18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.8.4 Legalitas Iradiasi
Bukti keamanan pangan iradiasi merupakan syarat utama bagi diterimanya proses ini secara legal oleh pemerintah di suatu negara. Dengan adanya
rekomendasi dari JECFI 1980 yang menyatakan bahwa semua makanan yang diiradiasi sampai dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi manusia, maka
kepercayaan dunia akan teknologi ini semakin nyata. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah negara yang memberikan izin secara legal serta
meningkatnya jumlah macam bahan makanan yang diperbolehkan untuk diiradiasi. Kalau sampai tahun 1980 baru 22 negara yang memberikan izin, maka
tahun 1988 sudah menjadi 33 negara dan tahun 1991 telah meningkat lagi menjadi 36 negara, termasuk Indonesia FAOWHOIAEA, 1991 dikutip dari Dwiloka,
2002. The Joint Expert Committee on Wholesomeness of Irradiation Foods
JECWIF yang mewakili WHO, IAEA dan FAO mendukung sepenuhnya penyusunan peraturan makan iradiasi yang berlaku di seluruh dunia yaitu CODEX
General Standard for Irradiated FoodsCODEX Alimentarius 1984-Rev.-2003 Anonim, 2003.
Di Indonesia, izin penggunaan radiasi untuk pengawetan makanan telah dikeluarkan sejak Desember 1987. Izin tersebut dikeluarkan dalam bentuk
Peraturan Menteri Kesehatan No.826MENKESPERXII1987, tertanggal 29 Desember 1987. Hal-hal pokok yang diatur dalam peraturan tersebut antara lain
pengawasan iradiasi makanan dan peredaran bahan makanan iradiasi Dwiloka, 2002.
2.8.5 Iradiator Karet Alam IRKA
Iradiator Karet Alam IRKA merupakan salah satu fasilitas iradiasi gamma di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta. Iradiator Karet Alam IRKA merupakan iradiator Gamma kategori IV yang dirancang untuk kapasitas
400.000 Ci, namun tahap permulaan aktivitas sumber Co-60 yang dipasang sebesar 215.530 Ci 8 april 1983 dan direncanakan hanya diisi sumber Co-60
dengan aktivitas maksimum 300.000 Ci. Tipe iradiator adalah tipe penyimpanan
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
basah dalam kolam air yang terbuat dari bahan stainless steel SUS-304 dengan ukuran panjang 5m, lebar 2m, dan dalam 7m. Air untuk kolam diolah pada Unit
Pemprosesan Air UPA yang menggunakan sistem deonizer yang mampu menghasilkan air demineral 1 m
3
jam. Di dasar kolam terdapat sebuah wadah penyimpanan sumber iradiasi Source Storage yang mampu menampung sampai
dengan aktivitas 400,000 Ci, dibuat dari bahan timah hitam yang dibungkus dengan stainless steel SUS-304. Iradiator ini dilengkapi dengan sistem lifter yang
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan sumber radiasi. Dengan besarnya aktivitas yang dimiliki dan modifikasi pada ruang iradiasi, memungkinkan
pemanfaatan IRKA untuk iradiasi selain karet alam, yaitu untuk pengawetan dan sterilisasi produk industri.
Sumber iradiasi yang digunakan adalah Co-60 memancarkan foton dengan energi sekitar 1,17 dan 1,33 Mev dan memiliki waktu paruh 5,2708 tahun.
Penurunan aktivitas terjadi terus menerus akibat peluruhan radioaktif, maka perlu dilakukan penambahan, pemindahan, dan redistrbusi sumber radiasi Tjahyono et
al., 2012 dan Handayani et al., 2012.
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai Mei-Desemeber 2012. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Gedung Produk Makanan dan Kesehatan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi PATIR Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN
Pasar Jum’at Jakarta Selatan dan Laborotorium Pharmacy Medicinal Chemistry PMC FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.2 Alat Penelitian
Alat yang digunakan meliputi Iradiator Karet Alam IRKA, inkubator Haereus, laminar air flow Envair, vakum rotari evaporator Hahnvapor, oven
listrik Hareus, mikroskop elektrik Nikon Labophot dan Nikon HF X-DX, timbangan analitik Sartorius, hot plate Quebec, erlenmeyer 50 mL, 250 mL
dan 500 mL, cawan petri diameter 9 mm dan 15 mm, cawan porselin, tabung reaksi 10 mL dan 20 mL, botol kaca, batang pengaduk, silinder stainless steel
6,0 mm, spatel logam, jarum ose, pinset, mikropipet eppendorf socorex, pipet volume 1 mL, 2 mL, 5 mL dan 25 mL, lampu spiritus dan alumunium foil.
3.3 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada proses ekstraksi rimpang temu putih dan buah mahkota dewa meliputi asam alkohol, amonia encer, kloroform, pereaksi mayer,
pereaksi Draggendroff, etil asetat, besi III klorida, asam sulfat pekat, aquadestilata, etanol 96, minyak zaitun, kristal violet, larutan lugol dan safranin.
Bahan yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri meliputi bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aereus, NA Nutrient Agar, TSA Triyptic Soy
Agar, TSB Tryptic Soy Broth, antibiotik kanamisin dan etanol 10.