Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset Penjualan dibagi Total Aset

59 9 Darma Henwa Tbk DEWA 0,243 0,071 0,084 0,130 10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0,218 0,155 0,113 0,193 11 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0,608 0,375 0,210 0,245 12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 0,387 0,300 0,552 0,073 13 Harum Energy Tbk HRUM 0,391 0,424 0,421 0,448 14 Indo Tambangraya Mega Tbk ITMG 0,387 0,357 0,267 0,157 15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 0,496 0,227 0,194 0,162 16 Samindo Resources Tbk MYOH 0,168 -0,040 0,212 0,233 17 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0,104 0,156 0,222 0,103 18 Bukit Asam Tbk PTBA 0,603 0,546 0,361 0,259 19 Petrosea Tbk PTRO -0,019 0,075 0,132 0,148 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT -0,089 0,278 0,230 0,038 21 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA -0,053 -0,130 -0,049 0,073

4.2.2 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar nilai dari rasio ini berarti akan semakin kecil pula resiko kebangkrutan perusahaan tersebut. Hasil perhitungan Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset disajikan pada tabel berikut ini: Tab el 4.3 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset Tahun 2011-2014 No Nama Perusahaan Kode Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak dibagi Total Aset X2 2011 2012 2013 2014 1 Adaro Energi Tbk ADRO 0,198 0,124 0,080 0,080 2 Atlas Resource Tbk ARII 0,033 -0,040 -0,044 -0,082 3 ATPK Resources Tbk ATKP -0,213 -0,110 0,011 0,046 4 Borneo Lumbung Energi Metal Tbk BORN 0,176 -0,209 -0,386 -0,166 5 Berau Coal Energy Tbk BRAU 0,241 0,067 0,040 0,047 60 6 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 0,074 0,113 0,050 0,041 7 Bumi Resources Tbk BUMI 0,139 -0,019 -0,012 0,127 8 Bayan Resources Tbk BYAN 0,193 0,058 -0,019 -0,139 9 Darma Henwa Tbk DEWA -0,034 -0,115 -0,160 0,025 10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0,042 0,029 0,016 0,076 11 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0,134 0,065 0,060 0,064 12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 0,206 0,319 -0,056 -0,070 13 Harum Energy Tbk HRUM 0,525 0,402 0,138 0,024 14 Indo Tambangraya Mega Tbk ITMG 0,464 0,397 0,231 0,201 15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 0,665 0,345 0,238 0,130 16 Samindo Resources Tbk MYOH 0,190 0,128 0,136 0,185 17 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0,053 0,008 0,042 -0,126 18 Bukit Asam Tbk PTBA 0,360 0,308 0,211 0,184 19 Petrosea Tbk PTRO 0,190 0,146 0,104 0,073 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0,051 0,033 0,032 0,003 21 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 0,697 0,092 0,174 0,195

