11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5 Antibakteri
2.5.1 Definisi
Antibakteri didefinisikan sebagai obat-obatan yang aktif terhadap pertumbuhan bakteri yang terdiri dari dua jenis: yang diproduksi oleh
mikroorganisme digolongkan sebagai antibiotik dan obat-obatan sintetis. Bentuk antibiotik kelompok terbesar dan ini dapat didefinisikan sebagai zat yang
diproduksi oleh mikroorganisme, menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2009.
2.5.2 Mekanisme Kerja Antibakteri
Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1 gangguan pada senyawa
penyusun dinding sel, 2 peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, 3 menginaktivasi enzim dan
4 destruksi atau kerusakan fungsi material genetik. Kemampuan senyawa antibakteri untuk menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri dalam sistem pangan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya temperatur, pH keasaman, ketersediaan oksigen dan interaksisinergi antara beberapa faktor tersebut.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi dalam lima kelompok:
1. Antibakteri yang menghambat metabolisme sel bakteri Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Bakteri membutuhkan asam folat untuk
kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, bakteri patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino
benzoat PABA untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamid atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam
folat, maka terbentuk analog asam folat yang fungsional. Akibatnya, kelangsungan bakteri akan terganggu. Berdasarkan sifat kompetisi, efek
sulfonamid dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA.
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin,
basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida glikopeptida.
Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel; diikuti berturut-turut oleh basitrasin, vankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan
sefalosporin, yang menghambat reaksi terakhir transpeptidasi dalam rangkaian reaksi tersebut.
3. Antibakteri yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimiksin, golongan
polien serta antibakteri kemoterapeutik, seperti antiseptik tegangan permukaan. Polimiksin sebagai senyawa ammonium kuarterner dapat merusak membran sel
setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel bakteri. Polimiksin tidak efektif terhadap bakteri gram-positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah.
Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan surface active agent, dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel bakteri. Kerusakan membran sel
menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.
4. Antibakteri yang menghambat sintesis protein sel bakteri Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan aminoglikosida,
makrolid, linkomisin, tertasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di
ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S
dan 50S. Agar dapat berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S.
5. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan
golongan kuinolon lainnya. Walaupun bersifat antibakteri, karena sifat toksisitasnya, antibakteri ini umumnya hanya digunakan sebagai obat antikanker,
namun beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai antivirus.
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Metode Pengujian Antibakteri