesar 1,66437. Hal ini menunjukan kalau t hitung t tabel yang berarti bahwa H a diterima dan H o ditolak artinya rasio modal kerja dibagi total aset secara parsial memiliki hubungan dengan potensi kebangkrutan perusahaan pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Hubungan perbandingan rasio laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset dengan potensi kebangkrutan perusahaan A. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunujukan bahwa perbandingan rasio laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset secara X4 .660 .000 .380 2.638 .000 a. Dependent Variable: Y 84 parsial memiliki hubungan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan. B. Variabel pengaruh rasio laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset memiliki t hitung 2,525 dan nilai t tabel sebesar 1,66437. Hal ini menunjukan kalau t hitung t tabel yang berarti bahwa H a diterima dan H o ditolak artinya rasio laba sebelum beban bunga dan pajak dibagi total aset secara parsial memiliki hubungan dengan potensi kebangkrutan perusahaan pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Hubungan perbandingan rasio penjualan dibagi total aset dengan potensi kebangkrutan perusahaan A. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukan bahwa perbandingan rasio penjualan dibagi total aset secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan. B. Variabel pengaruh rasio penjualan dibagi total aset memiliki t hitung sebesar 1,403 dengan nilai t tabel sebesar 1,66437. Hal ini menunjukan kalau t hitung t tabel yang berarti bahwa H a ditolak dan H o diterima artinya rasio penjualan dibagi total aset secara parsial tidak memiliki hubungan dengan potensi kebangkrutan perusahaan pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 85 4. Hubungan perbandingan rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar dengan potensi kebangkrutan perusahaan A. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukan bahwa perbandingan rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan. B. Variabel pengaruh rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancara memiliki t hitung 2,638 dan t tabel sebesar 1,66437. Hal ini menunjukan kalau t hitung t tabel yang berarti bahwa H a diterima dan H o ditolak artinya rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar secara parsial memiliki hubungan dengan potensi kebangkrutan perusahaan pertambangan sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4.5.3 Uji F F-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Model Altman dan Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 63 93

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

ANALISIS KEBANGKRUTAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

21 87 88

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 10

Analisa Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Laporan Keuangan dengan Model Springate dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SUB SEKTOR BATU BARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14