4.2.3 Penjualan dibagi Total Aset

Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aset untuk menghasilkan penjualan. Semakin kecil nilai dari rasio ini maka akan semakin besar potensi kebangkrutan dari suatu perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dibawah ini: 61 Tab el 4.4 Penjualan dibagi Total Aset Tahun 2011-2014 No Nama Perusahaan Kode Penjualan dibagi Total Aset X3 2011 2012 2013 2014 1 Adaro Energi Tbk ADRO 0,705 0,556 0,488 0,518 2 Atlas Resource Tbk ARII 0,355 0,325 0,363 0,113 3 ATPK Resources Tbk ATKP 1,213 1,203 0,275 0,375 4 Borneo Lumbung Energi Metal Tbk BORN 0,410 0,313 0,199 0,116 5 Berau Coal Energy Tbk BRAU 0,828 0,713 0,712 0,553 6 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 0,541 0,782 0,899 1,299 7 Bumi Resources Tbk BUMI 0,399 0,369 0,506 0,234 8 Bayan Resources Tbk BYAN 0,946 0,745 0,732 0,713 9 Darma Henwa Tbk DEWA 0,698 0,762 0,607 0,659 10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0,650 0,727 0,642 0,671 11 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0,860 1,151 1,101 1,322 12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 0,707 0,502 0,319 0,368 13 Harum Energy Tbk HRUM 1,637 1,937 1,742 1,076 14 Indo Tambangraya Mega Tbk ITMG 1,509 1,636 1,565 1,486 15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 2,255 2,070 1,824 1,364 16 Samindo Resources Tbk MYOH 1,787 1,388 1,352 1,489 17 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0,858 0,743 0,560 0,252 18 Bukit Asam Tbk PTBA 0,919 0,911 0,960 0,883 19 Petrosea Tbk PTRO 0,699 0,728 0,707 0,744 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0,052 0,050 0,056 0,012 21 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 2,212 1,517 1,354 1,663 4.2.4 Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban lancar dengan menggunakan laba bersih sebelum dipotong pajak, Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dibawah ini: 62 Tab el 4.5 Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar Tahun 2011-2014 No Nama Perusahaan Kode Laba Sebelum Pajak dibagi Kewajiban Lancar X4 2011 2012 2013 2014 1 Adaro Energi Tbk ADRO 1,287 0,794 0,542 0,420 2 Atlas Resource Tbk ARII 0,085 -0,093 -0,092 -0,204 3 ATPK Resources Tbk ATKP -0,352 -0,162 0,062 0,348 4 Borneo Lumbung Energi Metal Tbk BORN 0,310 -0,340 -0,401 -0,157 5 Berau Coal Energy Tbk BRAU 0,244 0,001 -0,071 -0,017 6 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 0,126 0,274 0,100 0,089 7 Bumi Resources Tbk BUMI 0,220 -0,255 -0,158 0,084 8 Bayan Resources Tbk BYAN 0,471 0,198 -0,128 -0,386 9 Darma Henwa Tbk DEWA -0,215 -0,428 -0,564 0,055 10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0,013 -0,086 -0,094 0,213 11 Golden Energy Mines Tbk GEMS 0,919 0,432 0,230 0,233 12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 3,771 0,623 -0,570 -0,976 13 Harum Energy Tbk HRUM 2,212 1,988 0,765 0,090 14 Indo Tambangraya Mega Tbk ITMG 1,605 1,353 0,857 0,720 15 Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 2,444 1,434 0,898 0,542 16 Samindo Resources Tbk MYOH 0,443 0,243 0,447 0,658 17 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0,005 -0,098 -0,038 -0,244 18 Bukit Asam Tbk PTBA 2,159 2,209 1,089 0,748 19 Petrosea Tbk PTRO 0,589 0,505 0,227 0,205 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0,380 0,488 0,523 -0,026 21 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 1,270 0,144 0,347 0,595 63 64 Berdasarkan hasil perhitungan rasio Springate maka didapatkan nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing rasio model Springate sebagai berikut. Tabel 4.6 Nilai Maksimum dan Minimum Untuk Setiap Rasio Springate Variabel Tah un 2011 2012 Minimum Maksimum Minimum Maksimum Modal Kerja Dibagi Total Aset BRAU -0,249 GEMS 0,608 BORN -0,421 PTBA 0,546 Laba Sebelum Beban Bunga Pajak Dibagi Total Aset ATKP -0,213 KKGI 0,665 BORN -0,209 HRUM 0,402 Penjualan Dibagi Total Aset SMMT 0,052 KKGI 2,255 SMMT 0,050 KKGI 2,070 Laba Sebelum Pajak Dibagi Kewajiban Lancar ATKP -0,352 GTBO 3,771 DEWA -0,428 PTBA 2,209 Tabel 4.6 Lanjutan Nilai Maksimum dan Minimum Untuk Masing-Masing Rasio Springate Variabel Tah un 2013 2014 Minimum Maksimum Minimum Maksimum Modal Kerja Dibagi Total Aset BORN -0,963 GTBO 0,552 BORN -1,259 HRUM 0,448 Laba Sebelum Beban Bunga Pajak Dibagi Total Aset BORN -0,386 KKGI 0,238 BORN -0,166 ITMG 0,201 Penjualan Dibagi Total Aset SMMT 0,056 KKGI 1,824 SMMT 0,012 MYOH 1,489 Laba Sebelum Pajak Dibagi Kewajiban Lancar GTBO -0,570 KKGI 0,898 GTBO -0,976 PTBA 0,748 65 Nilai rasio modal kerja dibagi total aset terendah pada tahun 2011 adalah nilai PT. Berau Coal Energy yang bernilai -0,249. Nilai ini menandakan bahwa kewajiban lancar perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan