27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman Uji
Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan pada penelitian adalah temu putih jenis Curcuma zedoaria Christm. Roscoe dari suku
zingebericiae dan mahkota dewa jenis Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl. dari
suku Thymelaeaceae. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 1 dan
lampiran 2.
4.2 Pembuatan Ekstrak
Hasil ekstraksi masing-masing sampel diperoleh ekstrak kental sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rendemen Ekstrak
Ekstrak Bobot Ekstrak g
Bobot Simplisia g Rendemen
Temu Putih 467.21
1300 35.93
Mahkota Dewa 298.76
1000 29.88
Serbuk rimpang temu putih sebanyak 1300 g dan serbuk buah mahkota dewa sebanyak 1000 g masing-masing dimaserasi menggunakan etanol 96
hingga serbuk terendam sempurna. Proses maserasi dipilih sebagai metode ekstraksi untuk menghindari rusaknya beberapa komponen senyawa yang
terkandung di dalamnya. Penggunaan etanol sebagai pelarut dikarenakan etanol merupakan pelarut polar yang memiliki toksisitas lebih rendah bila dibandingkan
pelarut organik lainnya. Etanol mampu menyari senyawa non polar sampai dengan senyawa polar, sehingga diharapkan mampu menyari metabolit sekunder
seperti alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid dan saponin yang terkandung di dalam rimpang temu putih dan buah mahkota dewa Saifudin et al., 2011.
Proses maserasi dilakukan selama 1x24 jam dengan beberapa kali pengadukan. Pengadukan ini bertujuan untuk mempercepat kontak antara sampel
dengan pelarut. Larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring, hingga diperoleh filtrat yang bening. Filtrat hasil penyaringan dipekatkan dengan
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menggunakan vakum rotari evaporator pada suhu 50
o
C. Tujuannya adalah untuk memekatkan ekstrak dan memisahkan antara pelarut dengan senyawa aktif dalam
rimpang temu putih dan buah mahkota dewa. Hasil ekstraksi diperoleh ekstrak etanol rimpang temu putih berwarna coklat kehitaman dan ekstrak etanol daging
buah mahkota dewa berwarna kecoklatan. Ekstrak pekat yang didapat dari rimpang temu putih sebanyak 467,21 g dari
1300 g simplisia kering 35,93 dan ekstrak daging buah mahkota dewa sebanyak 298,76 g dari 1000 g simplisia kering 29,88. Sebagaimana standar
yang ditetapkan dalam Farmakope Herbal Indonesia yakni rendemen ekstrak daging buah mahkota dewa tidak kurang dari 29,3. Ekstrak rimpang temu putih
dan buah mahkota dewa ini kemudian di tempatkan dalam sebuah botol kaca dan di masukkan ke dalam wadah dus untuk persiapan proses iradiasi. Masing-masing
ekstrak diiradiasi pada dosis 10 kGy dengan laju dosis 7 kGyjam selama 80 menit dan disiapkan pula ekstrak yang tidak diiradiasi sebagai kontrol untuk mengetahui
efektivitas antibakteri ekstrak hasil iradiasi. Tujuan dari iradiasi adalah untuk mengurangi jumlah cemaran mikroba sehingga dapat mempertahankan kualitas
ekstrak.
4.3 Standardisasi Ekstrak