aktiva lancarnya sehingga menghasilkan modal kerja yang negatif. Nilai rasio tertinggi pada tahun 2011 adalah nilai rasio PT. Golden Energy Mines Tbk, dimana nilai rasio modal kerja dibagi total aset yang tinggi merupakan salah satu indikator perusahaan yang sehat. Pada tahun 2012 nilai rasio modal kerja dibagi total aset terendah adalah nilai rasio PT. Borneo Lumbung Energi Metal Tbk, dan bukan hanya pada tahun 2012, perusahaan tersebut juga memiliki nilai rasio terendah pada tahun 2013 dan 2014, hal ini menandakan kesehatan perusahaan tidak kunjung membaik, dan semakin tidak sehat yang dapat dilihat dari nilai rasio perusahaan dari -0,421 pada tahun 2012 menurun menjadi -0,963 pada tahun 2013 dan -1,259 pada tahun 2014. Untuk nilai maksimum pada tahun 2012, 2013 dan 2014 semuanya dimiliki oleh perusahaan yang berbeda yaitu PT. Bukit Asam Tbk, Garda Tujuh Buana Tbk dan PT. Harum Energy Tbk, tetapi dapat dilihat nilai maksimum rasio modal kerja dibagi total aset terus menurun dari tahun ketahun yang berarti ini dapat menandakan kondisi kesehatan perusahaan pertambangan sub sektor batu bara terus menurun, meski perusahaan masih masuk kedalam kategori sehat. 66 Rasio laba sebelum beban bunga dan pajak terendah pada tahun 2011 adalah nilai rasio PT. ATKP Resources Tbk yang bernilai -0,213. Nilai ini menandakan perusahaan itu sedang merugi dan jika tidak segera memperbaiki kesehatannya maka perusahaan itu akan menderita kebangkrutan. Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 nilai rasio terendah adalah milik PT. Borneo Lumbung Energi Metal Tbk dimana hal ini menadakan bahwa perusahaan itu benar-benar sangat tidak sehat dan kondisinya tidak kunjung membaik. Seperti nilai rasio modal kerja dibagi total aset, nilai rasio laba sebelum beban bunga dan pajak maksimum perusahaan-perusahaan pertambangan sub sektor batu bara dari tahun ke tahun terus menurun, hal ini menandakan laba perusahaan-perusahaan di sektor ini terus menurun dari tahun ke tahun dan dikhawatirkan akan terus berlangsung. PT.Golden Eagle Energy Tbk memiliki nilai rasio penjualan dibagi total aset terendah dari tahun 2011 sampai 2014, hal ini menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai penjualan terendah dibandingkan perusahaan yang lain, nilai penjualan yang rendah dapat menjadi salah satu faktor penyebab kebangkrutan perusahaan, dan hal ini kembali diperburuk dengan nilai rasio yang terus menurun dari tahun ke tahun dimulai dari 0,052 menjadi 0,012. Nilai rasio penjualan dibagi total aset maksimum selama periode 2011 sampai dengan 2013 adalah nilai rasio PT. Resource Alam Indonesia Tbk, tetapi nilai rasionya terus menurun dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2014 PT. Samindo Resources Tbk memiliki nilai rasio penjualan dibagi total aset tertinggi, meski nilai itu juga menurun dari nilai rasio tahun sebelumnya. Nilai rasio laba sebelum pajak dibagi kewajiban lancar terendah pada 67 tahun 2011 adalah nilai PT.ATKP yang bernilai -0,352. Pada tahun 2012 PT. Darma Henwa Tbk memilki nilai rasio terendah yaitu -0,428. PT. Garda Tujuh Buana Tbk mendapat nilai rasio terendah pada tahun 2013 dan 2014. Nilai rasio tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Garda Tujuh Buana Tbk, pada tahun 2012 PT. Bukit Asam Tbk, pada tahun 2013 PT. Resource Alam Indonesia Tbk dan pada tahun 2014 PT. Bukit Asam Tbk. Nilai rasio terus menurun dari tahun ke tahun dimana hal ini menandakan bahwa laba perusahaan-perusahaan terus menurun dari tahun ke tahun dan pada jangka panjang hal ini tentu sangat tidak baik. Dari nilai-nilai rasio Springate yang didapatkan dapat dilihat bahwa nilai rasio setiap perusahaan terus menurun dari tahun ke tahun, hal ini menandakan bahwa kesehatan perusahaan-perusahaan pertambangan sub sektor batu bara tidak baik dan dikhawatirkan jika ini terus berlangsung maka banyak perusahaan di sub sektor ini yang akan menderita kerugian 68

4.3 Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Model Altman dan Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 63 93

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

ANALISIS KEBANGKRUTAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

21 87 88

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 10

Analisa Rasio Keuangan dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Industri Sub Sektor Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan - Analisis Laporan Keuangan dengan Model Springate dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SUB SEKTOR BATU BARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaaan dengan Membandingkan Model Altman Z-Score dan Model Springate pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14